Hati-hati, Hacker Sebar Malware Berbahaya lewat Halaman "Captcha" Palsu

- Hacker melakukan berbagai cara untuk bisa meretas dan merugikan korbannya. Yang terbaru, penggunaan halaman Captcha palsu jadi "tipu muslihat" untuk menyebarkan malware berbahaya.
Salah satu kasus terbaru melibatkan malware bernama Lumma. Malware ini jenis infostealer atau perangkat lunak yang bisa mencuri informasi pengguna. Malware ini mengelabui korban melalui kampanye jahat berskala besar bernama "DeceptionAds."
Menurut peneliti keamanan dari Guardio Labs, operasi ini menargetkan jutaan pengguna dengan memanfaatkan dua layanan, yakni jaringan iklan yang populer digunakan oleh para blogger, Monetag, dan platform pelacakan berbasis cloud BeMob.
Penyerang memulai aksinya melalui iklan palsu yang menampilkan hal menarik, seperti penawaran palsu, unduhan, atau layanan tertentu. Yang paling sering digunakan untuk mengelabui pengguna adalah penawaran platform streaming dan perangkat lunak bajakan.
Baca juga: Hacker Suruhan China Retas Operator Seluler Singapura, Pemanasan sebelum Serang AS?
Ketika korban mengeklik iklan tersebut, mereka diarahkan ke halaman Captcha palsu yang disamarkan menggunakan URL BeMob. Teknik ini membuat moderasi menjadi sulit, karena BeMob adalah platform yang sah dan memiliki reputasi baik.
"Dengan menyediakan URL BeMob yang aman ke sistem manajemen iklan Monetag alih-alih halaman Captcha palsu langsung, para penyerang memanfaatkan reputasi BeMob, sehingga mempersulit upaya moderasi konten Monetag," ungkap Nati Tal, kepala peneliti Guardio Labs.
Halaman Captcha ini dilengkapi dengan kode JavaScript berbahaya yang menyalin perintah PowerShell ke clipboard pengguna.
Untuk menyelesaikan Captcha, korban akan diarahkan untuk membuka Windows Run, memasukkan kode tersebut, dan menjalankannya. Tindakan ini secara otomatis mengunduh dan mengeksekusi malware Lumma Stealer di perangkat korban.
Lumma Stealer dikenal luas sebagai malware pencuri data pengguna yang sangat efektif. Malware ini dapat mencuri berbagai informasi sensitif, termasuk data peramban, kredensial e-mail, dompet mata uang kripto, hingga informasi keuangan.
Kelompok di balik serangan ini, yang dikenal sebagai Vane Viper, telah menimbulkan kerugian besar, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Tech Radar, Senin (23/12/2024).
Baca juga: Awas NFC di HP Bisa Dipakai Hacker Kuras Uang di ATM
Meski demikian, setelah Monetag dan BeMob sudah mengetahui terkait penyalahgunaan tersebut. Kedua perusahaan pun segera mengambil langkah tegas. Monetag menghapus 200 akun terkait, sementara BeMob menghentikan kampanye dalam waktu empat hari.
Pengguna diimbau untuk lebih waspada terhadap halaman Captcha yang mencurigakan, terutama yang meminta mereka menempelkan kode tertentu ke komputer pengguna. Langkah pencegahan ini penting untuk melindungi diri dari ancaman malware berbahaya seperti Lumma.
Terkini Lainnya
- Tanggal "Legal Day One" Efektif Hari Ini, Operator Seluler XLSmart Beroperasi
- SSD Samsung 9100 Pro dan Pro Heatsink Resmi di Indonesia, Harga mulai Rp 3 Jutaan
- 7 Hal yang Perlu Diketahui soal Aktivasi MFA ASN
- Tablet Samsung Galaxy Tab S10 FE Series Siap Masuk Indonesia
- Cara Bikin Foto AI Main PS Bareng Artis via ChatGPT yang Ramai di Medsos
- HP Android Honor Power Meluncur, Bawa Baterai Jumbo 8.000 mAh
- Ketika HP dan Laptop "Dibebaskan" Trump tapi Tetap Mahal di Indonesia
- Mark Zuckerberg Terancam Kehilangan Instagram dan WhatsApp
- 3 Cara Cek HP Support eSIM di Android dan iPhone dengan Mudah
- Elon Musk Dulu Ejek Bentuk Roket yang Bawa Katy Perry ke Luar Angkasa
- Pasar Ponsel Dunia Tumbuh Awal 2025 berkat Ponsel Samsung dan Apple Ini
- Ini Kelebihan dan Kekurangan e-SIM Dibanding Kartu SIM Seluler Fisik
- iPhone XS Masih Layak Dibeli Tahun 2025? Begini Penjelasannya
- Google Luncurkan Ironwood, Chip AI untuk Inferensi Skala Besar
- Spesifikasi dan Harga iPhone 16 Pro Max Max di Indonesia, mulai Rp 22 Juta
- Studi: AI Makin Canggih, Bisa Pelajari Manusia dalam Dua Jam
- Black Shark Rilis Jam Tangan Pintar GS3 Sport, Baterai Tahan Sebulan
- Sengketa ARM vs Qualcomm, Pengadilan Putuskan Qualcomm Tidak Melanggar Lisensi
- Ketika WhatsApp Jadi "Rumah" untuk Chatbot AI
- Daftar HP Android yang Tak Bisa Pakai WhatsApp mulai 1 Januari 2025