Jack Dorsey Resmi Mundur dari Dewan Direksi Twitter
- Setelah 16 tahun terlibat di perusahaan, mantan CEO sekaligus pendiri Twitter Jack Dorsey resmi hengkang dari kursi dewan direksi Twitter.
Pengunduran diri yang dilakukan Dorsey berlaku efektif sejak Rabu (25/5/2022) lalu, bertepatan dengan diadakannya pertemuan bersama jajaran pemegang saham perusahaan.
Keputusan ini sejatinya sudah direncanakan Dorsey sejak ia melepas jabatannya sebagai CEO Twitter pada November 2021 lalu.
Dorsey mengaku bahwa saat itu ia berencana untuk akan terus menjadi bagian dari dewan Twitter, hingga sesi rapat pemegang saham dilangsungkan.
Baca juga: Elon Musk Debat dengan Jack Dorsey soal Algoritma Twitter
Setelah meninggalkan Twitter, pria berusia 45 tahun itu mengaku ingin memusatkan fokusnya dalam mengembangkan Block, sebuah platform keuangan yang sebelumnya juga dikenal dengan nama Square.
Dorsey bahkan menolak untuk kembali menjabat sebagai CEO Twitter, terutama setelah terjadinya upaya "pemindahan kuasa" yang dilakukan oleh pendiri Tesla, Elon Musk.
Kekosongan jabatan CEO di Twitter, menurut Dorsey, bukanlah masalah besar dan tidak ada kewajiban khusus untuk segera mengisi posisi tersebut.
"Setelah hampir 16 tahun memegang peran di perusahaan kami, saya memutuskan bahwa sekarang adalah saatnya bagi saya untuk pergi. Saya telah memutuskan untuk meninggalkan Twitter karena saya percaya perusahaan siap untuk bergerak maju dari para pendirinya," ungkap Dorsey.
Bersamaan dengan keluarnya Dorsey, dewan direksi Twitter turut mendepak Egon Durban dari posisinya sebagai salah satu anggota dewan.
Dihimpun KompasTekno dari Tech Crunch, Sabtu (28/5/2022), Durban merupakan seorang CEO dari perusahaan ekuitas swasta Silver Lake sekaligus kerabat dari Elon Musk.
Baca juga: 70 Persen Follower Elon Musk di Twitter Adalah Akun Spam
Pergeseran pemimpin
Selepas kepergian Dorsey, Twitter diprediksi akan mengalami pergeseran kepemimpinan yang cukup signifikan.
Sebelumnya, Elon Musk resmi mengeluarkan mahar sebesar 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 634 triliun untuk membeli Twitter.
Tidak sedikit karyawan yang secara terang-terangan mengajukan protes terhadap kehadiran Elon Musk sebagai calon pemimpin di Twitter.
Pendiri Microsoft, Bill Gates bahkan mengatakan bahwa Twitter bisa menjadi lebih buruk setelah jatuh di tangan Elon Musk.
"Dia sebenarnya bisa memperburuknya (Twitter)," kata Gates.
Meski demikian, hingga saat ini akuisisi Twitter oleh Elon Musk masih belum rampung. Proses tersebut ditunda lantaran adanya dugaan bahwa Twitter dibanjiri oleh banyak akun spam.
Terkini Lainnya
- Game "Microsoft Flight Simulator 2024" Resmi Rilis, Ini Harganya di Indonesia
- Oppo Hadirkan AI Gemini dan "Circle-to-Search" di ColorOS 15
- Cara Mengembalikan Akun Facebook yang Hilang dengan Mudah dan Praktis
- iPhone 16 Masih Dilarang, Apple Janji Tambah Investasi 10 Kali Lipat
- Sleep atau Shutdown Laptop, Mana yang Lebih Baik Digunakan Pengguna?
- Pabrik Rp 157 Miliar Ditolak RI, Apple Sodorkan Rp 1,5 Triliun demi iPhone 16
- Microsoft Umumkan Windows 365 Link, PC Kecil Berbasis Cloud Mirip Mac Mini
- Samsung Galaxy A16 5G Rilis di Indonesia, HP "Panjang Umur" Harga Rp 3 Jutaan
- Siasat Apple buat Jualan iPhone 16 di Indonesia, dari Minta Audiensi hingga Nego Investasi
- Ada Lubang Berbahaya, Pengguna iPhone Wajib Download iOS 18.1.1
- Rumor Samsung Galaxy S25 Versi Tipis Menyeruak
- Oppo Reno 13 Belum Dirilis, tapi Sudah Siap Masuk Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- Robot Manusia Ikut Lari "Half Marathon", Finish dengan Sekali Isi Baterai
- Tanda iPhone 16 Dijual Resmi di Indonesia Menguat, Ini Janji Apple
- Asus Perkenalkan Monitor Gaming dengan Refresh Rate 500 Hz
- EOS R7 dan EOS R10 Meluncur, Kamera Mirrorless Canon Rasa DSLR Klasik
- Daftar Harga dan Cara Langganan Netflix untuk Nonton Stranger Things Season 4
- Hasil Drawing Turnamen MSC Mobile Legends 2022 dan Jadwal Mainnya
- Tanda-tanda Vivo X80 dan X80 Pro Segera Masuk Indonesia