AS Tunda Larangan Dagang Huawei hingga 15 Mei

- Drama antara pemerintah Amerika Serikat (AS) dan perusahaan teknologi asal China, Huawei, terus berlanjut.
Kini, Departemen Perdagangan AS, dalam sebuah blog resmi pemerintah (commerce.gov), kembali memperpanjang lisensi Huawei untuk beroperasi di wilayah AS, atau biasa disebut Temporary General License (TGL), hingga 15 Mei 2020.
Sebenarnya, sejak pertengahan Februari lalu, TGL untuk Huawei sendiri sudah diperpanjang hingga 1 April. Namun, pemerintah AS memutuskan untuk menambah 45 hari lagi agar perusahaan yang berbasis di negaranya bisa meninjau kondisi bisnis mereka lebih lanjut.
Baca juga: Penjualan Ponsel Huawei Diprediksi Turun Dua Digit Tahun Ini?
Adapun perpanjangan TGL kali ini juga bertujuan untuk memberi kesempatan bagi beberapa perusahaan di AS, terutama para operator seluler, agar mencari alternatif pengganti selain perusahaan Huawei, sembari melakukan operasi bisnis secara normal.
Nah, dengan adanya penangguhan ini, pemerintah AS pun sudah memberikan amnesti bagi Huawei sebanyak empat kali, pasca vendor pembuat seri Mate ini masuk ke daftar hitam AS atau "Entity List" Mei lalu.
Penangguhan hukum pertama sendiri memang diberikan pada Mei 2019 dan efektif hingga pertengahan Agustus 2019 silam.
Baca juga: Foto-foto Hands-On Huawei P40 Beredar Sebelum Peluncuran
Perpanjangan kedua diberikan sejak Agustus hingga pertengahan November lalu, kemudian "pengampunan" ketiga diberikan pada bulan November dan berlaku hingga Februari kemarin.
Huawei sendiri diboikot dari AS lantaran dituduh menjadi mata-mata China dan dianggap membahayakan keamanan nasional di negara yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump itu.
Minta masukan publik
Selain memperpanjang TGL hingga 15 Mei, Departemen Perdagangan AS juga kini meminta masukan dari ranah publik atas rentetan kebijakan perpanjangan yang diberikan pihaknya kepada Huawei.
Baca juga: Trump Berhak Larang Perusahaan AS Berbisnis dengan China
Aneka masukan yang terlontar dari publik bakal diterima oleh Departemen Perdagangan AS mulai dari tanggal 10 Maret hingga 25 Maret mendatang, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari GSMArena, Kamis (12/3/2020).
Adapun tujuan dari penampungan masukan ini adalah untuk mengetahui tingkat efektivitas perpanjangan TGL yang tadi disebutkan di atas, sekaligus mencari "episode terakhir" dari drama antara pemerintah AS dan Huawei yang telah berlangsung nyaris satu tahun itu.
Masukan tersebut juga dimaksud untuk mengetahui potensi kerugian yang dialami oleh beberapa perusahaan mitra Huawei asal AS, jika nantinya boikot atas Huawei terwujud secara permanen.
Terkini Lainnya
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025
- Akamai Rilis Laporan "Defender Guide 2025" untuk Mitigasi Ancaman Siber
- Layanan Indosat HiFi Dikeluhkan Gangguan, Ada yang Sampai 9 Hari
- Cara Melihat Password WiFi di Laptop Windows 11 dengan Mudah dan Praktis
- Tabel Spesifikasi Nubia V70 Design di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Google Bawa Fitur ala Circle to Search ke iPhone
- Microsoft Umumkan Muse, AI untuk Bikin Visual Video Game
- Chatbot AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Perbedaan Spesifikasi iPhone 16 Vs iPhone 16e
- Apple Siapkan Headphone Nirkabel Bernama AirPods X Generation?
- Belum Dirilis, Harga Pixel 4a Muncul di Papan Iklan
- Yahoo Mobile Kini Berubah Haluan Jadi Operator Seluler
- Samsung Galaxy M21 Meluncur 16 Maret, Ini Bocoran Spesifikasinya
- Pameran Game Terbesar Dunia E3 Batal akibat Virus Corona