Mesin Unreal di Balik Serial TV Game of Thrones dan The Mandalorian
-Pandemi Covid-19 turut memukul industri film. Selain bioskop yang tutup, proses shooting juga jadi terkendala karena keharusan menaati social distancing dan protokol kesehatan.
Untuk menghemat waktu dan ongkos produksi, General Manager Southeast Asia & India Epic Games Quentin Staes-Polet mengatakan "shooting virtual" dengan memanfaatkan animasi komputer bisa menjadi alternatif.
Baca juga: Tampilan Grafis Unreal Engine 5 Dipamerkan Pakai PlayStation 5
Dia mencontohkan mesin (engine)Unreal buatan Epic sendiri, yang bukan hanya dipakai untuk membuat video game saja, melainkan juga animasi di serial TV populer Game of Thrones dan The Mandalorian.
"Dengan Unreal Engine, pembuat film bisa membangun lingkungan digital yang dapat meniru gambar (frame) render akhir," tutur Quentin dalam keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Minggu (20/12/2020).
Selain menghemat ongkos, menurut Quentin, produksi virtual dengan Unreal Engine juga bisa meningkatkan efisiensi dan mempersingkat waktu.
Sebab, mesin game tersebut memungkinkan tim produksi menerapkan perubahan terhadap suatu lingkungan virtual atau scene dalam film secara real-time.
Beberapa perubahan tersebut mencakup penyesuaian scene, pengambilan gambar, pengaturan kondisi lingkungan, pencahayaan, dan lain sebagainya.
"Proses semacam ini membuat kru dapat melakukan penyesuaian selama pengambilan gambar, sehingga tak perlu melakukan kompromi dalam proses editing terakhir setelah pengambilan gambar selesai," jelas Quentin.
Dipakai untuk naga
Selain real-time, penggunaan Unreal Engine juga diklaim mampu membuat lingkungan buatan terasa lebih nyata dan serupa dengan obyek asli yang ingin diproyeksikan.
Berkat hal tersebut, tak aneh bahwa mesin game (game engine) ini telah dipakai oleh beberapa serial TV populer, seperti Game of Thrones besutan HBO, atau The Mandalorian keluaran Disney+.
Di Game of Thrones, Unreal Engine dipakai di beberapa scene untuk menampilkan animasi naga yang bisa menyemburkan api.
Sedangkan di The Mandalorian, game engine ini dipakai untuk memanipulasi lingkungan dalam beberapa scene, sehingga kesan luar angkasa ikonik dari franchise Star Wars masih terasa.
Baca juga: Epic Games Bagi-bagi Game Gratis Selama 15 Hari, Ini Daftarnya
Quentin berharap produksi virtual akan semakin berkembang di kemudian hari dan semakin dilirik oleh para pembuat film untuk meningkatkan efisiensi, terutama di masa pandemi.
"Pada saat industri bergulat dengan dampak pandemi global, produksi virtual mungkin merupakan evolusi yang alami bagi industri hiburan," pungkas Quentin.
Terkini Lainnya
- Unboxing Samsung Galaxy Watch Ultra, Arloji Pintar yang Canggih, Elegan, dan Sporty
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Smartwatch Redmi Watch 5 Meluncur, Lebih Besar dan Lebih Terang
- Asus Rilis Laptop Copilot+ PC Paling Portabel di CES 2025
- Nintendo Bikin Konsol Game Boy dari Mainan Lego, Bisa Dirakit Sendiri
- Cara Hapus Akun Instagram Permanen dan Sementara
- Juliana Cen Diangkat Jadi Managing Director HP Indonesia
- Bukalapak Pastikan PHK Karyawan, Imbas Tutup Lapak Produk Fisik
- Meutya Hafid Lantik Jajaran Pejabat Komdigi, Ada Fifi Aleyda Yahya dan Raline Shah
- Apa Itu Koin Jagat? Challenge Berburu Koin dari Aplikasi Jagat yang Ramai Dilarang
- 5.448 iPhone 16 Legal Masuk Indonesia Sebulan setelah Peluncuran
- Daftar Emoji Favorit Gen Z yang Bikin Chat Lebih Ekspresif
- WiFi Vs Data Seluler: Mana yang Lebih Boros Baterai?
- 3 Link untuk Pantau Kebakaran Los Angeles "Real Time", Begini Caranya
- iPhone 16 Masih Ilegal, Samsung Galaxy S25 Ultra Siap "Ngonser" Februari
- Ini Daftar Harga Charger iPhone 12 di Indonesia Jika Dibeli Terpisah
- Brainly Tembus 350 Juta Pengguna, Bantu Kerjakan "PR" Pelajar Selama Pandemi
- Epic Games Bagi-bagi Game Gratis Selama 15 Hari, Ini Daftarnya
- Belanja Online di Instagram Kini Bisa Chatting dengan Penjual lewat WhatsApp
- Sony Tarik Cyberpunk 2077 dari PlayStation Store dan Tawarkan Refund