cpu-data.info

Nvidia Pernah Nyaris Bangkrut, Diselamatkan oleh GPU Ini

Gedung kantor Nvidia di Santa Clara, California, Amerika Serikat
Lihat Foto

- Sebelum dikenal sebagai raksasa teknologi pembuat chip pengolah grafis (GPU), perjalanan Nvidia banyak diwarnai jatuh bangun.

Salah satu momen yang menentukan nasibnya datang pada 1997. Produk perdana yang dirilis dua tahun lalu di 1995, chip grafis NV1, gagal di pasaran.

Chip grafis kedua, NV2, mulanya dikembangkan bersama Sega untuk Dreamcast, namun berakhir batal. Sega lebih memilih chip PowerVR2 dari VideoLogic untuk konsol game besutannya.

Co-founder sekaligus CEO Nvidia Jensen Huang menghadapi situasi sulit. Perusahaannya yang sedang berjuang agar tak tergilas pemain-pemain lain di industri teknologi hampir kehabisan uang.

Baca juga: Sejarah Nvidia, Produsen Kartu Grafis yang Berawal dari Nongkrong Sambil Ngopi

Kas perusahaan hanya cukup untuk enam bulan ke depan dan tidak ada cadangan. Kalau produk berikutnya gagal juga, gulung tikar menanti.

"Kami kehabisan waktu, kehabisan uang, dan banyak karyawan kehilangan harapan," ujar Huang menceritakan keadaan ketika itu, dalam sebuah wawancara dengan AcquiredFM.

Alasan Nvidia gagal di awal

Selain harga tinggi, penyebab utama kegagalan NV1 adalah karena chip itu menggunakan teknik di luar kebiasaan untuk rendering grafis 3D berbentuk polygon, yakni dengan bidang-bidang dasar (primitives) quadratic yang bersisi empat.

Padahal, industri selebihnya menggunakan primitives triangle bersisi tiga yang lebih sederhana dan tidak serumit quadratic untuk rendering, meskipun kualitasnya cenderung lebih rendah.

Terlebih, meskipun industri hardware 3D konsumen ketika itu masih sangat baru, sudah ada kesepakatan di antara para pemainnya untuk menggunakan rendering berbasis triangle sebagai standar.

Baca juga: Nvidia Mungkinkan Gamer Ngobrol Langsung dengan Karakter Game

Kinerja NV1 sebagai akselerator 3D sebenarnya kompetitif, hanya saja sistem rendering quadratic jadi batu sandungan terbesar. Chip bikinannya sempat dipakai di produk kartu grafis seperti seri Edge 3D dari Diamond.

Namun, NV1 segera terjepit produk-produk chip grafis generasi awal dari berbagai vendor, antara lain Virge dari S3, Mystique dari Matrox, Verite V1000 dari Rendition dan Rage dari ATI yang di kemudian waktu diakuisisi oleh AMD. Kecuali NV1, semuanya menggunakan triangle.

Pukulan terakhir datang dari Microsoft ketika mengumumkan spesifikasi DirectX, calon application programming interface (API) yang menjembatani aneka hardware dengan sistem operasi Windows dan software -termasuk game yang menjadi fokus Nvidia.

DirectX dipastikan bakal menggunakan teknik rendering polygon berbasis triangle. Mimpi Nvidia, yang sempat berangan-angan ingin menjadi leader melalui NV1 pasaran chip 3D yang mulai tumbuh, pun kandas sudah.

Nvidia masih ngotot memakai rendering quadratic saat mengembangkan NV2 bersama Sega. Ini akhirnya membuat Sega emoh karena engine game 3D yang menggunakan rendering quadratic sangat sulit untuk di-port ke hardware lain yang memakai sistem triangle.

Mengambil jalan pintas

NV2 menjadi titik balik Nvidia yang kemudian banting setir. Perusahaan itu insyaf. Diputuskan bahwa produk berikutnya bakal menggunakan sistem rendering berbasis triangle dan mendukung penuh fungsi-fungsi DirectX.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat