Kisah Eric Yuan yang Mendirikan Zoom Setelah Idenya Ditentang Cisco

- Selama pandemi Covid-19, Zoom menjadi aplikasi yang jamak digunakan. Aplikasi video conference ini menjadi andalan untuk memfasilitasi pekerjaan atau kegiatan belajar mengajar.
Adalah Eric Yuan, CEO sekaligus otak di balik hadirnya Zoom. Pria yang kini berusia 50 tahun ini memegang sekitar 22 persen saham Zoom, perusahaan yang ia dirikan.
Yuan lahir dan dibesarkan di wilayah Provinsi Shandong, China. Ia merupakan lulusan dari Universitas Shandong. Di sana, ia banyak mempelajari matematika dan ilmu komputer.
Sejak muda, Yuan selalu terkendala dengan jarak. Semasa muda, ia harus naik kereta selama 10 jam untuk menemui kekasihnya.
Kendala jarak ini tak hanya dialami saat menjalin percintaan. Kendala ini justru membuat Yuan semakin tekun dan berbuah manis seperti sekarang.
Yuan punya ambisi, ia ingin bekerja di Silicon Valley. Namun, ia terkendala permohonan visa untuk dapat bekerja di sana. Butuh waktu hampir dua tahun dan sembilan kali permohonan agar ia bisa masuk ke Amerika Serikat.
Baca juga: Zoom Hanya Beri Perlindungan Keamanan bagi Pelanggan Premium
Ia kemudian diterima dan bekerja di Webex. Pada akhir 1990-an, teknologi semakin berkembang pesat dan teknologi video conference yang awalnya hanya ada di cerita fiksi sains, semakin menjadi kenyataan.
Webex adalah salah satu perysahaan yang bergerak di bidang tersebut. Yuan menjadi salah satu dari 10 insinyur yang bergabung dengan Webex pada tahun 1997.
Satu dekade kemudian, Webex Diakuisisi Cisco dan Eric Yuan menjadi salah satu wakil presiden di sana dan mengelola lebih dari 800 pegawai.
Di sinilah Yuan menemukan jalannya untuk membangun Zoom sampai sekarang.
Pengaruh iPhone
Pada 2007 silam, saat Cisco mengakuisisi Webex, Apple untuk pertama kalinya memperkenalkan iPhone.
Yuan, dengan jeli melihat bahwa lahirnya iPhone akan menjadi sebuah peluang besar.
Ia meyakini bahwa perusahaan, akan membutuhkan sebuah produk atau aplikasi yang dapat berfungsi di dalam sebuah ponsel, bukan hanya PC.
Ditolak para petinggi Cisco
Terkini Lainnya
- Google Didenda Rp 202 Miliar, Pakar Dorong Regulasi Digital yang Lebih Adil
- HP Realme P3 Pro dan P3x 5G Meluncur, Bawa Baterai Besar dan Chipset Baru
- Cara Cari Ide Menu Sahur dan Buka Puasa Otomatis via AI serta Contoh Prompt
- xAI Luncurkan Grok 3, Chatbot AI Pesaing ChatGPT dan DeepSeek
- Ketika Warga Konser "Kelas Atas" Bawa Samsung S25 Ultra Nonton Seventeen "Right Here", Tribune Serasa VIP
- Inikah Tampilan Samsung Galaxy A56 dari Berbagai Sisi?
- MSI Ungkap Alasan Mau Jual PC Gaming Handheld Mahal di Indonesia
- "Perang Dingin" sejak 2020, Presiden China dan Bos Alibaba Berdamai?
- Lebih Dekat dengan Ponsel Lipat Tiga Huawei Mate XT Ultimate
- Spesifikasi dan Harga Moto G45 5G, HP Pertama Motorola buat “Comeback” ke Indonesia
- Perusahaan AI Elon Musk Rilis Grok 3, Diklaim Lebih Pintar dari DeepSeek
- Huawei Umumkan Gelang Pintar Band 10, Punya 100 Mode Olahraga dan Tahan 14 Hari
- Huawei FreeArc Meluncur, TWS Open-ear dengan Kait Telinga Elastis
- Buka Kotak Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Mediatek Rilis Dimensity 6400, Chip Tahun Lalu yang Di-overclock
- Google Maps Rilis Fitur untuk Permudah Navigasi Saat "New Normal"
- Alasan Xiaomi Indonesia Tidak Hadirkan Fitur NFC di Redmi Note 9
- Meski Mirip, Redmi Note 9 dan Note 9 Pro Beda "Otak"
- Pengguna Redmi Note 9 Pro Bisa "Selfie" Layaknya Pakai iPhone 11
- Spesifikasi dan Harga Huawei P40, P40 Pro, dan P40 Pro+ di Indonesia