Menerka Misi Tersembunyi Lawatan Bos Apple ke Indonesia, Vietnam, dan Singapura
- CEO Apple Tim Cook melakukan safari singkat ke tiga negara Asia Tenggara pada 15-19 April lalu. Sekitar empat hari, Cook memulai lawatannya dari Vietnam, lalu Indonesia, dan berakhir di Singapura.
Agenda utamanya adalah bertemu dengan para pemimpin tertinggi dari masing-masing negara. Secara garis besar, Cook membahas soal kelanjutan kerja sama antara Apple dan negara-negara tersebut.
Perusahaan paling bernilai di dunia itu juga mengucurkan investasi di masing-masing negara dengan besaran berbeda.
Adapun investasi itu diberikan untuk meningkatkan pengembangan talenta di bidang teknologi dan informatika (TI), meningkatkan manufaktur, serta pengembangan teknologi kecerdasan buatan/artificial intelligence (AI).
Baca juga: Apple Investasi Rp 255 Triliun di Vietnam, di Indonesia Hanya Rp 1,6 Triliun
Namun, tujuan Cook ke tiga negara Asia Tenggara itu tampaknya tak "sebiasa" itu. Apple disebut-sebut punya tujuan lain yang lebih besar, yakni mencari peluang pasar baru dan lokasi manufaktur di luar China. Hal ini untuk mengurangi ketergantungan Apple dari China sebagai dampak konflik geopolitik.
Pasar China makin menantang
Selama ini, China menjadi salah satu pasar terbesar bagi Apple, terutama untuk produk smartphone, iPhone.
Namun, pada tahun 2023, penjualan iPhone di China anjlok lebih dari 30 persen dari tahun ke tahun, berdasarkan laporan perusahaan analis keuangan, Jefferies Group. Akibatnya, pangsa pasar Apple di China ikut turun sekitar 4 persen dari tahun ke tahun.
Penurunan berlanjut pada kuartal I-2024. Berdasarkan laporan terbaru Counterpoint Research, pangsa pasar Apple di China pada periode tersebut sebesar 15,7 persen, turun 4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Baca juga: Pangsa Pasar iPhone Meredup di China, Takluk dari Pemain Lokal
Baik Jefferies Group maupun Counterpoint menyimpulkan penyebab turunnya pangsa pasar Apple di China adalah desakan dari vendor lokal, seperti Huawei, Honor, Oppo, Vivo, dan Xiaomi yang pangsa pasarnya terus naik di negeri sendiri.
Huawei, yang diblokir di Amerika Serikat (AS), disebut menjadi pesaing berat Apple di China. Huawei dan Apple "head to head" di segmen smartphone flagship.
"Kehadiran Huawei di segmen ponsel premium membuat penjualan iPhone di China di kuartal I-2024 melemah. Selain itu, pengguna yang membeli iPhone baru juga berkurang apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu," jelas Senior Research Analyst Counterpoint Research, Ivan Lam.
Di China, penjualan iPhone terdampak kehadiran smartphone flagship Huawei Mate 60 series yang meluncur Agustus 2023. Peluncuran iPhone 15 series terjadi dua minggu setelah peluncuran Huawei Mate 60 Pro.
Para analis menyebutkan, rasa patriotisme mendorong orang China untuk memilih produk baru Huawei Mate 60 series ini. Pasalnya, ponsel flagship ini dipandang sebagai penanda kembalinya Huawei ke pasar ponsel pintar kelas atas setelah bertahun-tahun menerima sanksi AS yang "menghambat" kemajuan Huawei.
Baca juga: Apple Makin Sulit Jualan iPhone di China
Melihat pasar China yang semakin menantang, Apple mencoba peruntungan di kawasan lain. India menjadi salah satu targetnya, mengingat negara ini, kini menjadi negara dengan populasi terbesar di dunia menggantikan China.
Tahun lalu, Cook berkunjung ke India dan bertemu dengan Perdana Menteri Narendra Modi. Tujuannya adalah memperkuat komitmen investasi Apple, serta perluasan manufaktur di India.
Hasil komitmen itu mulai terlihat. Menurut laporan Bloomberg, sebesar 14 persen atau 1 dan 7 iPhone yang diproduksi, dirakit di India. Nilai perakitan iPhone di India ditaksir mencapai 14 miliar dollar AS atau sekitar Rp 227 triliun (asumsi kurs dollar ke rupiah Rp 16.225).
Hal ini membuat spekulasi bahwa Apple juga akan melakukan hal yang sama, yakni memindahkan sebagian produksinya, serta memperkuat pertumbuhan pasar di regional Asia Tenggara, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Digi Times, Jumat (26/4/2024).
Terkini Lainnya
- Update Besar Facebook Messenger, Video Call Makin Jernih
- Selisih Rp 400.000, Ini Beda Samsung Galaxy A16 5G dan Galaxy A16 4G
- CEO Intel Pat Gelsinger Mengundurkan Diri
- Apa Bedanya .ORG, .COM, dan .NET? Ini Penjelasannya
- McAfee Temukan Aplikasi Pinjaman Online Berbahaya, Ada di Indonesia
- Kehadiran iPhone Layar Lipat Makin Dekat?
- 2 Cara agar WhatsApp Tidak Bisa Ditelepon Tanpa Diblokir, Mudah dan Praktis
- 2 Cara agar Nomor Tidak Dikenal Tidak Bisa Telepon WhatsApp, Mudah dan Praktis
- AWS Siap Gelar Acara "re:Invent 2024" di Las Vegas, Apa Saja yang Dibahas?
- Tanda-tanda Samsung Siapkan HP Gaming Lipat
- 10 Tips Bikin Baterai HP Xiaomi Tetap Awet
- Ikon "Typing" di WhatsApp Berubah Jadi Gelembung dan Titik Tiga
- Speaker Samsung Music Frame Resmi di Indonesia, Bisa Menyamar Jadi Bingkai Foto
- Apple Bukan Perusahaan Paling Inovatif, Kalah dari Nvidia dan Microsoft
- HP iQoo Neo 10 Pro dan Neo 10 Meluncur, Kembar tapi Beda Chipset
- Apa Bedanya .ORG, .COM, dan .NET? Ini Penjelasannya
- AI Bawa "Kompas.com" Raih Penghargaan Internasional Asian Digital Media Awards
- AI dan Teknologi Bahasa: Penghapus Kendala Akses Interaksi Global
- Snapdragon X Plus Resmi, Chip ARM 10-Core untuk Laptop Windows
- Tablet Samsung Galaxy Tab S6 Lite (2024): Harga dan Spesifikasi
- Smartphone Realme Narzo 70 dan Narzo 70x Meluncur, Punya Kamera 50 MP