Awas, Foto yang Dikirim lewat WhatsApp Bisa Diedit Hacker
- Aplikasi pesan instan WhatsApp dan Telegram memang menggunakan sistem enkripsi sebagai tameng keamanan data. Tapi bukan berarti data yang diterima atau dikirim aman dari peretasan.
Periset dari Symantec baru-baru ini mengungkap potensi serangan malware yang bisa menyusup ke perpesanan WhatsApp dan Telegram. Melalui celah kemanan ini, peretas bisa iseng mengedit data multimedia yakni gambar dan audio.
Dengan begitu, gambar yang dikirim tidak akan sama dengan gambar yang diterima meski datanya sama. Misalnya saja, gambar wajah diganti dengan wajah lain atau pengubahan angka di bukti pembayaran dan sebagainya.
Menurut Symantec, malware ini masuk melalui ruang penyimpanan eksternal. Ketika data disimpan di penyimpanan eksternal, aplikasi lain bisa mengakses dan memanipulasi data tersebut.
Baca juga: Inikah 5 Fitur WhatsApp yang Akan Segera Hadir di 2019?
Di WhatsApp, secara default data akan tersimpan di penyimpanan eksternal saat diunduh. Hal yang sama juga terjadi pada Telegram ketika fitur "Save to Gallery" diaktifkan. Dilansir KompasTekno dari Cnet, Selasa (16/7/2019), WhatsApp mengatakan akan menindak lanjuti temuan Symantec tersebut.
"WhatsApp telah melihat masalah tersebut dan pertanyaan yang sama tentang dampak penyimpanan perangkat mobile di ekosistem aplikasi," jelas perwakilan WhatsApp.
WhatsApp mengatakan akan memberikan pembaruan software untuk ponsel Android nantinya.
Sementara pihak Telegram belum menanggapi masalah ini.
Cara mencegah
Ada cara yang bisa dilakukan sembari menunggu pembaruan WhatsApp dan Telegram. Cara pencegahan bisa dimulai dengan mengubah setting penyimpanan.
Di WhatsApp, caranya bisa dengan pergi ke menu setting, lalu non-aktifkan pengunduhan otomatis media. Di Telegram, bisa dilakukan dengan cara menon-aktifkan opsi "Save to Gallery".
Baca juga: Agent Smith Menyamar Bawa Aplikasi Palsu di 25 Juta Ponsel Android
Tapi menurut WhatsApp, setting tersebut bisa berdampak pada pembatasan gambar yang dibagikan. Banyak aplikasi yang memiliki menu penyimpanan gambar, menyimpan data tersebut ke ruang eksternal agar tetap tersimpan apabila aplikasi dihapus.
Aplikasi tiruan
Selain menemukan celah keamanan, Symantec juga menemukan aplikasi tiruan Telegram dan WhatsApp di Google Play Store. Aplikasi tiruan Telegram bernama MobonoGram yang dipromosikan sebagai versi peningkatan Telegram dengan fitur lebih kaya.
Aplikasi ini bisa mengarahkan pengguna ke situs web berbahaya dan penipuan. Selain itu, aplikasi ini bisa membuat ponsel lemot dan menguras baterai.
Ada pula Whatsgram, aplikasi tiruan WhatsApp yang memiliki ancaman yang sama dengan MobonoGram. Bahkan, pengembangnya pun sama. Symantec menyebut telah memblokir 1.200 aplikasi terkait pengembang tersebut sejak Januari hingga Mei.
Terkini Lainnya
- Mengulik Desain Oppo Find X8 Pro, Ada Tombol Kamera "Quick Button"
- Oppo Find X8 Series Pakai Teknologi Baterai Karbon Silikon, Apa Keunggulannya?
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Cara Pakai Rumus CONCAT di Microsoft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan