cpu-data.info

Alasan Xiaomi Bidik Milenial dan Mahasiswa di Pasar Indonesia

Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse
Lihat Foto

- Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse mengatakan Xiaomi membidik kalangan muda seperti generasi milenial dan mahasiswa di Indonesia, sebagai pasar potensial di masa mendatang.

Bukan tanpa alasan, Alvin memandang bahwa para konsumen ini merupakan calon kelas menengah baru di Indonesia, yang bakal memiliki beragam kebutuhan, termasuk untuk smart living dan gaya hidup

“Saya pikir Xiaomi punya posisi bagus untuk menangkap peluang dari kebutuhan ini,” ujar Alvin dalam wawancara via telekonferensi dengan KompasTekno, Rabu (3/9/2020).

Baca juga: Xiaomi Diprediksi Salip Apple Tahun Depan

Alvin membandingkan potensi middle class di Indonesia dengan China yang mengalami pertumbuhan kelas menengah eksponensial dalam beberapa dekade terakhir. Menurut dia, hal yang sama juga bakal terjadi di Indonesia.

Awal tahun ini, dalam laporan berjudul “Aspiring Indonesia - Expanding the Middle Class”, Bank Dunia memperkirakan bahwa sebanyak 45 persen populasi atau 115 juta orang Indonesia berpotensi menjadi kelas menengah dan penggerak ekonomi.

Disebutkan bahwa, dalam periode 15 tahun terakhir, jumlah populasi kelas menengah Indonesia mengalami pertumbuhan dari 7 persen menjadi 20 persen atau sekitar 52 juta orang.

Baca juga: Xiaomi Redmi 9C Meluncur di Indonesia 9 September

Sebagai pasar smartphone terbesar keempat di dunia, potensi Indonesia pun masih sangat besar. Alvin merujuk pada angka penetrasi ponsel pintar di Indonesia yang menurut dia masih berkisar di 60 persen. Artinya, ada banyak ruang untuk bertumbuh.

“Bandingkan dengan pasar yang lebih developed seperti Hong Kong, penetrasinya bisa 120 persen karena banyak orang yang punya dua smartphone,” ujar Alvin. “Dalam hal saturasi pasar, Indonesia jauh dari itu, kami masih melihat pertumbuhan yang tinggi,” imbuh Alvin.

Segitiga bisnis penopang Xiaomi

Faktor lainnya adalah kebiasaan kaum muda yang akrab dengan dunia digital, media sosial, dan aneka macam gadget sehingga cocok dengan profil Xiaomi. Selain hardware, Alvin mengatakan Xiaomi berencana menawarkan produk layanan internet ke konsumen.

Hal tersebut, kata Alvin, sejalan dengan model bisnis Xiaomi yang berpusat pada "segitiga" sebagai penopang yang saling terkait, yakni hardware, layanan internet, dan new retail yang berarti kombinasi e-commerce dan ritel offline tanpa perantara.

Xiaomi kini tengah mengembangkan aspek hardware dengan memasarkan aneka produk lain di luar smartphone yang membentuk ekosistem perangkatnya, mulai dari TV dan gelang pintar hingga pompa ban elektronik.

Pada waktu bersamaan Xiaomi juga menggenjot aspek new retail dengan terus mengembangkan jaringan toko dan aftersales.

“Mudah-mudahan lancar, langkah terakhirnya adalah menghadirkan elemen software,” tutur Alvin.

Soal software atau layanan internet ini, dia sudah punya bayangan. Alvin berencana menggelar services seperti layanan finansial atau pembelian produk asuransi mobile, juga lainnya seperti toko game dan aplikasi.

Alvin mempertimbangkan pula kemungkinan untuk bekerja sama dengan startup lokal, serta mengintegrasikan layanan-layanan tersebut ke ponsel, sehingga konsumen Xiaomi mendapatkan pengalaman yang seamless.

Baca juga: Cerita Bos Xiaomi Indonesia Alvin Tse, Ubah Cita-cita Setelah Berjumpa Steve Jobs

Meski begitu, Alvin mengaku masih belum tahu kapan Xiaomi bakal mulai menggelar layanan online di Indonesia. Untuk tahun ini dan tahun berikutnya, kata dia, Xiaomi masih akan berkonsentrasi membangun aspek hardware dan ritel.

Yang jelas, apabila nanti sudah terwujud, Alvin mengatakan perpaduan hardware, layanan internet, dan ritel itu bisa menghasilkan bisnis yang sangat sustainable untuk Xiaomi. Dia pun mantap ingin merangkul para anak muda calon kelas menengah baru di Indonesia.

“Seiring dengan pertumbuhan kelas menengah, pemasukan orang-orang akan naik, lalu mereka akan melirik gaya hidup yang lebih baik. Xiaomi akan ada di sana,” pungkasnya.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat