cpu-data.info

5 Tips Hindari Penipuan Modus Pencurian OTP

Ilustrasi hacker.
Lihat Foto

- Penipuan menggunakan modus pencurian One-Time Password (OTP) semakin banyak terjadi.

Kode OTP biasa digunakan untuk memverifikasi saat akan log-in ke sebuah akun. Jika telah memiliki kode ini, siapa pun berpeluang untuk masuk ke akun yang dituju.

Untuk meyakinkan korban, biasanya penipu akan menyebutkan nama korban dengan dalih ingin mengonfirmasi. Berikut beberapa tips yang perlu diperhatikan agar Anda tidak mengalami kejahatan digital ini.

Baca juga: Alasan Orang Indonesia Sering Jadi Korban Penipuan lewat Modus OTP

Menurut Sigit Kurniawan Kepala Sub Direktorat Identifikasi Kerentanan dan Penilaian Risiko Infrastruktur Informasi Kritikal Nasional III, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) ada beberapa tips yang perlu dilakukan untuk menghindarinya.

1. Jangan bagikan OTP kepada siapa pun

Pertama, pengguna smartphone diminta untuk mengerti apa itu kode OTP dan  tidak membagikannya kepada orang lain, siapa pun orangnya, baik yang dikenal maupun tidak dikenal. 

pengguan smartphone juga diharapkan untuk tidak mudah percaya atas permintaan data yang mengatasnamakan bank atau penyedia layanan.

Apabila pengguna mendapatkan e-mail yang mengatasnamakan perusahaan, pastikan alamat e-mail tidak menggunakan kode-kode aneh, dan alamat e-mail yang mencurigakan. Periksa alamat e-mail resmi melalui internet.

Baca juga: 3 Saran Gojek untuk Menghindari Penipuan

Kemudian tetap mengingat bahwa perusahaan apa pun tidak akan meminta kode OTP kepada para penggunanya, karena perusahaan sudah memiliki akses data rahasia pengguna.

2. Bijak bermedia sosial.

Pengguna smartphone kudu bijak dan berhati-hati dalam membagikan data pribadi di media sosial. Bahkan, Sigit menyarankan untuk tidak membagikan data pribadi Anda.

Apalagi, jangan sampai Anda membagikan nomor telepon yang digunakan untuk transaksi keuangan di media sosial.

3. Gunakan fitur 2 FA

Sigit menyarankan agar para pengguna smartphone untuk mengaktifkan two factor authentication (2FA)atau keamanan dua langkah, pada aplikasi yang digunakan. Seperti WhatsApp, e-commerce, dan terutama pada aplikasi yang melakukan transaksi keuangan.

Pengguna juga diharapkan menggunakan password yang kuat dan berbeda untuk setiap akun.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat