cpu-data.info

Riset: AI dan Pengalaman Kerja yang Personal Tingkatkan Kebahagiaan Karyawan

HP Work Relationship Index.
Lihat Foto

PALO ALTO, - Perusahaan teknologi AS, Hewlett Packard merilis hasil survei Work Relationship Index (WRI) 2024. Studi ini mensurvei 15.600 responden dari berbagai industri di 12 negara, termasuk di Indonesia, tentang kebahagiaan mereka di tempat kerja.

Riset ini mengungkap penggunaan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan pengalaman kerja yang lebih personal (personalized work experience), bisa membuat karyawan lebih bahagia di tempat kerja.

Kemudian, sebanyak 28 persen pekerja berpengetahuan (knowledge workers) telah memiliki hubungan yang sehat dengan pekerjaannya. Angka ini meningkat satu poin dibandingkan pada 2023 lalu.

Penggunaan AI di tengah pekerja berpengetahuan ternyata meningkat menjadi 66 persen pada 2024 ini, naik dari sebelumnya 38 persen pada tahun lalu.

Baca juga: Perancang iPhone Jony Ive Kerja Bareng Induk ChatGPT Bikin Hardware AI

Sementara itu, pekerja yang menggunakan AI untuk membantu menyelesaikan pekerjaannya, memiliki skor kebahagiaan 11 poin lebih tinggi dibandingkan dengan rekan mereka yang tidak.

CEO dan Presiden HP Inc., Enrique Lores di ajang Imagine 2024 di Palo Alto, San Francisco, Selasa (24/9/2024)/Reska K. Nistanto. CEO dan Presiden HP Inc., Enrique Lores di ajang Imagine 2024 di Palo Alto, San Francisco, Selasa (24/9/2024)

Para pekerja yang menggunakan AI merasakan manfaatnya, termasuk hubungan yang lebih sehat dengan pekerjaan.

Berikut ini temuan-temuan penting yang diungkap HP, sebagaimana dilaporkan jurnalis Reska Nistanto, langsung dari kantor HP di Palo Alto, San Francisco, AS, Selasa (24/9/2024) :

  • 73 persen merasa bahwa AI membuat pekerjaan mereka lebih mudah, dan hampir 7 dari 10 (69 persen) menyesuaikan penggunaan AI agar lebih produktif, yang mengindikasikan bahwa AI dapat menjadi salah satu bahan untuk membuka pengalaman kerja yang lebih personal.
  • 60 persen menyatakan bahwa AI memainkan peran kunci dalam meningkatkan keseimbangan kehidupan kerja mereka.
  • 68 persen mengatakan bahwa AI membuka peluang baru bagi mereka untuk menikmati pekerjaan.
  • 73 persen setuju bahwa pemahaman yang lebih baik tentang AI akan memudahkan mereka untuk memajukan karier.

Oleh karena itu, ada urgensi untuk membawa AI ke tangan para pekerja lebih cepat daripada menundanya.

Sebab, pekerja yang tidak memanfaatkan AI, telah menunjukkan peningkatan ketakutan akan penggantian pekerjaan oleh AI, dengan 37 persen menyatakan kekhawatirannya, meningkat +5 poin dari tahun lalu.

Baca juga: CEO Google Komentari Ketakutan Programmer Bakal Digantikan AI

Pengalaman yang lebih personal

HP juga menyebut pengalaman kerja yang lebih personal, sesuai dengan keinginan karyawan, dapat mengarah pada hubungan antara karyawan-pekerjaan yang lebih sehat.

Menurut survei, dua pertiga dari pekerja berpengetahuan menginginkan pengalaman kerja yang dipersonalisasi, seperti ruang kerja yang disesuaikan, akses ke teknologi yang disukai, dan lingkungan kerja yang fleksibel.

HP memaparkan riset AI yang membantu meningkatkan kebahagiaan karyawan saat bekerja di markasnya di Palo Alto, San Francisco, AS, Selasa (24/9/2024)./Reska K. Nistanto. HP memaparkan riset AI yang membantu meningkatkan kebahagiaan karyawan saat bekerja di markasnya di Palo Alto, San Francisco, AS, Selasa (24/9/2024).

Sebanyak 87 persen dari mereka bahkan rela dipotong gajinya demi mendapatkan pengalaman pekerjaan yang dipersonalisasi tadi.

Rata-rata, para pekerja bersedia merelakan hingga 14 persen dari gaji mereka. Karyawan dari kalangan Gen Z bahkan rela dipotong gajinya sebesar 19 persen.

Berikut ini temuan survei HP mengapa karyawan bersedia mendapatkan pengalaman pekerjaan yang dipersonalisasi:

  • 64 persen pekerja berpengetahuan mengatakan bahwa jika pekerjaan disesuaikan atau disesuaikan dengan kebutuhan dan preferensi pribadi, mereka akan lebih berinvestasi pada pertumbuhan perusahaan.
  • 69 persen pekerja berpengetahuan percaya bahwa hal ini akan meningkatkan kesejahteraan mereka secara keseluruhan.
  • 68 persen pekerja berpengetahuan menyatakan bahwa hal ini akan mendorong mereka untuk bertahan lebih lama dengan perusahaan mereka saat ini.

“Kami tahu bahwa ekspektasi pemberi kerja dan karyawan telah berevolusi dan kami percaya bahwa teknologi pintar adalah kunci untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja saat ini,” ujar Enrique Lores, Presiden dan CEO HP Inc.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat