Unboxing dan Kesan Pertama Menjajal Xiaomi Black Shark 3

- Vendor smartphone anak Xiaomi, Black Shark resmi meluncurkan ponsel gaming terbarunya, Black Shark 3 di Indonesia pada Mei lalu, dengan harga Rp 10 juta untuk varian RAM 8 GB dan memori internal 128 GB.
Selang beberapa bulan, tepatnya awal Agustus, ponsel yang ditenagai dengan chipset Snapdragon 865 tersebut hadir dengan kapasitas RAM dan storage yang diperbarui, yakni 12 GB/256 GB, dan dijual dengan harga Rp 12 juta di Tanah Air.
Xiaomi Black Shark 3 dibekali dengan sederet peningkatan dari generasi sebelumnya, Black Shark 2, baik dari sisi desain maupun spesifikasi.
Baca juga: Black Shark 3 Versi RAM 12 GB Resmi di Indonesia, Ini Spesifikasi Lengkap dan Harganya
KompasTekno berkesempatan untuk membuka isi kotak penjualan, serta menjajal Black Shark 3, tepatnya varian 8 GB/128 GB dengan warna Lightning Black, untuk pertama kalinya. Seperti apa pengalamannya?
Layar lebih lega
Secara tampilan, layar Black Shark 3 lebih lega dibanding pendahulunya, yakni dengan diagonal 6,67 inci dan resolusi Full HD Plus. Layar yang mengadopsi panel AMOLED itu juga kini mendukung refresh rate 90 Hz, alih-alih 60 Hz, dengan touch sampling rate 270 Hz.

Layarnya sendiri masih enak dipandang meski di bawah terik sinar matahari. Tingkat kecerahan layar ini bisa mencapai 500 nits.
Meski demikian, sama seperti pendahulunya, tidak ada poni (notch) yang mengganggu layar ponsel gaming tersebut.
Kamera depannya, yang beresolusi 20 MP, dimuat di bezel ponsel bagian atas yang tampak lebih tebal dibanding sebagian besar ponsel kekinian, begitu juga bezel di bagian bawahnya.
Kedua bezel ini cukup tebal lantaran dibekali dengan speaker yang menghadap ke depan (front-facing). Speaker ini diklaim bisa menghasilkan suara stereo menggelegar.
Cangkang lebih kece
Beralih ke bagian belakang, cangkang Xiaomi Black Shark 3 mengadopsi desain yang lebih kece dibanding pendahulunya.
Cangkangnya masih mengusung perpaduan bahan aluminum yang dilapisi warna hitam, berikut lapisan kaca dengan warna hitam yang lebih pekat. Bagian yang bermateri kaca ini terasa licin dan tidak ramah dengan bekas sidik jari.
Selain itu, tampilan dengan kesan huruf "X" juga masih dipertahankan, berikut logo ikonik "S" (dengan desain berbeda) yang bisa menyala.

Meski mengusung material yang sama, desain ponsel ini nampak memiliki perbedaan, dan bisa dibilang lebih mentereng.
Terkini Lainnya
- Apa Itu eSIM? Begini Perbedaannya dengan Kartu SIM Biasa
- Harimau Biru di Sphere Las Vegas, Karya Gemilang Ilustrator Indonesia
- Microsoft Tutup Skype, Pelanggan Ini Tuntut Uangnya Dikembalikan
- Awas Klik File di WhatsApp Desktop Bisa Kena Malware, Update Sekarang!
- Pasar PC Global Tumbuh 9 Persen Awal 2025, Ini Penyebabnya
- AMD Rilis Ryzen 8000 HX, Chip Murah untuk Laptop Gaming
- Trump Bebaskan Tarif untuk Smartphone, Laptop, dan Elektronik dari China
- Apple Kirim 600 Ton iPhone dari India ke AS
- LAN: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Karakteristik, serta Kelebihan dan Kekurangannya
- 3 Game Gratis PS Plus April 2025, Ada Hogwarts Legacy
- Trafik Broadband Telkomsel Naik 12 Persen saat Idul Fitri 2025
- 3 Cara Menyimpan Foto di Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- Samsung Galaxy A26 5G: Harga dan Spesifikasi di Indonesia
- Google PHK Ratusan Karyawan, Tim Android dan Pixel Terdampak
- Harga iPhone 12, 12 Mini, 12 Pro, dan iPhone 12 Pro Max Second Terbaru
- Samsung Galaxy Z Fold 2 Kantongi Sertifikat TKDN 48 Persen
- Vivo Pamerkan Bodi Ponsel yang Bisa Berubah Warna
- Keistimewaan Nokia 3310 yang Kini Berusia 20 Tahun
- Xiaomi Redmi 9C Meluncur di Indonesia 9 September
- Memotret dengan Kamera Ponsel Oppo Reno 4, Sebagus Apa Hasilnya?