Twitter Hapus 7.000 Akun Teori Konspirasi
- Twitter kembali bertindak tegas dalam memberantas konten berisi kabar bohong alias hoaks pada platformnya.
Baru-baru ini, perusahaan asal AS itu dilaporkan telah menghapus lebih dari 7.000 akun yang terafiliasi dengan QAnon, komunitas teori konspirasi yang kerap menyebarkan disinformasi dan hoaks.
"Kami akan mengambil tindakan tegas terhadap kegiatan yang berpotensi menyebabkan kerusakan secara offline," tulis tim keamanan Twitter dalam sebuah twit.
Baca juga: Google Blokir Iklan yang Promosikan Teori Konspirasi Covid-19
Sejalan dengan hal tersebut, pihak Twitter juga berjanji akan membatasi aktivitas QAnon terkait 150.000 akun lainnya yang tersebar di seluruh dunia.
QAnon merupakan komunitas yang dikenal kerap menyuarakan teori konspirasi dan konten berisi disinformasi. Komunitas ini bersifat terdesentralisasi dan tidak memiliki tujuan jelas selain slogannya, "question everything".
We’ve been clear that we will take strong enforcement action on behavior that has the potential to lead to offline harm. In line with this approach, this week we are taking further action on so-called ‘QAnon’ activity across the service.
— Twitter Safety (@TwitterSafety) July 22, 2020
Teori-teori konspirasi QAnon ada beraneka ragam. Salah satu teori besarnya adalah bahwa pemimpin dunia dan jajaran artis ternama tergabung dalam sebuah kartel yang memperdagangkan anak-anak di untuk kegiatan seksual.
Selain Twitter, komunitas yang cenderung mendukung Presiden AS Donald Trump ini juga bergerak di platform media sosial lain seperti Facebook, Reddit, dan YouTube.
Baca juga: Lagi, Menara BTS Dibakar Gara-gara Teori Konspirasi Covid-19
Demi mencegah penyebaran kabar disinformasi lebih lanjut, Twitter juga akan memblokir konten terkait QAnon pada kolom Tren dan rekomendasi, memblokir URL, serta menghalangi munculnya konten serupa di kolom pencarian.
"Tindakan ini akan diluncurkan secara komperhensif pada pekan ini," kata Twitter sebagaimana dirangkum KompasTekno dari CNN, Jumat (24/7/2020),
"Kami akan terus meninjau aktivitas ini di seluruh layanan kami sambil memperbarui dan menegakan aturan jika perlu," lanjut Twitter.
Terkini Lainnya
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Langkah Pertama yang Harus Dilakukan saat HP Hilang
- Kapan Sebaiknya Reset Pabrik pada HP? Begini Penjelasannya
- Ciri-ciri Penipuan di WhatsApp dan Cara Menghindarinya
- Kapan Harus Menghapus Cache di HP? Begini Penjelasannya
- Gmail Hampir Penuh? Begini Cara Cek Penyimpanannya
- Cegah Penipuan, Gmail Akan Bubuhkan "Centang Biru" di E-mail
- Apple Pinjamkan iPhone Khusus untuk Hacker
- Inilah 3 Pemenang Lomba Foto iPhone 2020
- Ikut Diperingati Google, Begini Awal Mula Hari Anak Nasional Ditetapkan 23 Juli
- Samsung Resmi Luncurkan Galaxy Z Flip 5G, Bedanya dengan Z Flip Reguler?