Menata Jalan Menjadi Operator Telekomunikasi Modern
Dari ekosistem digital industri telekomunikasi yang melibatkan OTT, payment system, content creator, hingga developer, operator adalah pihak yang paling minim keuntungannya.
Penyedia konektivitas lalu lintas data itu tidak mampu mengembalikan pendapatan yang hilang dari sektor voice dan SMS, yang sebelumnya jadi pemasok pendapatan terbesar. Bahkan hampir seluruh fitur yang tadinya merupakan bagian dari layanan voice dan SMS (seperti telefoni, emoticon) diambil alih OTT.
Perpindahan pola berkomunikasi ke messenger yang kini menghadirkan voice call dan video call, merontokkan berbagai bisnis operator.
Hampir tidak mungkin bertahan dengan skema usang, yang semata-mata mengandalkan pendapatan voice dan SMS lewat cara banting-bantingan tarif.
Cara ini sulit menaikkan ARPU (average revenue per user – pendapatan rata-rata dari tiap pengguna), beda dengan jika mengembangkan layanan digital yang punya potensi meningkatkan ARPU. Namun, ARPU yang diraih masih minim, bertaburannya OTT membuatnya harus dibagi-bagi dengan pihak ketiga.
Itu dialami sebagian besar operator India yang pendapatannya terancam Netflix, Google, Skype, Zoom dan lainnya, dan operator yang layanannya masih konvensional perlahan tumbang, pendapatan hilang signifikan.
Operator seluler sudah mencoba beradaptasi walau berjangka pendek, tetapi di masa adaptasi justru kembali menawarkan tarif-tarif hemat paket data, buntutnya perang tarif.
Kembalikan pendapatan
Kondisi iklim bisnis telekomunikasi yang sebelas-duabelas dengan di Indonesia mendorong operator membangun dua strategi, bekerja sama dengan OTT berprinsip win-win solution.
Atau membangun sendiri layanan seperti yang dilakukan OTT demi memperpanjang napas.
Belakangan Bharti Airtel, operator kedua India, memelopori berbagai aplikasi dan konsisten di sektor game, musik dan film. Sementara Jio yang terbesar, sudah merilis aplikasi serupa WhatsApp, Google Drive, iTunes, Apple Wallet yang disesuaikan dengan kebiasaan konsumennya.
Data kedua operator, 65 persen bisnis berasal dari basis pelanggan (costumer base), modal jurus membangun layanan seperti OTT yang dipercaya akan mengembalikan pendapatan yang menukik.
Peluncuran aplikasi ala OTT yang diawali riset membantu operator meningkatkan loyalitas saat pelanggan mendapatkan paket keseluruhan, selain terciptanya beragam diferensiasi yang memikat calon pelanggan.
Mengelola aplikasi sendiri bahkan mungkin menjaring pelanggan operator lain seperti aplikasi Wynk Music di India yang dirilis Bharti Airtel, dua pertiga penggunanya hasil “membajak” operator pesaing.
Strategi serupa berlaku di Indonesia, meskipun belum seluruh operator melakukan karena sebagian masih berkutat mengurus finansialnya.
Indico, anak perusahaan operator, berperan jadi “dapur” untuk mengakselerasi tumbuhnya produk digital operator induknya.
Terkini Lainnya
- Meluncur Besok, Intip Bocoran Harga dan Spesifikasi Oppo Reno 13 di Indonesia
- Viral Video Pria Transaksi Pakai Apple Watch, Apple Pay Sudah Bisa di Indonesia?
- Earbuds Nothing Ear (open) Resmi di Indonesia, Harga Rp 2,5 Juta
- Link Download Red Note, Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Ramai
- Minggu, TikTok Dikabarkan Tutup Aplikasi di AS
- Induk Facebook PHK 3.600 Karyawan yang Kurang Kompeten
- Bos Instagram Bocorkan Jenis Konten yang Bakal Sering Dimunculkan di IG Tahun Ini
- Pilih Cloud Storage atau Hard Drive, Mana yang Ideal?
- Apa Itu Red Note? Aplikasi Pengganti TikTok yang Lagi Ramai di AS
- Honkai Star Rail 3.0 Meluncur, Ada 7 Update Karakter, Area, dan Mekanisme Game
- 4 Tips Hapus Jejak Digital di Internet dengan Aman
- Pemerintah Berencana Batasi Usia Bermedsos bagi Anak
- DJI Flip Meluncur, "Drone" Mungil Mirip Sepeda Lipat yang Mudah Diterbangkan
- Ambisi Malaysia Jadi Pusat Data Center Asia Terganjal
- Kemenperin Puji Samsung Patuhi TKDN, Sindir Apple?
- 105 Juta Data KPU Diduga Bocor dan Dijual Online, Pengamat Sebut Datanya Valid
- Redmi 11 Prime Versi 4G dan 5G Meluncur, Ini Spesifikasinya
- Realme C33 Meluncur dengan Kamera 50 MP dan Baterai 5.000 mAh, Ini Harganya
- Kabar Terbaru yang Perlu Diketahui Seputar Game GTA 6
- 105 Juta Data Kependudukan Warga Indonesia Diduga Bocor, Diklaim dari KPU