Epic Games Menang, Google Terbukti Bersalah Telah Monopoli Play Store
- Pengadilan distrik utara California, Amerika Serikat (AS) memutuskan bahwa Epic Games berhasil memenangkan gugatan melawan Google, soal dugaan monopoli pasar Android via toko aplikasi Play Store.
Hal ini tercantum dalam dokumen putusan pengadilan yang dirilis ke publik pada Senin (11/12/2023) kemarin, dan dokumen tersebut bisa dilihat di tautan berikut ini.
Dalam dokumen itu, disebutkan bahwa Google terbukti bersalah dan melanggar beberapa hukum AS yang berkaitan dengan monopoli dan persaingan pasar.
Beberapa produk atau layanan Google yang dianggap monopoli ini mencakup proses distribusi aplikasi Android di dalam toko aplikasi Play Store, serta layanan transaksi di dalam aplikasi (in-app purchase) yang tersemat di dalam toko aplikasi tersebut.
Baca juga: Diduga Langgar Privasi dan Licik, Epic Games Didenda Rp 8 Triliun
Vice President of Government Affairs and Public Policy Google, Wilson White mengatakan bahwa pihaknya menerima putusan pengadilan ini.
"Proses pengadilan ini membuktikan bahwa kami sangat bersaing dengan kompetitor kami Apple App Store, serta kompetitor lainnya di platform lain. Ke depannya, kami akan terus meningkatkan model bisnis kami di Android, serta tetap menjaga komitmen kami terhadap pengguna, mitra, serta ekosistem Android secara keseluruhan," jelas Wilson.
CEO Epic Games, Tim Sweeney bersyukur atas kemenangan ini. Kebahagiannya dibagikan via akun @TimSweeneyEpic di X (dahulu Twitter).
Victory over Google! After 4 weeks of detailed court testimony, the California jury found against the Google Play monopoly on all counts. The Court’s work on remedies will start in January. Thanks for everyone’s support and faith! Free Fortnite! #
— Tim Sweeney (@TimSweeneyEpic) December 12, 2023
"Kami menang melawan Google setelah beragam kesaksian pengadilan yang kami berikan selama empat minggu terakhir ini! Pengadilan US mengatakan bahwa Google bersalah atas semua tuduhan monopoli pasar yang ada dalam gugatan kami," tulis Sweeney.
Meski terbukti bersalah, belum bisa dipastikan bagaimana cara Google mengubah sistem Play Store dan in-app purchase mereka supaya tak dianggap monopoli dan sesuai dengan putusan pengadilan.
Baca juga: Pembuat Game Fortnite Ungkap Hambatan Tembus Asia Tenggara
Sebab, hal-hal yang berkaitan dengan mekanisme transaksi di Play Store rencananya akan didiskusikan pada Januari 2024 mendatang, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari PhoneArena, Kamis (14/12/2023).
Sebelumnya, Epic Games juga menggugat Apple ke pengadilan soal toko aplikasi iOS App Store dan proses transaksi atau in-app purchase yang mereka miliki.
Namun, berdasarkan putusan pengadilan pada September 2021 lalu, Apple terbukti tidak bersalah atas dugaan monopoli pasar dan sistem pembayaran di toko aplikasi Play Store.
Berawal dari opsi pembayaran
Sekadar informasi, "drama" pengadilan antara Epic Games dan Google, juga Apple berawal dari langkah Epic Games yang menghadirkan sebuah program promosi "Mega Drop" di game Fortnite sekitar Agustus 2020 lalu.
Kala itu, pemain bisa mendapatkan diskon sebesar 20 persen apabila mereka membeli uang di dalam game alias "V-Bucks" melalui sistem pembayaran yang ditawarkan Epic Games Store, bukan Play Store atau App Store.
Terkini Lainnya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Cara Menolak Otomatis Panggilan dari Nomor yang Disembunyikan di HP Android
- Cara Mengatasi Last Seen WhatsApp Tidak Berubah dengan Mudah dan Praktis
- Qualcomm Umumkan Chip Baru untuk Smart Home dan IoT
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Advan ForceOne Rilis di Indonesia, PC AIO dengan AMD Ryzen 5 6600H
- Dampak Memakai Headset Terlalu Sering dengan Volume Tinggi yang Penting Dihindari
- Lantai Data Center Microsoft Pakai Bahan Kayu, Ini Alasannya
- Steam Setop Dukungan Windows 7 dan 8, Gamer Diminta Upgrade ke OS Baru
- AI Baru Buatan Induk ChatGPT Bisa Ambil Alih Komputer Pengguna
- Spotify Mulai Gaji Kreator Video Podcast
- Berapa Lama WhatsApp Diblokir karena Spam? Ini Dia Penjelasannya
- Sejarah Silicon Valley, Tempat Bersarangnya Para Raksasa Teknologi
- Ini Daftar 10 Penyanyi dan Lagu Paling Populer di FYP TikTok Sepanjang 2023
- Profil ByteDance, Perusahaan Teknologi China di Balik TikTok-Tokopedia
- 11 HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS Global Duluan, Ada Xiaomi 13T
- Tren Pencarian Google 2023: Shakira, Perang Israel-Gaza, Barbie, hingga Bibimbap
- Daftar Game serta Aplikasi Terpopuler di iPhone dan iPad pada 2023