Cara Vietnam Menekan Facebook dan Instagram agar Manut, Bukan Diblokir

- Awal tahun ini pemerintah Vietnam "melumpuhkan" jejaring sosial Facebook dan layanan lain yang dinaunginya seperti Instagram dan Messenger di negaranya.
Pemerintah Vitenam meminta penyedia layanan internet milik negara untuk melambatkan akses ke Facebook dkk hingga tidak bisa digunakan.
Hal itu dilakukan karena Fecebook menolak permintaan pemerintah Vietnam untuk membatasi konten "ilegal" bermuatan kritik terhadap pemerintah.
Baca juga: Facebook Investasi Rp 90 Triliun ke Jio Platform, Perusahaan Telekomunikasi Terbesar India
Setelah pembatasan layanan (throttling) selama tujuh pekan, akhirnya Facebook menyerah dan mau memenuhi permintaan pemerintah Vietnam membatasi konten yang dianggap "ilegal".
"Kami telah mengambil langkah ini untuk memastikan layanan kami tetap tersedia dan bisa digunakan jutaan orang di Vietnam yang menggunakan layanan kami tiap harinya," jelas Facebook.
Keputusan Facebook ini menuai kritik dari kelompok hak asasi manusia Amnesty International. Mereka meminta agar Facebook kembali ke keputusan awal mereka untuk menentang permintaan pemerintah Vietnam.
Kritik pemerintah, masuk bui
Amnesty International mencatat setidaknya ada 16 orang masuk bui karena mengunggah kiriman yang mengritik pemerintah di Vietnam pada awal tahun 2019.
Pada bulan November tahun yang sama, media setempat melaporan ada lima orang lagi yang dipenjara karena kasus serupa, dihimpun KompasTekno dari Reuters, Kamis (23/4/2020).
"Patuhnya Facebook atas permintaan ini menjadi preseden berbahaya. Pemerintah dari negara lain akan melihat ini sebagai undangan terbuka untuk memasukan Facebook sebagai layanan sensor negara," jelas perwakian Amnesty International.
Baca juga: Facebook Luncurkan Messenger Kids di Indonesia
Facebook menegaskan bahwa tidak semua permintaan dari pemerintah Vietnam dituruti. Kepatuhan itupun, menurut Facebook, lebih mengarah ke memperketat unggahan yang beredar.
"Kami percaya bahwa kebebasan berpendapat adalah hak asasi manusia paling fundamental dan kami bekerja keras untuk melindungi dan mempertahankan kebebasan sipil yang penting ini di seluruh dunia," jelas Facebook.
Terkini Lainnya
- Netflix Buka Restoran, Bawa Konsep Serial dan Film Populer
- 2 Cara Menghentikan SMS Spam Iklan Pinjol yang Mengganggu
- Cara Blokir SMS Spam dan Promosi di HP Samsung
- MSI "Pede" Jual Konsol PC Handheld Lebih Mahal dari Asus dan Lenovo
- 4 Cara Bikin Kartu Ucapan Lebaran 2025 untuk Hampers, Cepat dan Bisa Cetak Sendiri
- Unboxing Moto G45 5G, HP Pertama Motorola "Comeback" ke RI
- Tablet "Flagship" Huawei MatePad Pro13.2 Meluncur, Bawa Fitur Olah Dokumen Level PC
- Motorola Resmi Kembali ke Indonesia, Bawa HP Moto G45 5G
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Meluncur, Harga Rp 31 Jutaan
- Huawei Mate XT Ultimate Resmi Rilis Global, Smartphone Lipat Tiga Harga Rp 60 Juta
- Cara Menghapus Cache di HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- iPhone SE Tidak Ada Lagi, Ini Gantinya?
- Begini Kemampuan AI di PC Gaming Handheld MSI Claw 8 AI Plus
- Bocoran 4 Saudara Kembar Oppo Find X9
- 2 Cara Beli Tiket Kapal Feri Online untuk Mudik Lebaran 2025, Mudah dan Praktis
- Wabah Virus dan 15 Ramalan Bill Gates yang Menjadi Kenyataan
- Tersandung Autofokus, Galaxy S20 Ultra Hanya Urutan Ke-6 di DxOMark
- Motorola Edge Plus Meluncur, Sudah 5G dan Berkamera 108 MP
- Facebook Luncurkan Messenger Kids di Indonesia
- "Final Fantasy VII Remake" Terjual 3,5 Juta Kopi dalam 3 Hari