TweetDeck Wajib Berbayar, Versi Lama Masih Gratis
- Beberapa waktu lalu, Twitter menggelontorkan versi terbaru dari salah satu layanan desktop streamreader (pengelola aliran twit) resmi dari Twitter, TweetDeck menjadi TweetDeck 2.0.
Pembaruan tersebut bakal mewajibkan tiap pengguna untuk berlangganan Twitter Blue terlebih dulu agar dapat mengakses TweetDeck. Artinya, hanya pengguna berbayarlah yang dapat mengakses layanan.
Aturan baru ini dikeluarkan setelah Twitter membatasi jumlah twit yang bisa dibaca oleh pengguna.
Merujuk pernyataan pemilik Twitter, Elon Musk, pembatasan dan kebijakan baru di atas dilakukan untuk mengurangi tingginya tingkat scraping atau esktrasi data yang terjadi di Twitter, dan meminimalisasikan adanya manipulasi dalam sistem.
Baca juga: Biaya dan Cara Berlangganan Twitter Blue agar Bisa Pakai TweetDeck
Tidak lama setelah itu, sebagaimana dikutip KompasTekno dari The Verge, Senin (10/7/2023), sejumlah pengguna ada yang melaporkan bahwa mereka dapat kembali ke versi lama TweetDeck. Hal ini mengindikasikan pengguna Twitter bisa mengakses layanan secara gratis seperti sebelumnya.
Temuan tersebut salah satunya diungkap oleh pengembang aplikasi bernama Roberto Doering yang menciptakan Harpy, layanan pihak ketiga seperti TweetDeck.
Doering menemukan sistem API di Twitter sudah berfungsi kembali, memungkinkan platform pihak ketiga, seperti TweetDeck ataupun Harpy buatannya, dapat diakses kembali.
Namun, tidak rinci berapa lama TweetDeck versi lama bisa diakses terus-menerus secara gratis. Ada kemungkinan pihak Twitter akan mematikan akses sistem API-nya dan tidak memperbolehkan pengguna mengakses layanan pihak ketiga secara gratis.
“Perlu diketahui kebaruan ini tidak menandakan bahwa layanan tidak akan di-maintenance (proses pemeliharaan) lagi, mengingat Twitter kemungkinan besar bakal mematikan akses ke sistem API lama sehingga aplikasi pihak ketiga tidak dapat diakses,” tulis Doering di laman GitHub, situs coding sumber terbuka (open-source).
Pantauan KompasTekno, pengguna Indonesia yang mengakses TweetDeck juga dimungkinkan untuk keluar dari TweetDeck versi baru. Pengguna dapat mengakses laman “Settings and Privacy” dan klik “TweetDeck version”.
Di sana, sistem akan menanyakan “apakah Anda ingin keluar dari TweetDeck versi baru dan mengakses TweetDeck versi lama?”. Opsi jawaban yang tersedia adalah setuju untuk keluar, membatalkan dan menetap di versi baru, atau keluar dan menghapus akses TweetDeck dari Twitter.
Masih bisa diakses gratis
Bagi yang belum familer, saat perusahaan mengumumkan versi terbaru TweetDeck 2.0, layanan streamreader tersebut masih dapat diakses oleh seluruh pengguna.
Hanya saja, pengguna gratisan dapat menikmati TweetDeck secara gratis hingga 30 hari ke depan, terhitung sejak 4 Juli 2023. Jika sudah melewati batas waktunya, pengguna reguler, alias gratisan kemungkinan besar tidak akan dapat mengakses TweetDeck lagi secara cuma-cuma.
Baca juga: TweetDeck Tak Lagi Gratis, Pengguna Wajib Langganan Twitter Blue
Adapun versi TweeDeck yang dinikmati pengguna gratisan saat ini adalah TweetDeck Preview. Twitter juga sempat melaporkan pihaknya tengah memigrasi pengguna TweetDeck ke versi baru. Pengguna bisa menjajal TweetDeck 2.0 dengan mengeklik tombol “Try the new TweetDeck” di laman tweetdeck.twitter.com.
Selain menerapkan kebijakan wajib bayar di TweetDeck bulan depan, Twitter juga menghadirkan sejumlah fitur baru di TweetDeck. Beberapa di antaranya sepeti Tweet Composer, dukungan Twitter Spaces, Advanced Search, Column Creator, Video Docking, dan masih banyak lagi.
Lalu, Twitter juga menonaktifkan sejumlah fitur TweetDeck untuk sementara waktu. Salah satunya adalah fitur berbagi akun Twitter tanpa harus membagikan password, yaitu Teams.
"Fitur Teams di TweetDeck tidak bisa dipakai untuk sementara waktu, dan kami akan kembali mengaktifkan fungsi fitur ini dalam beberapa minggu ke depan," ujar Twitter.
Informasi terkait pembaruan TweetDeck ini bisa disimak dan dibaca dalam pengumuman yang dibagikan Twitter di blog resmi di tautan berikut ini.
Terkini Lainnya
- YouTube Music "2024 Recap" Dirilis, Rangkum Lagu yang Sering Diputar Mirip Spotify "Wrapped"
- Apple Sodorkan Rp 1,5 Triliun demi TKDN iPhone 16, Pemerintah RI?
- Bukti Kuat Motorola Bakal "Comeback" ke Pasar Ponsel Indonesia
- Beda Smart TV, Android TV, dan Google TV, Kenali sebelum Beli
- Oppo Find X8 Rilis Global Hari Ini di Bali, Begini Cara Nonton Peluncurannya
- Pemerintah AS Desak Google Jual Browser Chrome
- Taktik Apple Buka Blokir iPhone 16, Tawar Rp 157 Miliar lalu Rp 1,5 Triliun
- Xiaomi Redmi A4 5G Meluncur, HP Kamera 50 MP Harga Rp 1 Jutaan
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- iPhone 16 Masih Dilarang, Apple Janji Tambah Investasi 10 Kali Lipat
- Robot Manusia Ikut Lari "Half Marathon", Finish dengan Sekali Isi Baterai
- Fungsi Rumus POWER di Microsoft Excel dan Cara Menggunakannya
- Game "Microsoft Flight Simulator 2024" Resmi Rilis, Ini Harganya di Indonesia
- Oppo Hadirkan AI Gemini dan "Circle-to-Search" di ColorOS 15
- Cara Mengembalikan Akun Facebook yang Hilang dengan Mudah dan Praktis
- Taktik Apple Buka Blokir iPhone 16, Tawar Rp 157 Miliar lalu Rp 1,5 Triliun
- Apple Sodorkan Rp 1,5 Triliun demi TKDN iPhone 16, Pemerintah RI?
- Akibat Perut Buncit, Pria Ketahuan Selundupkan Ratusan SSD Senilai Rp 500 Juta
- Pengguna Tiktok di Indonesia Tembus 113 Juta, Terbesar Kedua di Dunia
- Pengembang Aplikasi Catatan Evernote PHK Hampir Semua Karyawan di AS
- Bleed Esports Juara Valorant VCT Ascension Pacific 2023, Tim Indonesia Masuk Lima Besar
- Membuka Rahasia Kembaran Kita di Dunia Maya