Deadline Baru Penyerahan TikTok ke Perusahaan AS
- Pemerintahan Trump kembali mendesak ByteDance untuk segera merampungkan urusan jual-beli operasional bisnisnya di Amerika Serikat (AS) ke perusahaan lokal.
Berdasarkan keputusan pengadilan AS, Trump kini menambah tenggat waktu tujuh hari sampai 4 Desember kepada ByteDance, untuk merampungkan proses yang dibutuhkan untuk memindahalihkan operasional bisnisnya ke Oracle.
Seorang perwakilan Departemen Keuangan AS mengatakan bahwa perpanjangan ini diberikan untuk meninjau ulang dan merevisi pengajuan proposal yang baru-baru ini diterima dari ByteDance.
Baca juga: Apakah Blokir Huawei Bakal Dicabut Setelah Trump Lengser?
Pada November ini, ByteDance diketahui telah menyerahkan lima prosposal terkait kesepakatan dengan Oracle dan Walmart untuk mengalihkan bisnis TikTok di AS, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari Reuters, Kamis (26/11/2020).
Meski demikian, belum bisa dipastikan secara detail berapa nilai akuisisi TikTok oleh Oracle dan Walmart nantinya.
Trump mulanya memberi waktu kepada ByteDance (induk TikTok) hingga 12 November 2020 untuk menyerahkan bisnis TikTok kepada perusahaan AS. Namun, mendekati deadline, finalisasi pembelian bisnis TikTok di AS masih menggantung.
Pada September lalu, Trump juga sempat mengatakan bahwa persetujuan dengan kedua perusahaan AS tersebut bakal mengatasi kekhawatiran atas keamanan nasional, terkait tudingan kegiatan mata-mata oleh TikTok.
Sebagai informasi, pemerintah Trump memang bersikeras untuk memblokir TikTok dari toko aplikasi Google dan Apple sejak Agustus lalu.
Baca juga: Bukan Artis, Ini Dia Seleb TikTok Pertama dengan 100 Juta Follower
Hubungan antara AS dan China yang semakin memanas memang turut berdampak pada industri teknologi. Pada Mei 2019, Departemen Perdagangan Amerika Serikat juga telah memasukkan nama Huawei ke daftar hitam "Entity List".
Huawei pun tidak diperkenankan untuk membeli segala macam komponen dari perusahaan Amerika Serikat, dan tidak bisa memakai aplikasi serta layanan Google di ponselnya.
Atas dasar inilah, Pemerintah AS sering kali membuat langkah yang diupayakan untuk menjegal langkah perusahaan-perusahaan China di Amerika Serikat.
Terkini Lainnya
- Nintendo Bikin Konsol Game Boy dari Mainan Lego, Bisa Dirakit Sendiri
- Cara Hapus Akun Instagram Permanen dan Sementara
- Juliana Cen Diangkat Jadi Managing Director HP Indonesia
- Bukalapak Pastikan PHK Karyawan, Imbas Tutup Lapak Produk Fisik
- Meutya Hafid Lantik Jajaran Pejabat Komdigi, Ada Fifi Aleyda Yahya dan Raline Shah
- Apa Itu Koin Jagat? Challenge Berburu Koin dari Aplikasi Jagat yang Ramai Dilarang
- 5.448 iPhone 16 Legal Masuk Indonesia Sebulan setelah Peluncuran
- Daftar Emoji Favorit Gen Z yang Bikin Chat Lebih Ekspresif
- WiFi Vs Data Seluler: Mana yang Lebih Boros Baterai?
- 3 Link untuk Pantau Kebakaran Los Angeles "Real Time", Begini Caranya
- iPhone 16 Masih Ilegal, Samsung Galaxy S25 Ultra Siap "Ngonser" Februari
- Daftar Lengkap HP Samsung yang Dapat Update Software 2025
- Pasar PC Global Naik, Berkah Windows 10 Pensiun
- Payung Tenaga Surya Ini Bisa Jadi Powerbank untuk Ngecas HP
- Elon Musk: Data untuk Latih AI Hampir Habis
- Poco M3 Segera Dijual di Indonesia, Ini Spesifikasinya
- Sony Janji Tambah Stok PS5 Sebelum Akhir Tahun
- Oppo A15 Resmi Masuk Indonesia, Harga Rp 2 Juta
- Hangouts Tidak Bisa Dipakai Video Call Beramai-ramai Lagi
- Aplikasi Zoom Gratis Tidak Dibatasi 40 Menit Hari Ini