cpu-data.info

Jomplang, Biaya Bangun AI China DeepSeek ketimbang ChatGPT

Ilustrasi DeepSeek pesaing ChatGPT dari China.
Lihat Foto

- OpenAI, perusahaan di balik chatbot kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) populer ChatGPT, kini memiliki pesaing baru dari China bernama DeepSeek.

Meski baru hadir di industri kecerdasan buatan (AI), DeepSeek mencuri perhatian karena diklaim lebih efisien dalam membangun model AI dibandingkan kompetitor seperti GPT-4 milik OpenAI.

DeepSeek memperkenalkan dua model AI, yakni DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1, yang disebut lebih hemat biaya dan efisien dibandingkan model AI lain di pasar.

Biaya pengembangan DeepSeek lebih murah sekitar 10 kali daripada ChatGPT.

Dalam pengembangannya, DeepSeek hanya membutuhkan waktu dua bulan dan biaya sekitar 6 juta dollar AS (sekitar Rp 97 miliar).

Angka ini jauh lebih kecil dibandingkan dana yang dihabiskan OpenAI untuk mengembangkan GPT-4. Menurut laporan TeamGPT, model AI tersebut dibangun dengan dana mencapai 63 juta dollar AS (sekitar Rp 1 triliun).

Baca juga: DeepSeek, Penantang ChatGPT dari China Bikin Amerika Ketar-ketir

"Berkah" dari Pembatasan Chip AS

Kemampuan China dalam membangun model AI yang lebih hemat biaya disebut-sebut berasal dari pembatasan ekspor chip canggih oleh Amerika Serikat, seperti Nvidia H100.

Alih-alih menggunakan chip tersebut, DeepSeek memanfaatkan chip Nvidia H800, yang performanya lebih rendah. Kondisi ini memaksa perusahaan-perusahaan China untuk mengembangkan AI dengan metode yang lebih inovatif dan efisien.

Salah satu metode yang digunakan adalah "distillation," yakni teknik untuk melatih model AI agar lebih fokus pada tugas-tugas spesifik.

"Sederhananya, metode ini bisa melatih model AI supaya pintar mengerjakan hal-hal kecil yang spesifik, sehingga akan lebih efisien," kata Chetan Puttagunta, peneliti dari Benchmark General Partner.

Aravind Srinivas, CEO perusahaan AI Perplexity, menambahkan bahwa efisiensi model AI China membuat perusahaan-perusahaan AI Amerika Serikat perlu meningkatkan kewaspadaan.

"Pembatasan chip adalah "berkah" untuk China. Sebab, banyak perusahaan harus memikirkan aneka strategi dalam pembangunan model AI untuk mengatasi pembatasan chip, dan mereka ternyata membuatnya jauh lebih efisien," ujar CEO perusahaan AI Perplexity, Aravind Srinivas dalam sebuah pernyataan. 

CEO Microsoft, Satya Nadella, juga memberikan perhatian terhadap kemunculan DeepSeek. Dalam sebuah wawancara, Nadella mengungkapkan kekagumannya terhadap kemampuan China membuat model AI yang efisien namun tetap berperforma tinggi.

"Saya takjub melihat mereka membuat model AI open source yang bisa berjalan secara efisien namun tetap memiliki performa baik," ujar Nadella dalam sebuah acara, dikutip CNBC dan dihimpun KompasTekno, Selasa (28/1/2025).

"Kita harus waspada terhadap perkembangan AI China di masa depan," pungkas Nadella.

Baca juga: Nvidia Bikin Teknologi Pembatas agar Agen AI Tidak Kebablasan

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat