Data yang Direkam Apple Watch Jadi Kunci Kasus Pembunuhan

- Perangkat jam tangan pintar Apple dapat merekam segala kondisi pemakainya. Salah satunya adalah fungsi sensor detak jantung yang bisa merekam kondisi kesehatan pengguna.
Tak disangka, fitur ini ternyata juga dapat membantu kepolisian meringkus pelaku pembunuhan. Di Australia pada akhir 2016, Myrna Nilsson (57) ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya di kawasan Adelaide.
Saat dibunuh, sebuah Apple Watch terikat pada lengannya. Dari data yang direkam perangkat pintar inilah polisi kemudian membekuk si pelaku pembunuhan.
Berdasarkan bukti ini, Caroline Nilsson yang merupakan menantu Myrna Nilsson menjadi satu-satunya yang dijadikan sebagai tersangka.
Baca juga: Apple Watch Selamatkan Nyawa Peselancar yang Terapung di Lautan
Pada awalnya, Caroline mengaku bahwa sebelum tewas, mertuanya pulang diikuti oleh beberapa pria, dan terlibat pertengkaran di depan rumah selama kurang lebih 20 menit. Caroline mengaku ia diikat di dapur dan pintu terkunci.
Namun data data di Apple Watch menunjukkan rentang waktu ketika korban diserang hingga meninggal adalah sekitar tujuh menit. Berdasar data inilah Caroline diduga sebagai pelaku yang melabrak masuk ke rumah, dan membunuh mertuanya.
Menurut Carmen Matteo, jaksa yang menangani kasus ini, Apple Watch yang dikenakan Myrna menjadi bukti penting setelah beberapa analisis dilakukan pada data yang terekam dalam perangkat tersebut.
Ia mengatakan, data tersebut didapat dari sensor detak jantung yang melacak gerakan serta aktivitas Myrna pada hari kematiannya. Data itu menunjukkan ada perubahan aktivitas korban sekitar pukul 18:38. Saat itu pelaku diketahui berada di rumah korban.
"Korban diserang sekitar pukul 18:38 dan dipastikan meninggal pada pukul 18:45," ungkap Matteo sebagaimana dikutip KompasTekno, Selasa (3/4/2018) dari dari ABC.net.au.
Ia juga menambahkan, dari data yang dianalisis terlihat bahwa kondisi jantung korban sebelumnya masih konsisten dan cenderung aman. Tapi tubuhnya kemudian mengalami syok dan kehilangan kesadaran.
Terkini Lainnya
- Video: Fitur Samsung S25 Ultra Bikin Rekam Konser Seventeen Bangkok Jadi Anti-mainstream
- Hati-hati, Setting Bawaan di iPhone Bisa Jadi "Pintu" Hacker Menyusup
- Smartwatch OnePlus Watch 3 Resmi Meluncur, Layar Lebih Besar dan Terang
- YouTube Bikin Langganan "Premium Lite", Ini Bedanya dengan Premium Biasa
- Menkomdigi Minta Platform Digital Perketat Perlindungan Anak dari Konten Berbahaya
- 8 Ciri-ciri Chat Penipuan WhatsApp, Jangan Terkecoh
- Harga Laptop Akan Naik, Bos Acer Ungkap Alasannya
- 25 Tablet dan HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS dengan AI DeepSeek
- Mencoba MSI Claw 8 AI Plus, Konsol Gaming Windows 11 dengan Joystick RGB
- Cara Pakai WhatsApp Bisnis buat Promosi UMKM
- Cara Buat Kartu Ucapan Ramadan 2025 untuk Hampers lewat Canva
- Databricks Ekspansi ke Indonesia: Buka Potensi AI dan Pengelolaan Data
- GPU Nvidia RTX 5070 Ti Mulai Dijual di Indonesia, Ini Harganya
- Oppo Rilis Case dan Wallet Edisi Timnas Indonesia untuk Reno 13 F 5G
- 5 Aplikasi Al Quran untuk Mengaji Selama Puasa Ramadhan 2025