Iklan Politik di Facebook Akan Bisa Dimatikan

- Tak bisa dipungkiri, Facebook menjadi salah satu tempat bagi para politisi untuk membangun citra.
Tak sedikit dari mereka yang rela membayar untuk membuat iklan politik di platform tersebut.
Iklan-iklan itu pun tak jarang membuat pengguna merasa tidak nyaman. Oleh karena itulah, Facebook akan menyediakan sebuah tool atau alat untuk menon-aktifkan iklan berbau politik sesuai keinginan pengguna.
Semua iklan berbau politik, sosial, dan isu pemilu dari kandidat politik, maupun organisasi politik yang disinyalir membayar iklan di Facebook, bisa dinon-aktifkan.
Meski demikian, menurut CEO Facebook, Mark Zuckerberg, hadirnya fitur ini bukan untuk mengajak para pengguna menjadi "golput" atau tidak menentukan pilihan politik.
"Kami tetap akan mengingatkan Anda untuk memilih," kata Zuckerberg.
Baca juga: Facebook Pecat Karyawan yang Protes Kebijakan Zuckerberg soal Unggahan Trump
Zuckerberg menambahkan, akuntabilitas seorang kandidat baru benar-benar bisa dilihat melalui pemilu.
"Itu sebabnya, saya pikir kami harus menjaga seterbuka mungkin platform ini, beriringan dengan usaha ambisius untuk meningkatkan partisipasi pemilih," kata Zuckerberg.
Fitur ini akan mulai tersedia ke semua pengguna dalam beberapa minggu mendatang.
Pengumuman fitur ini muncul setelah Facebook banyak dikiritik sejumlah pihak karena mengizinkan tayangan iklan politik dan terkadang memuat informasi keliru.
Apalagi, baru-baru ini Facebook juga diprotes pihak luar maupun internalnya sendiri karena tidak menghapus unggahan Presiden Donald Trump yang dinilai mengglorifikasikan kekerasan.
Dirangkum KompasTekno dari Business Insider, Jumat (19/6/2020) sikap Facebook sangat berbeda dengan Twitter dalam menyikapi konten yang diunggah Donald Trump.
Twitter memilih menyembunyikan kicauan Trump yang juga diunggah melalui Twitter resminya.
Baca juga: Facebook dan Twitter Hapus Video Kampanye Donald Trump
Twitter juga menolak iklan politik di paltform-nya sejak tahun lalu, tidak hanya di Amerika Serikat, tapi di seluruh dunia.
CEO Twitter, Jack Dorsey mengatakan, salah satu alasannya adalah untuk mencegah peredaran informasi palsu yang dianggap kerap muncul di iklan politik. Namun, Zuckerberg punya alasan sendiri soal informasi politik di platformnya.
"Kami punya aturan untuk melawan ujaran yang akan melukai fisik atau menekan pemilihan suara, dan tidak ada yang dikecualikan dari itu," kata Zuckerberg.
Terkini Lainnya
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu 75 Hari Lagi
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- 3 Cara Upload File ke Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- 7 Tips Hemat Penyimpanan Akun Google Gratis Tanpa Langganan
- 2 Cara Melihat Password WiFi di HP dengan Mudah dan Praktis
- Printer Portabel Canon Pixma TR150 Meluncur di Indonesia, Harganya?
- Zoom Bawa Fitur Perlindungan Keamanan untuk Pengguna Gratis
- Instagram Bantah Algoritmanya Prioritaskan Foto Orang Berpakaian Minim
- Ponsel BM Tetap Dapat Sinyal, Ini Tanggapan Pengamat Gadget
- Adobe Flash Dipastikan Pensiun Akhir Tahun Ini