Vivo Bangun Pusat Riset 6G di China

- Teknologi jaringan 5G bisa dibilang masih sangat baru. Bahkan, ketersediaan teknologi penerus 4G itu hingga saat ini belum merata di seluruh dunia. Negara yang mengimplementasikannya pun baru segelintir.
Meski demikian, Vivo memtusukan untuk melangkah lebih jauh dengan membangun pusat riset dan pengembangan 6G di China, untuk menelusuri tantangan apa saja yang kelah akan dihadapi dalam penerapan teknologi ini.
Hal itu disampaikan oleh Head of Vivo Communications Research Institute, Qin Fei, dalam sebuah pernyataan resmi.
Baca juga: 5 Tahun Vivo di Indonesia, Apa Rencana pada 2020?
"Meskipun komersialisasi 5G baru saja dimulai, Vivo telah menggelontorkan skema untuk 6G dan akan menelusurinya sebelum teknologi itu dikomersilkan," ujar Qin sebagaimana dihimpum KompasTekno dari China.org.cn, Minggu (15/3/2020).
Qin menambahkan, pihaknya juga telah membentuk tim khusus untuk mendemonstrasikan teknologi 6G di beberapa skenario penggunaan aplikasi dan menggelar sejumlah diskusi tematis dengan beragam pihak terkait.
Kendati begitu, Qin mengakui bahwa proses riset dan pengembangan teknologi 6G ini memang masih dalam tahap awal.
Ke depan, Vivo bakal menggandeng beberapa institusi pendidikan, baik domestik maupun di luar China, untuk menelusuri teknologi 6G secara lebih mendalam.
Pusat riset menghasilkan beragam teknologi baru
Pembentukan tim riset 6G ini merupakan salah satu dari sederet upaya Vivo untuk menghadirkan beragam teknologi dan inovasi baru.
Misalnya, pada tahun 2012, melalui upaya tim risetnya, Vivo menjadi vendor pertama di dunia yang menyematkan teknologi chip audio Hi-Fi lewat Vivo X1.
Dua tahun setelahnya, Vivo memperkenalkan smartphone X5 Max yang kala itu merupakan ponsel teramping di dunia dengan ketebalan hanya 4,75 mm.
Di tahun 2017, Vivo membekali Vivo V5 Plus dengan kamera selfie 20 megapiksel yang merupakan resolusi terbesar ketika itu.
Kemudian pada 2018, 2019 dan 2020, Vivo menyematkan berbagai inovasi terbaru untuk smartphone dalam wujud concept phone bernama Apex.
Baca juga: Vivo Umumkan Apex 2020, Ponsel Berkamera Gimbal dan Tak Kasatmata
Apex 2018 sendiri dibekali dengan teknologi pemindaian sidik jari hingga setengah layar. Teknologi tersebut lantas dipoles lagi dan pengguna bisa membuka layar ponsel dengan memindai sidik jarinya di seluruh layar lewat Apex 2019.
Sementara di Apex 2020, Vivo menyematkan beragam teknologi mencakup desain ponsel tanpa tombol, layar sisi melengkung hingga 120 derajat, kamera yang dibenamkan di bawah layar, berikut teknologi pengisian cepat dengan arus 60 watt.
Terkini Lainnya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- 5 Fitur Baru di DM Instagram, Sudah Bisa Dicoba di Indonesia
- Menerka Arti Huruf "E" di iPhone 16e
- Cara Download WhatsApp di Laptop dengan Mudah
- Tablet Huawei MatePad Pro 13.2 Rilis di Indonesia 26 Februari, Ini Spesifikasinya
- Daftar Harga YouTube Premium di Indonesia, Mulai dari Rp 41.500
- iPad Jadi Barang Langka di China akibat Virus Corona
- "Pokemon Go" Bisa Dimainkan Tanpa Perlu ke Luar Rumah?
- Dicoding Gelar Pelatihan Pemrograman Android Gratis
- Samsung Galaxy A51 Versi RAM 8 GB Dijual di Indonesia 16 Maret, Harganya?
- Seorang Karyawan Google di India Positif Covid-19