Starlink Bisa Matikan Bisnis Telekomunikasi Lokal
- Harga layanan dan perangkat keras Starlink yang lebih murah dinilai bisa mematikan pemain bisnis operator telekomunikasi lokal.
Hal itu disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Satelit Seluruh Indonesia (ASSI), Sigit Jatiputro dalam acara Foucus Group Discussion (FGD) di kantor Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) di Jakarta, Rabu (29/5/2024).
Seperti diketahui, layanan internet satelit milik Elon Musk, Starlink, sudah beroperasi di Indonesia, dan dibanderol mulai Rp 750.000 per bulan untuk paket termurah.
Sedangkan perangkat kerasnya dijual seharga Rp 4,6 juta, diskon 40 persen dari Rp 7,8 juta. Diskon ini berlangsung hingga 10 Juni 2024 mendatang.
Baca juga: Pemerintah RI Harus Desak Starlink Bangun NAP ketimbang NOC
"Dibandingkan pemain lokal, harga Starlink lebih murah. Contoh, harga lokal yang paling murah kira-kira untuk VSAT Unlimited sekitar Rp 3,5 juta, harga Starlink Unlimited Rp 750.000. Bisa dihitung berapa kali lipat perbedaan harga," kata Sigit di kantor KPPU Jakarta Pusat, Kamis (29/5/2024).
"Harga perangkat paling murah di lokal Rp 9,1 juta. Di Starlink saat promo adalah Rp 4,6 juta," imbuhnya.
Sebagai informasi, VSAT atau Very Small Aperture Terminal itu sendiri merupakan teknologi komunikasi satelit yang memungkinkan pengguna untuk mentransmisikan data, suara, dan sinyal video. VSAT bisa diakses di daerah terpencil dan biasanya digunakan oleh bisnis.
Sigit melanjutkan, bahwa harga ini berpengaruh pada penurunan penjualan layanan internet pemain lokal.
"Menurut saya, pemain lokal di Indonesia sudah terasa sekali terjadinya penurunan penjualan. Tanda-tandanya sudah jelas, meskipun Starlink baru masuk di Indonesia sekitar 1-2 minggu," katanya.
Ketika ditanyakan apakah segmen bisnis atau ritel yang menurun, Sigit mengatakan bahwa keduanya terkena imbas. Sebab, Starlink untuk paket Residensial pun bisa digunakan oleh perusahaan atau pebisnis.
Sigit mengaku tidak tahu secara spesifik berapa persen penurunannya. Namun, ia memperkirakan bahwa pemain VSAT dalam negeri kemungkinan akan tumbang dalam satu tahun ke depan.
Baca juga: KPPU Sebut Pembuktian Predatory Pricing Starlink Butuh Proses
"Kalau saya ambil ekstremnya, mungkin pemain VSAT dalam negeri tidak akan bertahan lebih dari setahun," jelasnya.
Sebagai catatan, pemain VSAT dalam negeri mencakup Pasifik Satelit Nusantara, UBIQU, dan lain sebagainya. Semua pemain tersebut dikatakan bakal merasa imbas yang sama, pemain lokal tidak bisa bertumbuh.
Sigit juga menyinggung bahwa pola bisnis Starlink berpotensi bisa dilakukan dari satu konsumen ke konsumen lain (consumer to consumer/C2C), atau reseller. Pola bisnis seperti ini disebut tidak bisa dikontrol.
Respons Starlink
Terkini Lainnya
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- Samsung Galaxy Z Flip 7 FE Meluncur Tahun Depan?
- Oppo Find X8 Pro Punya Tombol "Quick Button", Apa Fungsinya?
- Algoritma Instagram Kini Bisa Direset, Rekomendasi Konten Bisa Kembali ke Awal
- Indonesia Juara Umum Kompetisi E-sports Dunia IESF 2024
- Bocoran Isi Proposal 100 Juta Dollar AS Apple ke Kemenperin
- KPPU Sebut Pembuktian "Predatory Pricing" Starlink Butuh Proses
- Samsung Umumkan One UI 6 Watch dengan Galaxy AI
- Cara Share Screen WhatsApp dengan Suara di iPhone, Bisa buat Nobar
- Cara Menghilangkan Perangkat Tertaut pada WhatsApp dengan Mudah
- Dalang Jaringan Penyebar Malware Terbesar Dunia Ditangkap, Punya 19 Juta Komputer