Pengguna Mulai Bosan Ngetwit, Twitter Sedang Cari Penyebabnya
- Twitter pada kuartal II-2022 melaporkan jumlah pengguna aktif hariannya yang dapat domonetisasi (Monetizable Daily Active Users/mDAU) bertambah 9 juta.
Dengan begitu, total mDAU Twitter hingga kuartal II-2022 adalah 237,8 juta. Angka ini naik 16,6 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2021.
Terlepas dari jumlah mDAU yang naik, riset internal Twitter yang dilaporkan Reuters, menunjukkan bahwa jejaring sosial microblogging itu sedang berupaya mempertahankan pengguna aktifnya, karena tampak mulai bosan ngetwit. Pasalnya, mereka berperan penting pada bisnis perusahaan.
Menurut dokumen penelitian itu, orang-orang yang gemar ngetwit atau disebut "heavy tweeters", jumlahnya kurang dari 10 persen dari total pengguna aktif bulanan Twitter.
Baca juga: Twitter Circle Meluncur ke Semua Pengguna, Fitur Mirip Instagram Close Friends
Meskipun jumlahnya sedikit, mereka berkontribusi pada 90 persen dari total twit di Twitter dan menghasilkan setengah dari total pendapatan global Twitter.
Penurunan jumlah heavy tweeters menurut peneliti terjadi sejak pandemi dimulai. Adapun mereka yang dikategorikan sebagai heavy tweeters adalah pengguna yang login ke Twitter enam atau tujuh hari dalam seminggu, dan nge-twit sekitar 3-4 kali dalam seminggu.
Minat pengguna berubah
Selain menurun, penelitian juga mengungkapkan adanya pergeseran minat di antara heavy tweeters berbahasa Inggris selama dua tahun terakhir. Hal ini membuat minat pengiklan terhadap Twitter menjadi berkurang karena dinilai kurang menarik.
Topik yang paling diminati oleh heavy tweeters tersebut yaitu soal cryptocurrency dan konten yang "tidak aman", meliputi konten dewasa dan pornografi. Pada saat yang sama, minat pada berita, olahraga dan hiburan justru berkurang.
Padahal, topik-topik ini lah yang membuat citra Twitter positif dan diminati pengiklan, sehingga disebut "alun-alun kota digital" oleh CEO SpaceX, Elon Musk.
Di sisi lain, topik soal pornografi lebih banyak dihindari oleh pengiklan, karena khawatir merusak citra perusahaan.
Baca juga: OnlyFans Raup Rp 71 Triliun Setahun dari Konten Pornografi
Twitter sendiri tak merinci berapa banyak twit berbahasa Inggris atau berapa pundi yang dihasilkan oleh heavy tweeters berbahasa Inggris.
Adapun penelitian ini berperan untuk menyelidiki apa hal yang tren di antara pengguna berubah dan mengapa pengguna yang paling aktif nge-twit menurun. Sayangnya studi itu tidak membuat kesimpulan yang spesifik soal alasan heavy tweeters menurun.
Sementara itu juru bicara Twitter berkata bahwa pihaknya memang rutin melakukan penelitian soal tren yang berkembang sesuai dengan tren yang terjadi di dunia.
"Kami secara rutin melakukan penelitian tentang berbagai tren yang berkembang berdasarkan apa yang terjadi di dunia," kata juru bicara Twitter dikutip KompasTekno dari Reuters, Kamis (27/10/2022).
Terkini Lainnya
- Unboxing Samsung Galaxy Watch Ultra, Arloji Pintar yang Canggih, Elegan, dan Sporty
- Apakah Mode Pesawat Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- Smartwatch Redmi Watch 5 Meluncur, Lebih Besar dan Lebih Terang
- Asus Rilis Laptop Copilot+ PC Paling Portabel di CES 2025
- Nintendo Bikin Konsol Game Boy dari Mainan Lego, Bisa Dirakit Sendiri
- Cara Hapus Akun Instagram Permanen dan Sementara
- Juliana Cen Diangkat Jadi Managing Director HP Indonesia
- Bukalapak Pastikan PHK Karyawan, Imbas Tutup Lapak Produk Fisik
- Meutya Hafid Lantik Jajaran Pejabat Komdigi, Ada Fifi Aleyda Yahya dan Raline Shah
- Apa Itu Koin Jagat? Challenge Berburu Koin dari Aplikasi Jagat yang Ramai Dilarang
- 5.448 iPhone 16 Legal Masuk Indonesia Sebulan setelah Peluncuran
- Daftar Emoji Favorit Gen Z yang Bikin Chat Lebih Ekspresif
- WiFi Vs Data Seluler: Mana yang Lebih Boros Baterai?
- 3 Link untuk Pantau Kebakaran Los Angeles "Real Time", Begini Caranya
- iPhone 16 Masih Ilegal, Samsung Galaxy S25 Ultra Siap "Ngonser" Februari
- Channel YouTube di Indonesia Sudah Bisa Diganti Pakai "@", Begini Caranya
- Sempat Error Hampir 2 Jam, Begini Awal Mula WhatsApp Tak Bisa Kirim Pesan pada Selasa Kemarin
- BSSN Siapkan Strategi Keamanan Siber Nasional, Target Selesai Tahun Ini
- Samsung Mulai Gelontorkan OneUI 5.0 Bulan Ini, Galaxy S22 Kebagian Pertama
- Penyebab WhatsApp Down Kemarin Diduga dari 3 Hal Ini