cpu-data.info

YouTube Siapkan Toko Online untuk Langganan Konten dari Platform Streaming Lain

Ilustrasi YouTube
Lihat Foto

- YouTube dilaporkan tengah menggarap sebuah toko online di dalam platform. Toko online tersebut konon akan bernama "channel store". Di sana, pengguna bisa berlangganan platform video streaming lain.

Menurut bocoran laporan Wall Street Journal (WSJ), YouTube sudah berdiskusi dengan sejumlah perusahaan hiburan untuk mewujudkan toko online-nya itu.

Channel Store kabarnya sudah dikembangkan YouTube selama 18 bulan, sehingga diperkirakan akan tersedia pada awal musim gugur atau sekitar September hingga Oktober tahun ini.

Saat ini sendiri Youtube mengizinkan pelanggan berbayar paket YouTube TV untuk menambahkan layanan berlangganan lainnya seperti HBO Max ke dalam paket.

Adapun Channel Store nantinya akan mengizinkan pelanggan memilih layanan streaming yang tidak termasuk dalam paket, melalui aplikasi utama YouTube.

Baca juga: Cara Menambahkan Subtitle di Video YouTube untuk Semua Bahasa

Dengan demikian, YouTube memposisikan dirinya sebagai "gerbang" ke berbagai penyedia streaming film dan acara favorit.

Dalam praktik seperti ini, biasanya perusahaan akan berbagi komisi dari pembelian konsumen kepada mitra. Nah, saat ini YouTube kabarnya sedang mendiskusikan pembagian komisi tersebut dengan mitranya, sesuai dengan syarat yang disepakati masing-masing perusahaan.

Salah satu platform yang masih dalam diskusi, konon adalah Peacock NBCUniversal, yaitu platform streaming video di AS.

Menurut sumber yang dikutip WSJ, Peacock NBCUniversal sedang mempertimbangkan apakah akan menambahkan layanan streaming-nya ke YouTube atau tidak. Namun, perusahaan tersebut menolak berkomentar soal bocoran ini.

YouTube juga tak kunjung memberikan tanggapan terkait rencana pembuatan Channel Store itu, sebagaima dihimpun KompasTekno dari WSJ, Senin (15/8/2022).

Jadi ladang cuan baru?

Hadirnya layanan baru di YouTube tersebut akan memungkinkan perusahaan mendulang pendapatan baru. Pertumbuhan bisnis YouTube belum lama ini dilaporkan lebih seret karena pendapatan iklan yang menurun.

Dalam laporan keuangan Alphabet -induk Google serta Youtube- pendapatan iklan Youtube tumbuh 4,8 persen pada kuartal II-2022 dibanding periode yang sama tahun 2021 (year-on-year/yoy), menjadi senilai 7,34 miliar dollar AS (sekitar Rp 111,1 triliun).

Angka tersebut meleset dari perkiraan analis yang menaksir pendapatan iklan Youtube untuk kuartal II-2022 akan naik 7 persen menjadi 7,49 miliar dollar AS (Rp 112 triliun).

Baca juga: Saingi TikTok, YouTube Siapkan Fitur Edit Video Jadi Shorts

Pertumbuhan pendapatan iklan YouTube memang lebih rendah jika dibandingkan kuartal II-2021. Saat itu, pendapatan Youtube naik 84 persen menjadi 7 miliar dollar AS (Rp 104,7 triliun) karena pandemi.

CFO Alphabet, Ruth Porat, dalam laporan pendapatan perusahaan juga mengaitkan lambatnya pendapatan iklan YouTube dengan perbandingan pertumbuhan yang signifikan selama pandemi, khususnya pada kuartal II-2021.

Menurutnya, cukup wajar ketika pertumbuhan naik signifikan kemudian turun.

"Waktu akan membawa kita melewati putaran. Jadi, itu perhitungan yang jelas," kata Porat kepada analis.

Selain siklus tersebut, Porat juga menyebut efisiensi klien yang beriklan di YouTube menjadi penyebab lainnya di tengah ketidakpastian ekonomi makro saat ini.

Perlu dicatat bahwa pendapatan iklan YouTube yang disinggung di atas tidak termasuk pendapatan perusahaan dari langganan YouTube Premium dan YouTube TV.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat