Google Blokir Iklan yang Promosikan Teori Konspirasi Covid-19
- Google mulai bertindak tegas untuk meminimalisasi terjadinya kesalahan informasi mengenai Covid-19. Mulai tanggal 18 Agustus mendatang, Google akan memblokir iklan yang mempromosikan teori konspirasi terkait virus tersebut.
Juru Bicara Google mengatakan bahwa kebijakan ini juga akan berlaku untuk website yang memuat informasi menyesatkan dan bertentangan dengan "konsensus ilmiah".
"Kami akan menerapkan perlindungan tambahan dengan memperluas kebijakan untuk melarang situs web yang menampilkan konten yang bertentangan dengan konsensus ilmiah," kata juru bicara Google dalam sebuah pernyataan.
Konten bertentangan yang dimaksud mencakup informasi menyesatkan teori asal-usul Covid-19 hingga klaim virus yang diciptakan oleh Bill Gates sebagai senjata biologis.
Baca juga: Lagi, Menara BTS Dibakar Gara-gara Teori Konspirasi Covid-19
Kendati demikian, kebijakan ini tidak berlaku bagi halaman yang menyajikan informasi dengan melakukan melakukan penelusuran fakta, atau halaman yang melaporkan keberadaan teori konspirasi tersebut.
Bagi pihak yang berulang kali melanggar kebijakan, Google akan langsung memblokir dan melarang penggunaan iklan pada halaman yang bersangkutan.
Sebelumnya pada bulan Maret lalu, Google juga pernah memberlakukan kebijakan serupa. Kala itu, Google memblokir penggunaan iklan untuk situs milik lembaga non-pemerintah.
Namun tak lama berselang, kebijakan tersebut kemudian dicabut setelah adanya protes dari Partai Demokrat di Amerika Serikat.
Dihimpun KompasTekno dari The Verge, Selasa (21/7/2020), Google pun menerapkan kebijakan serupa di YouTube.
Google memblokir iklan pada video YouTube yang membahas informasi terkait virus corona, terutama pada topik-topik sensitif.
Selain Google, perusahaan teknologi lain seperti Twitter juga melakukan tindakan yang serupa. Twitter tak segan menghapus kicauan yang berisi informasi kelirut terkait pandemi Covid-19 ini.
Baca juga: Twitter Hapus 1.100 Kicauan Hoaks Terkait Covid-19
Terkini Lainnya
- Kemenperin Puji Samsung Patuhi TKDN, Sindir Apple?
- 5 Merek HP Terlaris di Dunia 2024 Versi Counterpoint
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Ada Tonjolan Kecil di Tombol F dan J Keyboard, Apa Fungsinya?
- Cara Kerja VPN untuk Membuat Jaringan Privat yang Perlu Diketahui
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Stylus di Tablet Tidak Cuma untuk Menggambar
- Begini Keterlibatan Karyawan Twitter dalam Pembobolan Akun Bill Gates dkk
- Bocoran Tampang Lenovo Legion Gaming Phone yang Segera Meluncur
- Twitter Diretas, Perlukah "Reset Password"?
- Samsung Galaxy Note 20 Terpampang Jelas dalam Bocoran Video