Arti Kata "Tone-Deaf" yang Sering Muncul di Media Sosial

- Aktivitas berbagai media sosial tak jarang memunculkan berbagai kata atau frasa yang memiliki makna tertentu. Salah satunya frasa “tone-deaf” yang sering diutarakan pengguna di media sosial, baik di Twitter, TikTok, dan lainnya.
Meskipun istilah ini awalnya digunakan dalam dunia musik untuk menggambarkan seseorang yang tidak dapat membedakan nada, penggunaannya di media sosial telah bergeser menjadi lebih luas.
Saat ini, tone-deaf sering digunakan untuk merujuk pada individu atau kelompok yang dianggap tidak peka terhadap situasi sosial, norma, atau perasaan publik. Lantas apa yang dimaksud dengan kata tone-deaf dan asal-usulnya? Selengkapnya berikut ini ulasannya.
Baca juga: Arti Kata Gyatt, Bahasa Gaul Gen Alpha yang Sering Muncul di Media Sosial
Apa arti tone-deaf?
Dilansir dari dictionary.cambridge, istilah “tone-deaf” berasal dari kata bahasa Inggris dan berhubungan dengan konteks musik atau lagu.
Tone-deaf merujuk pada seseorang yang tidak bisa mendengar perbedaan antara nada-nada musik atau tidak bisa menyanyi dengan nada yang benar. Artinya, orang tersebut memiliki kesulitan dalam mengenali atau menghasilkan nada yang akurat dalam musik.
Lebih lanjut, istilah ini biasanya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki kemampuan untuk membedakan nada-nada musik secara tepat, seperti ketika seseorang mendengar sebuah lagu tetapi tidak bisa menentukan apakah nadanya benar atau salah.
Orang yang mengalami tone-deaf sering kali tidak dapat meniru nada dengan benar saat mencoba menyanyi, karena mereka tidak mampu membedakan pitch atau nada secara jelas.
Dapat diartikan dalam konteks musik, tone-deaf menggambarkan ketidakmampuan seseorang untuk mengenali dan mereproduksi nada-nada dengan akurat, sehingga mereka cenderung tidak bisa menyanyi dengan benar atau memahami musik dengan baik.
Sementara itu, saat ini istilah tone-deaf mulai digunakan di berbagai media sosial yang dikaitkan dengan konteks sosial tertentu.
Dalam konteks sosial, tone-deaf digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kurang peka terhadap perbedaan nada musik. Namun, istilah ini lebih sering digunakan untuk menyebut seseorang yang tidak peka terhadap pendapat atau perasaan publik.
Ini bisa berarti bahwa orang tersebut tidak peduli dengan masalah sosial atau kurang memiliki empati, sehingga membuatnya terlihat seperti tidak peduli atau tidak memahami kebutuhan dan perasaan masyarakat.
Dilansir dari laman Dictionary, catatan pertama tentang istilah "tone-deaf" berasal dari tahun 1890-an. Kata ini terbentuk dari gabungan kata "tone", yang berarti nada musik, dan "deaf", yang berarti tidak bisa mendengar sebagian atau seluruhnya.
Arti kiasannya muncul dari kata "tone", yang secara kiasan berarti tidak mau mendengar atau memperhatikan sesuatu. Penggunaan kiasan "tone-deaf" sering muncul dalam kritik yang tegas.
Istilah ini digunakan untuk menunjukkan bahwa seseorang tidak memahami atau tidak peduli dengan situasi atau masalah yang dihadapi masyarakat, serta kurang memiliki empati.
Biasanya, frasa ini menggambarkan seseorang yang memiliki bias atau tidak menyadari masalah yang dihadapi oleh kelompok atau kelas yang berbeda dari dirinya.
Baca juga: Arti Kata “Cap” atau “No Cap” yang Ramai Digunakan di Media Sosial
Terkini Lainnya
- 7 Cara Menghapus Cache di HP untuk Berbagai Model, Mudah dan Praktis
- Samsung Rilis Vacuum Cleaner yang Bisa Tampilkan Notifikasi Telepon dan Chat
- Akun Non-aktif X/Twitter Akan Dijual mulai Rp 160 Juta
- 3 Cara Menggunakan Chatbot Grok AI di X dan Aplikasi HP dengan Mudah
- Poco M7 Pro 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,8 Juta
- Siap-siap, Harga iPhone Bakal Semakin Mahal gara-gara Tarif Trump
- Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Bisa Diunduh di HP dan Desktop
- Meta Rilis 2 Model AI Llama 4 Baru: Maverick dan Scout
- Kisah Kejatuhan HP BlackBerry: Dibunuh oleh Layar Sentuh
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- Smartwatch Garmin Vivoactive 6 Meluncur, Pertama dengan Fitur Alarm Pintar
- Vimeo Rilis Fitur Streaming ala Netflix, Kreator Indonesia Gigit Jari
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Trump Tunda Pemblokiran TikTok di AS, Beri Waktu 75 Hari Lagi
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- "My Lovely Empress", Game Buatan Developer Indonesia Resmi Meluncur
- Tabel Spesifikasi dan Harga Oppo A3x di Indonesia, mulai Rp 1 Jutaan
- Samsung Galaxy S21 FE Dapat Update AI Circle to Search
- TWS OnePlus Buds Pro 3 Resmi Meluncur
- Prosesor Lawas AMD Ternyata Masih Lebih Diminati di Indonesia