Google Siapkan Mesin Pencari Khusus untuk China

- Pemerintah China memang dikenal galak soal regulasi informasi dan internet di negaranya. Bahkan tak sedikit situs-situs besar seperti Twitter, Facebook bahkan layanan mesin pencari Google diblokir di sana.
Hal ini dilakukan lantaran pemerintah benar-benar ingin memantau tindak tanduk warganya di internet. Jadi, layanan internet yang tidak mengikuti aturan main di sana akan ditendang keluar dari daratan.
Google pun demikian. Selama ini raksasa mesin pencari ini tak dapat beroperasi di sana.
Kini demi dapat memasuki pasar China, Google menyiapkan sebuah mesin pencari khusus yang telah dibuat sedemikian rupa dengan mengikuti regulasi sensor pemerintah China.
Proyek bernama Dragonfly itu sudah dimulai sejak 2017 lalu. Mesin pencari ini nantinya akan memblokir kata kunci yang sensitif seperti demokrasi, hak asasi manusia, aksi damai dan agama.
Proyek ini diperkirakan akan selesai dan tersedia di China dalam beberapa bulan ke depan. Kemungkinan paling lambat akan hadir sekitar awal 2019 mendatang.
Meski tidak mengonfirmasi secara langsung kabar ini, Google telah membenarkan bahwa perusahaan memang tengah membuat serangkaian aplikasi dan telah merangkul pengembang lokal agar dapat bertahan di daratan China.
Kabar rencana masuknya Google di China ini ternyata malah mendapat banyak hujatan, bahkan dari karyawan Google sendiri, seperti dikutip KompasTekno dari Bloomberg, Kamis (2/8/2018).
Bukan soal rencana pengembangan bisnisnya tetapi para karyawan ini mempermasalahkan cara Google yang tunduk pada aturan China dengan memberlakukan sensor pada kata kunci yang dianggap sensitif.
Baca juga: Sisi Lain di Balik Menterengnya Kerja di Google
Padahal selama ini, Google dikenal sebagai salah satu perusahaan yang menjunjung tinggi kebebasan informasi, demokrasi dan hak asasi manusia. Ini tentu saja bertolak belakang dengan apa yang tengah diupayakan Google untuk masuk ke pasar China.
Google memang berada dalam posisi yang dilematis. Di satu sisi, perusahaan tak mau ingkar dengan moto mereka yang menjunjung kebebasan informasi. Di sisi lain, China adalah pangsa pasar besar dengan penetrasi internet yang terus berkembang pesat dan memiliki potensi bisnis yang besar.
Baca juga: Google Suntik Rp 314 Miliar untuk KaiOS, Pesaing Android Go
Terkini Lainnya
- Broadcom dan TSMC Ingin Pecah Intel Jadi 2 Perusahaan
- WhatsApp Sebar Fitur Tema Chat, Indonesia Sudah Kebagian
- Bocoran Harga Xiaomi 15 Ultra yang Meluncur Sebentar Lagi
- 2,5 Miliar Akun Gmail Terancam AI Hack
- Arti “Fortis Fortuna Adiuvat” yang Sering Muncul di Bio TikTok dan Instagram
- Ditunjuk Jadi "Staff Khusus", Berapa Gaji Elon Musk?
- Meta Bikin Mesin "Pembaca Pikiran" Bertenaga AI, Begini Bentuknya
- Cara Mengaktifkan Kembali M-Banking BCA Terblokir Tanpa Harus ke Bank
- 7 Game PS5 Menarik di Sony State of Play 2025, Ada Game Mirip GTA V
- Samsung Pinjamkan 160 Unit Galaxy S25 Series di Acara Galaxy Festival 2025
- 15 Masalah yang Sering Ditemui Pengguna HP Android
- Samsung Gelar Galaxy Festival 2025, Unjuk Kebolehan Galaxy S25 Series lewat Konser dan Pameran
- Apa Beda Login dan Sign Up di Media Sosial? Ini Penjelasannya
- Kenapa Kursor Laptop Tidak Bergerak? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Oppo A3i Plus Resmi, HP Rp 3 Jutaan dengan RAM 12 GB