cpu-data.info

Smartphone di Eropa Wajib Pakai Baterai Lepas-Pasang, Ini Kelebihan dan Kekurangannya

Ilustrasi baterai tanam yang dipasang pada ponsel saat ini
Lihat Foto

- Parlemen Eropa baru-baru ini mengesahkan undang-undang yang mewajibkan vendor elektronik, termasuk ponsel, untuk mengubah desain produknya, terutama berkaitan dengan perbaikan.

Para vendor diminta untuk memungkinkan pengguna mengganti baterai peragkatnya sendiri, tanpa harus mengunjungi layanan purna jual (service center). Oleh karena itu, barang elektronik, termasuk smartphone saat ini, harus menggunakan baterai lepas-pasang agar pengguna bisa memperbaiki baterai secara mandiri.

Aturan ini akan mulai diberlakukan mula tahun 2027 mendatang. Adapun alasan di balik regulasi itu adalah terkait degradasi baterai.

Jadi, ketika ketahanan baterai ponsel mulai berkurang, pengguna bisa dengan mudah membeli dan menggantinya dengan baterai baru. Lantas apakah praktik ini mungkin diterapkan untuk smartphone baru yang beredar atau akan beredar di masa depan?

Baca juga: Eropa Wajibkan Konsol Handheld Pakai Baterai Lepas-Pasang

Kelebihan dan kekurangan HP dengan baterai lepas-pasang

Sebenarnya, sejumlah produsen ponsel sudah mulai memungkinkan pengguna memperbaiki smartphone sendiri, misalnya Apple, Samsung dan HMD pemilik lisensi merek Nokia. Karena itu, mereka juga membuat ponselnya lebih mudah diperbaiki.

Awal tahun ini, HMD memperkenalkan dua ponsel yang baterainya bisa diganti dengan mudah oleh pemiliknya, termasuk Nokia G22.

Namun dalam praktik penggantiannya, pengguna perlu alat pendukung seperti direkomendasikan oleh iFixit, yaitu komunitas yang gemar melakukan perbaikan berbagai perangkat elektronik dan perangkat lainnya.

Dengan kemampuan perbaikan sendiri ketimbang membeli ponsel baru, diharapkan praktik itu bisa mengurangi limbah elektronik.

"Dengan memberdayakan konsumen akan kemampuan untuk mengganti sendiri baterai lawas, itu artinya mereka bisa memakai perangkat mereka lebih lama," kata Lars Silberbauer, kepala pemasaran di HMD Global, dikutip KompasTekno dari Cnet.

Silberbauer juga berkata bahwa pihaknya sepakat dengan aturan Uni Eropa soal baterai ponsel yang bisa dilepas pasang dengan mudah.

Perubahan desain produk agar baterai ponsel bisa dilepas pasang sendiri terbilang rumit. Hal ini juga disampaikan Fairphone, produsen perangkat elektronik asal Belanda yang mengedepankan konsep ramah lingkungan.

Baca juga: Smartphone Ini Dapat Upgrade Android hingga 5 Generasi, Lebih Lama dari Lainnya

Menurut Kepala Pengembangan Produk Fairphone, Miquel Ballester, konsep baterai lepas pasang sebenarnya tidak pernah berubah. Apalagi perusahaanya memang mempertahankan konsep itu. Adapun produsen lain melakukan perubahan karena mereka cenderung membuat smartphone yang kian tipis alias ramping.

Mock-up desain dari Galaxy Z Fold dan Galaxy Z Flip 5 yang terdiri dari berbagai macam rasio/Caroline Saskia Tanoto Mock-up desain dari Galaxy Z Fold dan Galaxy Z Flip 5 yang terdiri dari berbagai macam rasio

Ballester juga menilai bahwa bahan kimia dasar baterai tetap menurun seiring waktu meskipun kapasitasnya terus ditambah.

"itu fakta dan tidak berubah sejak kami punya Nokia lama yang semua baterainya bisa diganti," ujarnya.

Adapun ponsel modular atau yang komponennya bisa dilepas pasang seperti ditawarkan Fairphone, menurut Ballester juga memiliki kekurangan. Salah satunya terkait stabilitas antar komponen.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat