cpu-data.info

Cisco Keluar Dari Rusia, Hardware Ratusan Miliar Rupiah Dihancurkan

Markas perusahaan teknologi raksasa AS, Cisco di San Jose, California
Lihat Foto

- Perusahaan manufaktur alat jaringan dan produk software, Cisco Systems, telah angkat kaki dari pasar Rusia.

Dalam prosesnya, Cisco Systems dilaporkan menghancurkan peralatan, produk demonstrasi, suku cadang, dan furnitur senilai 1,86 miliar Rubel atau setara Rp 345,4 miliar.

Adapun perusakan aset perusahaan secara fisik ini disebabkan oleh tiga faktor.

Pertama, Cisco Systems sudah memutuskan untuk menyetop operasi di Rusia pada Maret 2022. Penghentian ini dilakukan sebagai respons perusahaan Amerika Serikat itu terhadap invasi Rusia ke Ukraina.

Baca juga: Kisah Eric Yuan yang Mendirikan Zoom Setelah Idenya Ditentang Cisco

Kedua, izin produk dan layanan Cisco Systems telah ditangguhkan di Rusia. Sebab, perusahaan ini enggan untuk memperbarui izin yang diperlukan untuk beroperasi.

Dan yang terakhir, perusahaan tidak dapat memperoleh izin untuk melakukan re-ekspor peralatan yang dibutuhkan. Re-ekspor itu sendiri merupakan tindakan mengekspor suatu barang setelah mengimpornya dari negara atau wilayah yang lain.

Ketiga faktor di atas pada akhirnya mendorong Cisco Systems untuk merencanakan penghancuran peralatan.

Tindakan ini awalnya akan dilakukan pada Agustus 2022 lalu, namun baru terealisasi pada Januari 2023. Saat itu, Cisco hanya tinggal memiliki lima karyawan di Rusia.

Selain menghancurkan peralatan jaringan, Cisco Systems juga menhancurkan aset tetapnya (fixed asset) senilai 1 juta Rubel (sekitar Rp 184,8 juta).

Tidak semua aset dirusak begitu saja, karena ada pula bagian aset yang didaur ulang, termasuk kendaraan, perabot kantor, dan peralatan lainnya yang dimiliki kantor Cisco di Rusia, sebagaimana dikutip KompasTekno dari Yahoo News, Senin (10/4/2023).

Imbas invasi Rusia ke Ukraina

Seperti diberitakan sebelumnya, Cisco Systems memilih keluar dari pasar Rusia pasca-invasi Ukraina. Seminggu setelah Rusia mengumumkan operasi militer di Ukraina, Cisco Systems menghentikan bisnisnya secara sementara di negara itu.

Baca juga: Mark Zuckerberg Dilarang Masuk ke Rusia Selamanya

Chief Executive Cisco, Chuck Robbins mengatakan bahwa keputusan itu diambil sebagai bentuk pembelaan perusahaan tersebut kepada Ukraina.

"Cisco memutuskan untuk menghentikan semua operasi bisnis di Rusia dan Belarus. Dan (Cisco) akan terus berfokus untuk memberikan dukungan pada karyawan, pelanggan, dan rekanan Ukraina kami," kata Robbins pada Maret 2022.

Robbins menambahkan bahwa Cisco akan memberikan bantuan kemanusiaan dan mempercepat upaya mereka untuk melindungi organisasi di Ukraina dari ancaman siber.

"Kami mendukung Ukraina dan mengutuk perang yang tidak dapat dibenarkan ini," imbuhnya.

Kondisi invasi tidak menunjukkan perkembangan yang positif, sehingga Cisco Systems memutuskan untuk hengkang dari Rusia dan Belarus pada Juni 2022.

Pertimbangan ini diambil tidak lama setelah raksasa teknologi Microsoft dan IBM mengakhiri operasinya di Rusia.

Keluarnya Cisco Systems dari Rusia dan Belarus tentunya berdampak negatif pada karyawannya. Oleh karena itu, Cisco Systems menawarkan karyawan di kedua negara itu untuk melakukan relokasi ke negara lain.

Namun, perusahaan tidak mengungkapkan negara mana saja yang ditawarkan sebagai lokasi alternatif.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat