10 Gadget Ikonik Penanda Jatuh-Bangun BlackBerry
- BlackBerry yang dulu dikenal dengan nama Research in Motion (RIM) memulai debutnya di industri ponsel pada dekade 1990-an. Perusahan asal Kanada itu berhasil meraih sukses lewat produk-produk smartphone berpapan ketik QWERTY.
Rangkaian tombol keyboard yang mudah untuk dipakai mengetik e-mail tersebut menghiasi bagian depan setiap perangkat, membentuk pola mirip buah beri hitam yang menjadi inspirasi namanya.
Penjualan aneka perangkat BlackBerry berangsur naik hingga mencapai puncaknya menjelang akhir dekade lalu, saat BlackBerry menguasai sekitar 20 persen pangsa pasar OS smartphone -kedua terbesar setelah Symbian- dan berhasil mengapalkan 14,6 juta perangkat.
Kejayaan itu tak berlangsung lama karena kemunculan ponsel pintar generasi baru mengubah segalanya. Berbeda dari BlackBerry, wajah model smartphone anyar yang dipelopori oleh iPhone ini bersih dari tombol dan mengandalkan touchscreen untuk melakukan segala sesuatu, termasuk mengetik.
Baca: Adu Nasib Smartphone BlackBerry di Indonesia
BlackBerry seolah tak melihat perubahan tren pasar. Ponsel-ponsel QWERTY andalannya lambat laun ditinggal oleh konsumen yang kepincut model iPhone dan Android terbaru.
Berbagai upaya dilakukan, mulai dari ikut mengadopsi faktor bentuk ponsel touchscreen, membuka aplikasi chatting BlackBerry Messenger untuk platform lain, hingga yang terakhir beralih menggunakan Android.
Namun semuanya sudah terlambat. Pada kuartal fiskal kedua yang berakhir pada 31 Agustus lalu, Blackberry hanya sanggup menjual 400.000 perangkat. Pangsa pasarnya telah menyusut menjadi kurang dari satu persen, jauh dari iPhone dan Android yang mendominasi industri smartphone sekarang.
BlackBerry pun lempar handuk. Pekan ini, sang mantan raja ponsel pintar memutuskan untuk tak lagi membuat smartphone sendiri. Tugas tersebut dialihdayakan ke PT BB merah Putih di Indonesia, mengakhiri kiprahnya selama 14 tahun di industri smartphone.
Seperti apa perjalanan BlackBerry? Jatuh bangun perusahaan tersebut dapat diamati melalui 10 perangkat buatannya, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Wired, Minggu (2/10/2016).
Baca: BlackBerry Belum Lupakan Ponsel dengan Keyboard Fisik
1. RIM 850
Model yang belum dinamai “BlackBerry” ini memiliki layar yang sanggup memuat delapan baris teks monokrom dan turut dibekali kalender, penyimpan alamat, kalkulator, serta sanggup mengirim pesan dan e-mail.
2. BlackBerry 5810
BlackBerry 5810 yang muncul pada Maret 2002 pun dipasarkan sebagai ponsel dengan kemampuan e-mail, bukan pager seperti perangkat sebelumnya.
3. BlackBerry Quark
Kehadiran BlackBerry seri 6200 segera disusul oleh BlackBerry seri 7200 pada pertengahan 2003 yang memiliki bentuk mirip tapi datang dengan layar berwarna (240 x 160 piksel).
4. BlackBerry Pearl
Pearl 8100 dilengkapi keypad numerik SureType dan alat navigasi jenis baru bernama trackball yang bakal dipakai pada perangkat-perangkat BlackBerry setelahnya.
5. BlackBerry Curve
Dilengkapi kamera 2 megapiksel Curve 8300 memadukan fitur multimedia dan profesional ke dalam satu perangkat dan diorientasikan ke konsumen umum seperti halnya seri Pearl.
Terkini Lainnya
- TikTok Tidak Bisa Diakses Lagi di Amerika Serikat
- Foto "Selfie" Kini Bisa Disulap Langsung Jadi Stiker WhatsApp
- Ponsel Lipat Huawei Mate X6 Segera Masuk Indonesia, Intip Spesifikasinya
- Apa Itu Product Active Failed di Microsoft Word? Begini Penyebab dan Cara Mengatasinya
- Cara Masukkan Tabel di Pesan Gmail dengan Mudah
- 3 Cara Menghapus Cache di iPhone dengan Mudah dan Praktis
- CEO TikTok Ternyata Pernah Magang di Facebook
- Aplikasi TikTok Hilang dari Google Play Store dan Apple App Store AS
- Cara Factory Reset HP Xiaomi dengan Mudah dan Praktis
- Apa Arti “Re” di Gmail dan Mengapa Muncul saat Membalas Pesan?
- TikTok Jawab Putusan AS, Sebut 170 Juta Pengguna Akan Terdampak Penutupan
- Microsoft Hentikan Dukungan Office di Windows 10 Tahun Ini
- TikTok Terancam Ditutup, Medsos RedNote Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Amerika Akan Blokir TikTok, Siapa yang Bakal Diuntungkan?
- Spesifikasi dan Harga Oppo Reno 13 5G di Indonesia