China Luncurkan Satelit Navigasi Pesaing GPS

- China dan Amerika Serikat (AS) tidak bersaing soal politik dan perdagangan, tapi juga teknologi. Di tengah konflik bilateral yang belum juga mereda, China semakin agresif mengembangkan teknlogi baru untuk bersaing dengan AS.
Pada Selasa (23/6/2020), China meluncurkan satelit terakhir untuk melengkapi sistem navigasi global besutannya, Beidou Navigation Satellite System (BDS), yang digadang-gadang menjadi pesaing Global Positioning System (GPS) dari Amerika Serikat.
Baca juga: Apa Itu GPS dan Cara Kerjanya
Peluncuran disiarkan langsung oleh saluran televisi nasional China, CGTN pukul 10.15 pagi waktu setempat. Awalnya satelit dijadwalkan meluncur pekan lalu, tapi tertunda karena masalah teknis.
China mulai mengerjakan sistem navigasi berbasis satelit sejak akhir dekade 1990-an. Kemudian, pada tahun 2000, tahap awal Beidou atau disebut "Big Dipper" dalam bahasa Inggris sudah mulai beroperasi dengan menyediakan cakupan layanan satelit di negara China.
Di tahun 2012, tahap pertama itu dikembangkan menjadi tahap kedua dengan layanan lebih luas yang mampu menjangkau wilayah Asia Pasifik.
Tahap ketiga Beidou digelar tahun ini. Dengan satelit terakhir yang diluncurkan pada Selasa lalu, maka jumlah satelit keseluruhan mencapai 35 dan memiliki cakupan global, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari CNBC, Kamis (25/6/2020).
Pengembangan Beidou menghabiskan dana 10 miliar dollar AS (Rp 141,5 triliun). Dengan adanya Beidou, China tidak perlu tergantung pada GPS untuk keperluan navigasi global. Militer negeri itu pun bisa tetap online seandainya ada konflik dengan AS.
Baca juga: Pesaing GPS dari China Punya Akurasi hingga Hitungan Sentimeter
Awal tahun ini, seorang juru bicara Beidou mengklaim bahwa 70 persen smartphone di China sudah mendukung sistem navigasi Beidou. Di masa mendatang, Beidou akan diintegrasikan dengan jaringan 5G di China.
Selain Beidou dan GPS, sistem navigasi berbasis satelit lainnya adalah Global Navigation Satellite System (GLONASS) besutan Rusia dan Galileo dari Eropa.
Terkini Lainnya
- LAN: Pengertian, Fungsi, Cara Kerja, Karakteristik, serta Kelebihan dan Kekurangannya
- 3 Game Gratis PS Plus April 2025, Ada Hogwarts Legacy
- Trafik Broadband Telkomsel Naik 12 Persen saat Idul Fitri 2025
- Apple Kirim 600 Ton iPhone dari India ke AS
- 3 Cara Menyimpan Foto di Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- Samsung Galaxy A26 5G: Harga dan Spesifikasi di Indonesia
- Google PHK Ratusan Karyawan, Tim Android dan Pixel Terdampak
- Harga iPhone 12, 12 Mini, 12 Pro, dan iPhone 12 Pro Max Second Terbaru
- Trump Bebaskan Tarif untuk Smartphone, Laptop, dan Elektronik dari China
- Apa Itu e-SIM, Bedanya dengan Kartu SIM Biasa?
- WordPress Rilis Fitur Baru, Pengguna Bisa Bikin Website Pakai AI
- INFOGRAFIK: Mengenal Teknologi E-SIM yang Kini Digunakan iPhone
- WA Down di Berbagai Negara, Tidak Hanya Indonesia
- WhatsApp Down, Pengguna Tidak Bisa Kirim Chat ke Grup
- Google Diterpa Gelombang PHK, Karyawan Divisi Android dan Pixel Kena Imbas
- Google Resmi Buka Cloud Region Jakarta, Pertama di Indonesia
- Skuter Listrik Segway Berhenti Diproduksi
- Dua Fitur iOS 14 yang Mirip Android dan Windows Phone
- 7 Fitur Baru iOS 14 yang Sudah Ada di Android Sejak Lama
- Profil Colin Huang, Pendiri Situs Belanja yang Kekayaannya Lampaui Jack Ma