Mantan Bos Google Tuding "WFH" Bikin Perusahaan Kalah Saing soal AI
- Mantan CEO Google, Eric Schmidt baru-baru ini mengeluarkan pernyataan yang dianggap cukup kontroversial.
Saat memberikan kuliah umum di Standford University, Schmidt mengatakan bahwa work from home (bekerja dari rumah/wfh) membuat Google kalah saing dalam perlombaan kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI).
Pernyataan itu ia lontarkan saat profesor Erik Brynjolfsson mengatakan, bahwa Anthropic, dengan Anthropic Claude-nya menjadi perusahaan dengan model AI terbaik bulan Juli lalu. Peringkat itu dikurasi oleh perusahaan pengevaluasi AI, Galileo.
Baca juga: Rangkuman AI di Pencarian Google Meluncur di Indonesia
Brynjolfsson kemudian menanyakan kepada Schmidt, mengapa Google "kalah" dalam persaingan AI tersebut.
"Google memutuskan, menyeimbangkan kehidupan kerja dan pulang ke rumah lebih awal, serta WFH lebih penting dibanding menang," kata Schmidt.
"Alasan mengapa startup bisa berhasil adalah karena orang-orang bekerja sangat keras," kata CEO Google 2001-2011 itu, dirangkum dari Enterpreneur.
"Maaf kalau saya terlalu blak-blakan. Namun, faktanya adalah apabila kalian semua lulus dari universitas dan mendirikan perusahaan, kalian tidak akan membiarkan orang-orang bekerja dari rumah dan hanya datang satu hari dalam seminggu, apabila kalian ingin bersaing dengan startup lainnya," imbu Schmidt.
Pernyataan ini kemudian memicu kontroversi, setelah potongan videonya diunggah ke platform mikroblogging X (dulu Twitter).
Banyak pengguna X beranggapan bahwa Schmidt seharusnya tidak menyalahan karyawan apabila mereka "kalah" dalam persaingan AI.
Baca juga: 7 Fitur AI di Google Pixel 9 Series, Gemini Live Salah Satunya
"Oh ya. Memang salah karyawan. Bukan manajemen yang seharusnya bertanggungjawab untuk mengatur proyek dan pekerja. Seperti penghindaran," sindir salah satu pengguna X dengan handle @rambalinwreck.
Oh yes. It’s the employees’ fault. Not management, whose job is to manage projects and employees. Sounds like a cop out.
— goonie (@rambalinwreck) August 14, 2024
"Saat saya WFH, saya bekerja dua kali lipat lebih lama dibanding di kantor! Pemimimpin malas yang tidak kompeten yang sebenarnya membuat produktivitas menurun! Mengatur karyawan WFH memang tidak mudah, tapi sepadan" ujar pengguna lain dengan handle @LainieEKC, dirangkum dari The Street.
When I work at home I work double the hours as in the office! Lazy incompetent people is what leads to losing productivity! Managing people that work at home is challenging but def worth it!
— Lainie (@LainieEKC) August 15, 2024
Akui salah
Menyadari bahwa pernyataannya memicu kontroversi, Schmidt segera mengakui bahwa yang ia katakan kurang tepat.
"Saya salah bicara tentang Google dan jam kerja mereka. Saya menyesali kesalahan saya," kata Schmidt dalam e-mail yang dikirim kepada Wall Street Journal.
Sesi kuliah ini sebelumnya diunggah ke kanal YouTube Standford of Engineering, Selasa (13/8/2024). Akan tetapi, video itu kini sudah dihapus atas permintaan Schmidt setelah pernyataannya ramai diperbincangkan.
Sementara itu, serikat kerja karyawan Goolge dan anak perusahaan Alphabet lainnya, yakni Alphabet Workers Union, menentang pernyataan Schmidt.
Baca juga: Google Setop Penjualan 3 Ponsel Pixel, Ini Daftarnya
Mereka mengatakan opsi bekerja secara fleksibel bukan lah alasan menurunnya produktivitas perusahaan.
"Kekurangan karyawan, perubahan prioritas, PHK terus-menerus, upah yang stagnan, dan kurangnya tindak lanjut manajemen terhadap proyek, faktor-faktor ini lah yang sebenarnya memperlambat pekerja Google setiap hari," tulis mereka di X dengan mengutip berita tentang pernyataan Schmidt.
Flexible work arrangements don’t slow down our work.
Understaffing, shifting priorities, constant layoffs, stagnant wages and lack of follow-through from management on projects - these factors slow Google workers down every day.#
— Alphabet Workers Union (AWU-CWA) (@AlphabetWorkers) August 14, 2024
Terkini Lainnya
- Konsol Handheld Windows 11 Acer Nitro Blaze 8 dan Nitro Blaze 11 Resmi, Ini Harganya
- X/Twitter Akan Labeli Akun Parodi
- Deretan Laptop Baru Asus di CES 2025, dari Seri Zenbook hingga ROG Strix
- 5 Penyebab Tidak Bisa Lihat Profil Kontak WA Orang Lain
- Cara Logout Akun Google Photos dari Perangkat Lain
- Reaksi TikTok soal Rumor Bakal Dijual ke Elon Musk
- RedNote, Medsos China Mirip TikTok Jadi Aplikasi No. 1 di AS
- Pasar Ponsel Dunia Akhirnya Membaik, Naik 4 Persen Tahun Lalu
- 10 Jenis Cookies di Internet dan Fungsinya
- Fitur Baru ChatGPT Bisa Ngobrol ala Gen Z
- Sah, AS Perketat Ekspor Chip AI ke Pasar Global
- Cara Edit Foto Background Merah untuk Daftar SIPSS 2025, Mudah dan Praktis
- AI Grok Jadi Aplikasi Terpisah, Sudah Ada di iPhone
- Gaji CEO Apple Tim Cook Naik pada 2024, Sekian Jumlahnya
- 5 Besar Merek PC Global Akhir 2024 Riset Canalys, Lenovo Teratas
- Menkominfo Budi Arie Kini Punya 2 Wakil Menteri, Ini Tugasnya
- "UN Convention Against Cybercrime”: Konvensi Pertama PBB tentang Kejahatan Siber (Bagian II-Habis)
- Angga Raka Prabowo Resmi Dilantik Jadi Wakil Menteri Kominfo Baru
- “UN Convention Against Cybercrime”: Konvensi Pertama PBB Tentang Kejahatan Siber (Bagian I)
- Budi Arie Sebut Angga Raka Prabowo Jadi Wamenkominfo Baru