cpu-data.info

Terungkap, Teknologi "Rahasia" Chip Huawei Mate 60 Pro yang Bikin Amerika Meradang

Huawei Mate 60 Pro Plus memiliki tiga kamera belakang dan satu led flash yang ditempatkan dalam modul lingkaran. Ukuran modul ini cukup besar dan memakan ruang sekitar 1/3 dari bodi ponsel. Menurut keterangan staf gerai Huawei Shenzchen di China, ketiga kamera belakang itu terdiri dari kamera utama 48 MP, kamera ultrawide 40 MP, dan periskop 48 MP.
Lihat Foto

- Kemunculan Huawei Mate 60 Pro pada akhir Agustus lalu membuat Amerika Serikat panas-dingin karena dibekali dengan chip 5G Kirin 9000s yang dibuat dengan proses pabrikasi 7nm.

Padahal, AS sudah sengaja memblokir Huawei dan perusahaan-perusahaan China agar tertinggal dalam hal teknologi fabrikasi chip. Huawei pun semestinya tak bisa membuat chip 7nm, tapi nyatanya Kirin 9000s berhasil diwujudkan.

Dari mana Huawei memperoleh chip 7nm? Firma riset semikonduktor asal Kanada, TechInsights, beberapa waktu lalu melakukan teardown alias membongkar unit ponsel Huawei Mate 60 Pro untuk menengok chip di dalamnya.

TechInsight menemukan bahwa chip Kirin 9000s ternyata dibuat oleh Semiconductor Manufacturing International Corporation (SMIC) asal China. Dugaan pun muncul bahwa SMIC diam-diam membantu Huawei supaya tetap bisa memakai chip 7nm meskipun dijegal AS.

Dan Hutcheson, analis dan Vice Chairman TechInsights, mengatakan bahwa keberadaan Kirin 9000s seperti memberikan "tamparan" bagi AS.

Baca juga: Huawei Mate 60 Pro Bikin Berang Anggota DPR AS, Serukan Boikot Total

Apalagi, kampanye pemasaran Mate 60 Pro di China dilakukan dalam saat bersamaan dengan kunjungan Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo ke Negeri Tirai Bambu untuk memfasilitasi komunikasi bilateral antar kedua negara.

"Raimondo datang ke China untuk mendinginkan situasi, lalu chip ini (Kirin 9000s) seolah berkata 'lihat apa yang bisa kami lakukan, kami tak butuh Anda'," ujar Hutcheson.

Rahasia chip 7nm Kirin 9000s Huawei Mate 60 Pro: sebenarnya bukan 7nm?

Ilustrasi chipset Kirin 9000S.SparrowsNews Ilustrasi chipset Kirin 9000S.
SMIC masuk ke dalam entity list AS pada Desember 2020, menyusul Huawei yang pada Mei 2019 lebih dulu tercantum dalam daftar hitam perusahaan yang dilarang membeli produk-produk teknologi dari Barat tesebut.

Pabrikan chip asal China itu pun jadi tak bisa memperoleh mesin extreme ultraviolet lithography (EUV) dari ASML Holding N.V, perusahaan teknologi semikonduktor dari Belanda.

Litografi EUV diperlukan untuk produksi chip dengan fabrikasi 7nm. Belanda selaku pemilik teknologi EUV satu-satunya di dunia setuju untuk mengikuti kebijakan AS dengan tidak menjualnya ke China. SMIC pun mentok di teknologi 14nm dan tak bisa maju ke 7nm.

Lantas bagaimana caranya SMIC bisa membikin chip 7nm? Apakah sudah terjadi pelanggaran sanksi AS dalam bentuk impor teknologi litografi EUV secara diam-diam sehingga China mampu memproduksi chip berteknologi tinggi?

Baca juga: Mengintip Performa Kirin 9000S, Chipset di Huawei Mate 60 yang Bikin AS Ketar-ketir

Firma riset elektronik Fomalhaut Techno Solutions asal Tokyo, Jepang, punya pendapat berbeda. Dalam wawancara via e-mail dengan South China Morning Post, chief executive Techno Solutions Mitchell Kashio mengungkap "rahasia" di balik chip 7nm Kirin 9000s bikinan SMIC.

Berdasarkan penjelasan Kashio, dari hasil teardown terpisah yang dilakukan Techno Solutions, ditemukan bahwa SMIC sebenarnya tidak menggunakan teknologi fabrikasi 7nm untuk memproduksi Kirin 9000s, melainkan teknologi 14nm yang memang sudah dimilikinya.

Hanya saja, menurut Kashio, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Kamis (5/10/2023), ada semacam "teknik khusus" yang diterapkan oleh SMIC sehingga performa chip Kirin 9000s bikinannya bisa menyamai kinerja chip yang dibuat dengan teknologi 7nm.

Sudah bisa 7nm sejak 2021

Foto die chip 7nm bikinan SMIC di komputer penambang Bitcoin MinerVaTechInsights Foto die chip 7nm bikinan SMIC di komputer penambang Bitcoin MinerVa
Huawei dan SMIC sendiri tetap bungkam mengenai bagaimana persisnya Kirin 9000s bisa dibuat dengan teknologi 7nm. Hal itu pun masih menjadi pertanyaan hingga kini.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat