Pemerintah Taiwan Larang Penggunaan Aplikasi Zoom
- Taiwan secara resmi mengeluarkan larangan penggunaan aplikasi Zoom bagi lembaga dan organisasi pemerintah. Kebijakan tersebut dikeluarkan karena Zoom dianggap tidak aman.
Kebijakan tersebut dikeluarkan pemerintah setempat menyusul adanya sejumlah data panggilan yang dikirimkan ke server di China tanpa sepengetahuan pengguna.
Hal tersebut menjadi perhatian lebih bagi pemerintah Taiwan, mengingat hubungan antara Taiwan dan China yang tak harmonis.
Sebagaimana diketahui, hingga saat ini, pemerintah China masih mengklaim bahwa Taiwan merupakan bagian dari China. Sementara Taiwan sendiri menganggap bahwa mereka adalah negara dengan pemerintahan yang terpisah dan demokratis.
Hal tersebut membuat penggunaan aplikasi Zoom dinilai berbahaya karena beresiko terjadinya kebocoran data penting negara.
Baca juga: Google Larang Karyawan Pasang Aplikasi Zoom di Kantor
Bersamaan dengan pelarangan Zoom di Taiwan, pemerintah setempat pun menyarankan agar lembaga dan organisasi setempat beralih menggunakan layanan yang lebih aman, seperti Google dan Microsoft.
"Saat ini, para penyedia layanan memberikan akses gratis selama pandemi berlangsung, seperti Google atau Microsoft. Ini bisa dipertimbangkan untuk digunakan," ungkap juru bicara pemerintah Taiwan.
Pemerintah Taiwan bukanlah pihak pertama yang melarang penggunaan aplikasi Zoom di lingkungannya. Sebelumnya, perusahaan yang didirikan Elon Musk, Space X, juga memberlakukan kebijakan yang sama.
Raksasa teknologi Google pun membuat aturan serupa. Perusahaan mengharamkan karyawannya untuk memasang aplikasi Zoom di perangkat komputer milik kantor.
Begitu pula dengan pemerintah New York, AS, di mana Departemen Pendidikan setempat mengimbau para guru untuk tidak menggunakan Zoom saat telekonferensi dengan para muridnya.
Baca juga: Zoom Disebut Tidak Aman, Begini Cara Hapus Permanen Akunnya
Mereka dianjurkan untuk beralih ke Microsoft Team untuk mendukung kegiatan belajar mengajar di rumah selama physical distancing.
Microsoft Team dinilai lebih aman dan sejalan dengan aturan yang melindungi hak serta privasi siswa di AS.
Sebelumnya, CEO Zoom, Eric Yua pun menyampaikan permintaan maafnya kepada seluruh pengguna Zoom terkait minimnya keamanan pada aplikasi.
Dirangkum KompaTekno dari Bloomberg, Kamis (9/4/2020), ia mengatakan bahwa sejumlah data panggilan yang dilakukan pengguna dikirimkan ke server di China tanpa disengaja.
Terkini Lainnya
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia
- Langkah Pertama yang Harus Dilakukan saat HP Hilang
- Kapan Sebaiknya Reset Pabrik pada HP? Begini Penjelasannya
- Ciri-ciri Penipuan di WhatsApp dan Cara Menghindarinya
- Kapan Harus Menghapus Cache di HP? Begini Penjelasannya
- Gmail Hampir Penuh? Begini Cara Cek Penyimpanannya
- Cara Menghapus Akun Google di HP dengan Mudah dan Cepat
- Tabel Spesifikasi Realme Note 60x dan Harganya, Mulai Rp 1 Jutaan
- Sah, Pemblokiran TikTok di AS Dekati Kenyataan
- Bocoran Desain dan Spesifikasi Oppo Find X2 Lite Beredar, Seperti Apa?
- 10 Orang Terkaya di Industri Teknologi, Ada Wajah Baru
- Kelompok Hacker Serang China, Diduga Terkait Virus Corona
- Facebook Rilis Tuned, Aplikasi Chatting Khusus Pasangan
- CEO Twitter Sumbang Rp 16 Triliun untuk Lawan Corona