cpu-data.info

Dijegal Nokia, Realme Setop Jualan HP di Jerman

-
Lihat Foto

- Realme dilaporkan hengkang dari pasar ponsel sekaligus berhenti jualan HP di Jerman pada Juni 2023 ini. Musababnya sama persis dengan Oppo dan Vivo, yakni gara-gara dijegal Nokia.

Nokia diketahui tengah gencar menjegal vendor smartphone di bawah naungan BBK Electronics dengan gugatan pelanggaran hak paten 4G. Dengan gugatan ini, vendor smartphone di bawah payung BBK tidak bisa menjual ponsel di Jerman.

BBK Electronics merupakan perusahaan konglomerasi multinasional China yang menjadi induk dari vendor smartphone Oppo, Realme, OnePlus, dan Vivo.

Menurut laporan NextPit, sebagaimana dihimpun KompasTekno, Rabu (21/6/2023), ke depannya, Realme memilih untuk fokus ke pasar utama di Eropa lainnya seperti Italia, Polandia, Spanyol, dan Balkan.

Baca juga: Nokia Jegal Vivo di Jerman dengan Paten 4G

Nasib Realme ini serupa dengan tiga vendor smartphone lain di bawah payung BBK, yaitu Oppo, OnePlus, dan Vivo.

Oppo dan OnePlus sudah lebih dulu berhenti jualan HP di Jerman sejak 5 Agustus 2022. Kemudian, Vivo menyusul hengkang dari pasar Jerman pada awal Juni 2023. 

Pasca hengkang dari Jerman, Oppo dan Vivo turut menghapus seluruh smartphone dari situs resminya. Kendati begitu, ponsel bikinan Oppo, OnePlus, Vivo, dan Realme ini kemungkinan masih tersedia melalui pengecer pihak ketiga.

Gugatan paten 4G Nokia

Oppo, OnePlus, Vivo, dan Realme harus meninggalkan pasar Jerman karena gugatan hukum yang dilayangkan Nokia.

Nokia yang dimaksud dalam kasus ini adalah perusahaan telekomunikasi asal Finlandia yang merupakan pemain besar dalam peralatan telekomunikasi Eropa. Bukan merek ponsel "Nokia" yang kini lisensinya dipegang oleh HMD Global.

Dalam gugatannya, Nokia menuduh keempat vendor di bawah naungan BBK Electronics itu menggunakan teknologi yang dipatenkannya untuk memproses sinyal 4G tanpa membayar lisensi.

Pengadilan Jerman pun mengabulkan gugatan Nokia itu dan memerintahkan Oppo, OnePlus, dan Vivo untuk berhenti memasarkan penjualan produk yang menggunakan paten Nokia tersebut.

Oppo dan OnePlus: biaya lisensi Nokia mahal

Ilustrasi smartphone Oppo dan sub-mereknya, OnePlus.Android Authority Ilustrasi smartphone Oppo dan sub-mereknya, OnePlus.
Diwartakan sebelumnya, Nokia memang sempat menandatangani perjanjian lisensi paten dengan vendor ponsel asal China, Oppo, pada 2018 silam. Perjanjian itu diyakini merupakan lisensi yang memungkinkan Oppo menggunakan paten konektivitas milik Nokia.

Sehingga perangkat Oppo (serta sub-mereknya OnePlus) dapat menangkap sinyal 4G dan 5G saat digunakan oleh konsumen di Jerman. Kesepakatan penggunaan lisensi tersebut sedianya berlaku lima tahun atau seharusnya baru berakhir pada 2023.

Namun, dalam beberapa waktu terakhir, Nokia telah mengajukan sejumlah keluhan pelanggaran paten terhadap Oppo terkait Paten Esensial Standar (SEP) dan non-SEP. Ini mengindikasikan bahwa perjanjian lisensi Nokia-Oppo yang diteken tahun 2018 itu telah berakhir.

Paten tersebut mencakup konektivitas, antarmuka, dan fitur keamanan. Keluhan ini diajukan di pasar Eropa dan Asia.

Baca juga: Oppo dan OnePlus Setop Jual HP di Jerman karena Nokia

Dalam keterangan resminya, Oppo dan OnePlus kompak mengatakan bahwa "biaya perpanjangan kontrak yang terlalu tinggi" menjadi alasan utama keduanya tidak melakukan pembaruan kontrak lisensi dengan Nokia. Buntutnya adalah gugatan hukum seperti yang terjadi saat ini.

Kendati begitu, Direktur Komunikasi OnePlus Spenser Blank mengatakan bahwa perusahaannya tetap berkomitmen untuk melanjutkan operasinya di pasar Jerman.

Blank menambahkan, sementara proses hukum berjalan, pengguna OnePlus di Jerman dapat terus menikmati produk dan layanan OnePlus seperti sebelumnya. Termasuk layanan pembaruan perangkat lunak reguler dan layanan purnajual.

Sedangkan, Realme mengungkapkan bahwa pihaknya masih menunggu kabar positif terkait negosiasi lisensi dengan Nokia. Sehingga diharapkan dapat melanjutkan pemasaran di Jerman.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat