Setelah 40 Tahun, Keyboard dan Mouse Microsoft Disetop
- Sejak 1983 lalu, Microsoft telah menjual beragam produk periferal komputer (PC) macam papan ketik (keyboard) dan tetikus (mouse) bermerek "Microsoft" ke publik.
Kini, setelah kurang lebih 40 tahun, Microsoft resmi menyetop produksi dan penjualan keyboard, mouse, dan periferal PC bermerek Microsoft lainnya.
Hal ini disampaikan Communications Manager Microsoft, Dan Laycock dalam sebuah keterangan resmi.
Dan menyebut bahwa Microsoft sebenarnya akan terus berjualan periferal PC. Hanya saja, produk-produk tersebut nantinya tidak akan menggunakan merek atau branding Microsoft, melainkan Surface.
Baca juga: 9 Jenis-jenis Keyboard Komputer Beserta Fungsinya
Surface adalah branding untuk berbagai produk laptop, tablet, dan sejumlah produk portabel Microsoft lainnya yang masih dijual hingga saat ini. Mayoritas produk Surface memiliki fungsi layar sentuh (touchscreen) dan sudah menjalankan sistem operasi (OS) Windows.
"Ke depannya, kami akan terus membuat beragam periferal dan aksesori komputer, seperti mouse, keyboard, pena digital, sandaran perankat atau dock, dan aksesori lainnya dengan merek Surface," ujar Dan, dikutip KompasTekno dari TheVerge, Sabtu (29/4/2023).
Dan melanjutkan bahwa saat ini pihaknya sebenarnya masih menjual produk-produk aksesori komputer bermerek Microsoft. Namun, ini dilakukan untuk menghabiskan stok yang ada di pasar saja, sehingga nantinya tak akan ada lagi aksesori komputer bermerek Microsoft.
Seperti disebutkan di atas, Microsoft meluncurkan periferal komputer perdana dengan merek perusahaan pada 1983 lalu.
Baca juga: Microsoft Rilis Surface Laptop SE, Harga Rp 3 Jutaan
Kala itu, mereka meluncurkan mouse pertama Microsoft yang dipaketkan dengan software Microsoft Word dan Notepad.
Tidak dijelaskan apa alasan Microsoft menghentikan produksi periferal Windows PC bermerek Microsoft.
Namun, langkah ini diumumkan Microsoft beberapa bulan setelah perusahaan rintisan Bill Gates tersebut mengumumkan sejumlah langkah perampingan perusahaan, terutama menekan portofolio produk hardware mereka.
Selain itu, mereka juga berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sekitar 10.000 karyawannya, sebagai efek dari situasi ekonomi global yang tak menentu.
Terkini Lainnya
- Sony Mulai Jual Konsol PlayStation 5 Versi Refurbished, Hemat Rp 1 Jutaan
- Google Menang Gugatan di Uni Eropa, Batal Bayar Denda Rp 25 Triliun
- Cara Cek Aktivitas Login Akun Instagram biar Aman
- Mengenal Sehat Sutardja, Pionir di Balik Kesuksesan Marvell Technology
- Advan 360 Stylus Pro Resmi di Indonesia, Laptop Convertible Harga Rp 7 Juta
- HP Realme 13 Pro 5G dan 13 Pro Plus 5G Resmi di Indonesia, Harga Rp 6 Jutaan
- Cara Bikin Ikon Aplikasi iPhone di iOS 18 Jadi Menarik, Warna dan Ukurannya Bisa Diganti
- Pionir Semikonduktor Modern Sehat Sutardja Meninggal Dunia
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel? Ini Dia Langkah-langkahnya
- Mirip TikTok Shop, YouTube Shopping Juga Bisa buat Jualan dan Belanja
- Bikin Video YouTube Shorts Sekarang Lebih Praktis, Dibantu AI
- Mau Dapat Cuan Lebih dari YouTube Shopping? Ini Syaratnya
- Microsoft Perbarui AI Copilot, Ada Fitur Kolaborasi Serupa Freeform
- iPhone 16 Enggak Selaku iPhone 15?
- Profil IShowSpeed, YouTuber Kenamaan yang Kunjungi Indonesia dan Pecahkan Rekor
- Pengguna iPhone Bisa Buka iMessage di PC Windows 11, Begini Caranya
- PUBG Mobile Royale Pass M22 dan Daftar Hadiahnya
- Ramai Chatbot dengan Berbagai Pilihan Karakter, Ini Cara Menggunakan Character AI
- Xiaomi Investigasi HP Meledak yang Tewaskan Anak 8 Tahun
- IDC: Pasar Ponsel Dunia Turun 14 Persen, Samsung Teratas