Ikuti Coca-cola dan Unilever, Disney Boikot Iklan di Facebook

- Sejumlah perusahaan besar telah menyetop belanja iklannya ke Facebook dan Instagram beberapa pekan lalu. Mereka memboikot Facebook karena dianggap tidak tegas dalam menangani ujaran kebencian di platform tersebut.
Kini, giliran Disney yang ikut menghentikan belanja iklannya di Facebook. Alasannya sama seperti pengiklan lain, yakni soal kebijakan konten di Facebook dan Instagram.
Dengan cara ini, Disney dan beberapa perusahaan besar lain mendorong Facebook agar mau mengubah cara mereka menangani unggahan ujaran kebencian dan peredaran disinformasi.
Disney menyetop iklan untuk mempromosikan layanan streaming barunya, Disney Plus. Selain itu, Disney juga menyetop iklan promosi Hulu di Facebook dan Instagram.
Pada semester pertama tahun 2020 ini, Disney menghabiskan 210 juta dollar AS atau sekitar Rp 3,1 miliar untuk mempromosikan Disney Plus di Facebook di Amerika Serikat.
Baca juga: Coca-cola dan Unilever Setop Beriklan di Facebook, Mark Zuckerberg Rugi Rp 103 Triliun
Disney juga mengeluarkan uang sebesar 16 juta dollar AS atau sekitar Rp 236,3 juta untuk belanja iklan Hulu di Facebook dan Instagram antara 15 April hingga 30 Juni.
Sayangnya, pihak Disney maupun Facebook masih enggan menanggapi kabar tersebut.
Sebelumnya, koalisi hak asasi manusia yang terdiri dari Anti Defamation League, NAACP, Color of Change, dan Sleeping Giants mengampanyekan tagar #StopHateforProfit sejak 1 Juli lalu untuk memboikot iklan ke Facebook.
Perkaranya dimulai ketika Facebook bergeming dan tidak menurunkan atau menghapus beberapa unggahan Presiden Donald Trump yang dinilai mengandung ujaran kebencian, kekerasan, dan rasisme.
Dirangkum KompasTekno dari The Verge, Selasa (21/7/2020), sejumlah perusahaan yang telah merapatkan barisan untuk menyetop iklan di Facebook di antaranya adalah Coca-Cola, Lego, Starbuck, Unilever, Ford, Honda, VW, The North Face, Microsoft, dan masih banyak lagi.
Facebook menyadari sedang dikritik berbagai pihak sejak awal Juli yang berujung ditinggal para pengiklan karena membiarkan unggahan Presiden Trump.
Baca juga: Facebook Pecat Karyawan yang Protes Kebijakan Zuckerberg soal Unggahan Trump
Namun, Nick Clegg, VP Global Affairs and Communication Facebook mengatakan, Facebook tidak mengambil keuntungan dari ujaran kebencian, sebagaimana tagar yang dikampanyekan.
"Saya ingin menegaskan secara jelas, Facebook tidak memperoleh keuntungan dari kebencian," kata Clegg.
Facebook akan melanjutkan pekerjaannya untuk meminimalisir ujaran kebencian yang merajalela di platformnya. Selain itu, Facebook sesumbar akan fokus memberikan informasi penting seputar pemilihan umum di AS.
Terkini Lainnya
- 3 Cara Cek HP Support eSIM di Android dan iPhone dengan Mudah
- Elon Musk Dulu Ejek Bentuk Roket yang Bawa Katy Perry ke Luar Angkasa
- Pasar Ponsel Dunia Tumbuh Awal 2025, Berkat Ponsel Samsung dan Apple Ini
- Ini Kelebihan dan Kekurangan e-SIM Dibanding Kartu SIM Seluler Fisik
- iPhone XS Masih Layak Dibeli Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Google Luncurkan Ironwood, Chip AI untuk Inferensi Skala Besar
- Spesifikasi dan Harga iPhone 16 Pro Max Max di Indonesia, mulai Rp 22 Juta
- Samsung Ajak Konsumen Jajal Langsung Galaxy A56 5G dan A36 5G di "Awesome Space"
- Cara Aktifkan eSIM Telkomsel di HP Android dan iPhone
- Tidak Ada Batas Waktu, Ini Cara Login dan Aktivasi MFA ASN
- HP Poco F7 Ultra dan F7 Pro Resmi di Indonesia, Harga Termurah Rp 7 Jutaan
- Link Download dan Cara Instal Safe Exam Browser buat Tes Rekrutmen Bersama BUMN 2025
- Momen Katy Perry di Luar Angkasa: Lihat Lengkung Bumi dan Pegang Bunga Aster
- Manuver Intel Selamatkan Bisnis Chip, Jual 51 Persen Saham Perusahaan Hasil Akuisisi
- 6 Cara Mengatasi Kode OTP Invalid saat Aktivasi MFA ASN Digital, Jangan Panik
- Indonesia Disebut Berminat Beli 15 Jet Tempur Eurofighter Typhoon Milik AU Austria
- Melihat Cara Kerja Teknologi Gimbal di Kamera Vivo X50 Pro
- Lenovo Legion Jadi Ponsel Pertama dengan Snapdragon 865 Plus
- Vivo Patenkan Ponsel dengan Layar Putar
- Google Blokir Iklan yang Promosikan Teori Konspirasi Covid-19