cpu-data.info

Facebook Kritik Film Dokumenter "The Social Dilemma" di Netflix

Gambar yang diambil pada 20 November 2017 ini menunjukkan logo Facebook, layanan media sosial yang berbasis di Amerika Serikat.
Lihat Foto

- Sejak dirilis pada awal September lalu, film dokumenter Netflix "The Social Dilemma" telah menarik banyak perhatian publik. Film ini bahkan telah masuk ke dalam kategori 10 film yang paling diminati di Netflix.

Secara garis besar, The Social Dilemma berisi pandangan dari para mantan pegawai dan eksekutif perusahaan raksasa teknologi dan media sosial terkait bagaimana sebuah media sosial bekerja dan mendulang pengguna.

Adapun mereka yang buka suara di film ini di antaranya pernah bekerja di Facebook, Google, YouTube, Twitter, Instagram, hingga Pinterest.

Film dokumenter ini memberi gambaran betapa "menyeramkannya" media sosial yang sudah melekat dengan kehidupan manusia.

Baca juga: Film Dokumenter The Social Dilemma di Netflix Gambarkan Seramnya Media Sosial

Secara tidak langsung, The Social Dilemma juga turut mempengaruhi persepsi penonton terhadap media sosial.

Sebagai salah satu perusahaan yang mendapat sorotan, Facebook pun akhirnya buka suara.

Pihak Facebook mengatakan bahwa film dokumenter The Social Dilemma memberikan gambaran yang sangat berbeda dengan realita.

Bahkan, Facebook mengatakan bahwa film tersebut hanya menjadikan media sosial sebagai "kambing hitam" untuk masalah sosial yang kompleks.

"Pembuat film tidak menyertakan pandangan dari mereka yang saat masih bekerja di perusahaan (media sosial), atau penjelasan pakar yang memiliki pandangan berbeda," tulis Facebook dalam keterangan resminya. 

Facebook juga mengatakan, film tersebut tidak memperlihatkan upaya-upaya yang telah dilakukan perusahaan untuk mengatasi berbagai masalah.

Baca juga: Facebook Peringatkan Pengguna Saat Akan Share Berita Lawas

"Sebaliknya, mereka (pembuat film) hanya mengandalkan komentar-komentar dari mereka (mantan pegawai) yang tidak berada di perusahaan selama bertahun-tahun," kata Facebook.

Dalam pernyataan resminya, Facebook menjabarkan sejumlah poin yang dianggap tidak tepat dalam film The Social Dilemma.

Dalam film dokumenter tersebut, perusahaan media sosial seperti Facebook dikatakan dengan sengaja merancang agar pengguna bisa kecanduan bermain medsos. Hal itu pun dibantah Facebook.

"Sebaliknya, kami ingin memastikan bahwa kami menawarkan sebuah nilai kepada masyarakat, dan tidak hanya mendorong penggunaan," kata Facebook.

Dalam pembelaannya, Facebook menyebut telah mengimplementasikan perubahan sistem pada 2018 lalu, yang memberikan dampak pada berkurangnya waktu penggunaan Facebook hingga 50 juta jam per hari.

Baca juga: Mantan Pegawai Tuding Facebook Mengambil Untung dari Kebencian

Lebih lanjut, Facebook juga membantah isu terkait penerapan algoritma yang diklaim dapat menyajikan informasi terkait berita politik tertentu, sehingga dapat mempengaruhi pola pikir penggunanya.

Perusahaan juga menolak jika mereka dikatakan sebagai platform yang mendulang keuntungan dari berita hoaks yang tersebar.

"Facebook satu-satunya perusahaan yang bermitra dengan lebih dari 70 pemeriksa fakta. Misinformasi yang berpotensi menimbulkan kekerasan, cedera fisik, dan penindasan dihapus langsung, termasuk misinformasi tentang Covid-19," lanjut Facebook.

Dihimpun KompasTekno dari CNBC, Minggu (4/10/2020), saat ini pada kuartal dua (Q2) 2020, ada lebih dari 1,79 miliar orang rutin menggunakan Facebook setiap harinya, dan 2,7 miliar orang setiap bulannya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat