cpu-data.info

Mengapa Intel Butuh Uang, Sampai Ada Rumor Akan Dijual

ilustrasi Intel Office
Lihat Foto

- Intel, raksasa teknologi AS sekaligus pembuat semikonduktor yang nyaris berumur 50 tahun, dikabarkan akan menjual unit bisnis chip-nya. Laporan ini pertama kali dimuat di situs firma riset pasar SemiAccurate.

Dalam laporan tersebut, sumber dalam industri yang tak mau disebut namanya yakin 90 persen bahwa Intel akan diakuisisi dalam waktu dekat. Calon investor yang akan mengakuisisi Intel pun sudah ada.

Tak main-main, CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk disebut-sebut sebagai kandidat kuat yang akan mengakuisisi pabrikan semikonduktor yang telah berumur nyaris 50 tahun itu.

Baca juga: Intel Disebut Akan Dijual, Elon Musk Kandidat Pembelinya

Kabar tentang Intel yang bakal dijual ini mungkin terdengar mengejutkan. Namun para ahli dan pengamat menyebut Intel memang sudah mendesak untuk mendapatkan dana segar, demi bisa meneruskan bisnis warisannya, yaitu produsen chip dan bersaing dengan Nvidia dan AMD.

Tantangan manufaktur

Meski pada kuartal III-2024 Intel masih memimpin di segmen CPU x86, pabrikan semikonduktor veteran ini menghadapi banyak masalah sepanjang tahun. Saham Intel turun 60 persen sepanjang tahun tersebut, menurut data dari S&P Global Market Intelligence.

Terlebih lagi, Intel kini berada di tengah-tengah perubahan strategi yang ambisius, yaitu mengembangkan dan memproduksi chip pada proses node paling canggih, termasuk 2 nanometer (nm) ke bawah.

Hal ini bukan hanya sulit dilakukan, namun juga membutuhkan biaya yang besar.

Di sisi lain pesaing mereka, Nvidia sedang menikmati hasil kerja keras mereka di pasar chip kecerdasan buatan (AI). Kemudian rival abadinya, AMD yang sudah lama tidak diunggulkan, kini mulai merangsek dengan chip kelas server dan prosesor PC.

Baca juga: Intel Tak Lagi Tentukan Arah Arsitektur x86

Beberapa pemegang saham terbesar Intel juga telah kehabisan kesabaran, sehingga memaksa CEO Pat Gelsinger keluar dari perusahaan.

Butuh investasi riset

Intinya, Intel saat ini sedang dalam kondisi butuh uang, yang bisa digunakan untuk mengejar ketertinggalan sekaligus membendung para pesaingnya.

"Intel pernah mendominasi pasar pembuatan chip, tetapi kurangnya investasi benar-benar merugikan mereka," tulis Jack Gold, Principal Analyst di J. Gold Associates di laman LinkedIn-nya.

Gold juga menekankan bahwa Intel memang memiliki investasi yang sangat besar dalam pembuatan chip.

Namun, pabrik mereka mengalami kekurangan investasi selama beberapa tahun, sehingga sulit berinovasi mengejar ketertinggalan dari Nvidia atau membendung AMD. Belum lagi Qualcomm yang mulai mengincar.

Baca juga: Qualcomm Klaim Snapdragon X Elite Lebih Kencang dari Intel Core Ultra

Perbandingan performa single thread (kiri) dan multi thread (kanan) dari chip Snapdragon X Elite dengan chip Intel Core Ultra 9 185H.PCWorld Perbandingan performa single thread (kiri) dan multi thread (kanan) dari chip Snapdragon X Elite dengan chip Intel Core Ultra 9 185H.

Sementara pengeluaran bisnis Intel masih terus berlanjut. Perusahaan telah berkomitmen untuk berinvestasi sebesar 100 miliar dollar AS selama lima tahun ke depan di AS, guna mendukung pabrikan semikonduktor pihak ketiga di negara tersebut.

Ini menjadi salah satu investasi swasta-publik terbesar yang pernah terjadi di AS, di industri semikonduktor.

Baca juga: CEO Intel Pat Gelsinger Mengundurkan Diri

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat