Zoom Bawa Fitur Perlindungan Keamanan untuk Pengguna Gratis
- Pada awal bulan Juni ini, Zoom mengatakan bahwa hanya pelanggan berbayar yang akan mendapatkan fitur keamanan enkripsi end-to-end. Namun, Zoom kini berubah pikiran.
Melalui blog resminya, CEO Zoom, Eric S. Yuan mengatakan bahwa fitur keamanan tersebut juga akan diberikan kepada semua pengguna, termasuk pengguna Zoom gratis.
"Enkripsi end-to-end ini menjadi fitur tambahan yang kami tawarkan untuk semua pengguna Zoom di seluruh dunia baik yang gratis maupun berbayar," kata Yuan.
End-to-end encryption update from Zoom - we have found a path forward to provide this feature to all users (free and paid) around the globe >> #? <<
— Zoom (@zoom_us) June 17, 2020
Fitur keamanan ini akan mulai diujicoba untuk semua pengguna Zoom pada awal bulan Juli mendatang.
Baca juga: Kisah Eric Yuan yang Mendirikan Zoom Setelah Idenya Ditentang Cisco
Namun, perlu diingat, fitur keamanan enkripsi end-to-end harus diaktifkan secara manual oleh pengguna.
Pengguna yang bertindak sebagai host dalam konferensi video, akan dapat mengaktifkan atau menonaktifkan fitur keamanan tersebut pada setiap rapat yang telah dilakukan.
Sebab, enkripsi end-to-end ini akan membatasi sejumlah fitur dan fungsi saat konferensi video berlangsung.
Selain itu, untuk memastikan bahwa fitur keamanan ini tidak disalahgunakan, Zoom akan mewajibkan pengguna untuk melakukan verifikasi identitas. Salah satunya dengan menggunakan nomor ponsel.
Dengan enkripsi ini, Zoom mengklaim bahwa privasi pengguna akan semakin terjaga ketika melakukan konferensi video.
Dihimpun KompasTekno dari Pocket Now, Kamis (18/6/2020) awalnya, rencana Zoom yang menghadirkan fitur keamanan hanya untuk pengguna berbayar mendapat protes dari para pengguna.
Baca juga: Saham Zoom Meroket, Nilainya Lampaui AMD
Melalui Twitter, para pengguna Zoom mengkritisi kebijakan tersebut. Para pengguna menganggap Zoom "pilih kasih" dalam menerapkan fitur keamanan ini.
Konsultan keamanan Zoom, Alex Stamos kemudian memberikan penjelasan mengenai kebijakan perusahaannya.
Stamos menyebut bahwa saat ini Zoom kesulitan menyeimbangkan cara untuk meningkatkan privasi sekaligus mengurangi penyalahgunaan produknya
Penyalahgunaan yang dimaksud mengacu pada beberapa tindakan ilegal yang terjadi pada aplikasi Zoom beberapa waktu lalu, seperti ujaran kebencian dan konten eksploitatif anak.
Terkini Lainnya
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Samsung Galaxy Z Flip 7 FE Meluncur Tahun Depan?
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- Instagram Bantah Algoritmanya Prioritaskan Foto Orang Berpakaian Minim
- Ponsel BM Tetap Dapat Sinyal, Ini Tanggapan Pengamat Gadget
- Adobe Flash Dipastikan Pensiun Akhir Tahun Ini
- Pengguna Twitter Bisa "Ngetwit" Pakai Suara
- Google Duo Sekarang Bisa Video Call 32 Orang Sekaligus