TikTok dan WeChat Diduga Kena Hack, Tapi Dibantah
- TikTok dilaporkan mengalami insiden kebocoran data pengguna. Sekelompok peretas (hacker) bernama AgainstTheWest mengeklaim telah meretas sistem TikTok serta WeChat.
Klaim itu diunggah AgainstTheWest melalui forum online Breached Forums, disertai screenshot yang menunjukkan deretan file yang diduga merupakan database milik perusahaan.
Data itu diduga diakses hacker dari cloud Alibaba yang memuat informasi pengguna TikTok serta WeChat.
Menurut hacker AgainstTheWest, ia memiliki 2,05 miliar data pengguna dengan file berukuran 790 GB. Selain data pengguna, file tersebut juga memuat statistik platform, kode software, cookie, token autentikasi, info server dan informasi lainnya.
Baca juga: Microsoft Temukan Bug Berbahaya di TikTok versi Android
TikTok dan WeChat sendiri merupakan dua perusahaan yang berbeda induk. TikTok merupakan anak perusahaan ByteDance, sementara WeChat dimiliki oleh Tencent.
Untuk itu, sumber data yang diretas, menurut laporan media teknologi BleepingComputer bukan dari masing-masing platform. Ada kemungkinan data yang bobol itu berasal dari pihak ketiga atau broker yang menghimpun data publik dari kedua aplikasi.
TikTok membantah
TikTok dengan tegas membantah pihaknya diretas. TikTok juga menyatakan bahwa data yang diunggah ke forum online "sama sekali tidak terkait" dengan perusahaannya, termasuk soal kode sumber yang dibagikan di forum tersebut.
"Ini adalah klaim yang keliru, tim keamanan kami menyelidiki hal ini dan memutuskan bahwa kode yang dimaksud tidak sama sekali terkait dengan kode sumber backend TikTok yang tidak pernah digabungkan dengan data WeChat," kata perwakilan TikTok dikutip KompasTekno dari BleepingComputer, Selasa (6/9/2022).
Perusahaan asal China itu juga mengatakan bahwa data pengguna yang bocor tidak bisa bobol langsung dari platformnya. Sebab menurut TikTok, mereka memiliki perlindungan keamanan yang dapat mencegah skrip mencurigakan yang menghimpun data pengguna.
Kepada The Verge, juru bicara TikTok, Maureen Shanahan, berkata bahwa "sampel daya yang dimaksud (diretas) semuanya dapat diakses publik dan bukan karena peretasan sistem, jaringan atau basis data TikTok."
Baca juga: Perusahaan AS Selidiki Algoritma dan Sistem Moderasi TikTok
Untuk itu, TikTok tidak merekomendasikan tindakan apapun kepada pengguna.
Lain dengan TikTok, WeChat sendiri belum memberikan tanggapannya terkait dugaan kebocoran data pengguna perusahaan.
Datanya dinilai meragukan
Menurut Troy Hunt, pendiri layanan notifikasi kebocoran data - HaveIBeenPwned menyatakan bahwa sebagian besar data yang diunggah peretas tidak begitu meyakinkan.
Oleh karena itu Hunt menduga data tersebut kemungkinan bisa berupa data non-produksi atau data pengujian yang bukan diambil dari praktik peretasan.
Namun Hunt belum dapat memastikan apakah data yang diunggah itu juga memuat data dari peretasan sistem.
Terkini Lainnya
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- 2 Tim Indonesia Lolos Grand Final "Free Fire" FFWS Global 2024 di Brasil
- Hati-hati, Hacker Gunakan File ZIP untuk Menyusup ke Windows
- Dua Perangkat Apple Ini Sekarang Dianggap "Gadget" Jadul
- Valuasi Induk TikTok Tembus Rp 4.755 Triliun
- WhatsApp Siapkan Desain Baru, Ini Bocoran Tampilannya
- Headphone Vs Earphone, Mana yang Lebih Aman Digunakan?
- Apa Itu Rumus COUNT di Microsooft Excel dan Contoh Penggunaannya
- Bagaimana Cara Registrasi Kartu Telkomsel Baru?
- Arti Kata "Angst" Istilah Slang yang Sering Digunakan di Media Sosial
- Pasar PC dan Tablet Diprediksi Makin Lesu, Inflasi Penyebabnya
- Tecno Spark 9T Resmi di Indonesia, Harga Rp 1 Jutaan
- Poco M5 dan Poco M5s Meluncur Global, Termurah Rp 2,3 Juta
- Bulan Depan, WhatsApp Tidak Bisa Dipakai Lagi di iPhone Ini
- Google Uji Coba Sistem Pembayaran Pihak Ketiga di Indonesia