Ramai Aplikasi Azan Curi Data Pengguna, Google Blokir 2 Aplikasi Ini

- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah melakukan proses investigasi terkait 11 aplikasi smartphone yang diduga mencuri data pribadi pengguna sejak pekan lalu, termasuk aplikasi azan dan penunjuk kiblat.
Ke-11 aplikasi tersebut, termasuk aplikasi azan, Al Quran, dan penunjuk kiblat, pertama kali dipublikasikan oleh AppCensus, organisasi yang sering mengaudit aplikasi seluler untuk privasi dan keamanan pengguna.
Menurut Kominfo, proses pencurian data pribadi bisa dilancarkan melalui sejumlah fitur-fitur yang ada dalam belasan aplikasi tersebut. Adapun data-data yang berpotensi dicuri meliputi nomor ponsel, alamat e-mail, nomor IMEI, data GPS, dan lainnya.
Juru Bicara Kementerian Kominfo Dedy Permadi mengatakan bahwa per Senin (25/4/2022), Google Indonesia telah memblokir dua dari 11 aplikasi yang diduga mencuri data pribadi pengguna tersebut dari toko aplikasi Google Play Store.
Baca juga: Aplikasi Adzan dan Penunjuk Kiblat di Play Store Diduga Curi Data, Ini Kata Kominfo
"Dua aplikasi yang telah diputus aksesnya oleh Google adalah Simple Weather & Clock Widget
dan Full Quran MP3-50+," tutur Dedy ketika dihubungi KompasTekno, Senin (25/4/2022).
Aplikasi Al Quran MP3 50 recites sendiri sebelumnya masuk dalam daftar 11 aplikasi smartphone yang diduga mencuri data pribadi keluaran AppCensus.
Saat dicek dengan kata kunci "Al Quran MP3 50 recites" di Play Store, aplikasi tidak ditemukan. Saat mencarinya melalui Google Search, aplikasi tersebut masih muncul, namun saat tautan diklik terdapat keterangan "Maaf, URL yang diminta tidak ditemukan di server ini".
Dedy mengatakan bahwa pihaknya saat ini sedang melakukan proses penyelidikan lebih lanjut terhadap sembilan aplikasi lainnya yang aksesnya diputus dari toko aplikasi Play Store dan (atau) App Store.
"Saat ini Kementerian Kominfo sedang berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya dan Google Indonesia untuk memproses hasil investigasi," ujar Dedy.
Baca juga: 5 Aplikasi Adzan yang Ringan, Tak Bikin Android Lemot
"Aplikasi-aplikasi lain masih dalam proses verifikasi hasil evaluasi selama beberapa hari terakhir," imbuh Dedy tanpa menyebutkan secara rinci maksud dari proses verifikasi, begitu juga informasi kapan proses ini akan rampung.
Adapun sembilan aplikasi yang masih dalam tahap proses verifikasi dan evaluasi oleh Kominfo dan Polda Metro Jaya, serta pemilik toko aplikasi Google, adalah sebagai berikut.
1. Speed Camera Radar telah diunduh 10 juta pengguna
2. Al-Moazin Lite (Prayer Times) telah diunduh 10 juta pengguna
3. WiFi Mouse (remote control PC) telah diunduh 10 juta pengguna
4. QR & Barcode Scanner telah diunduh 5 juta pengguna
5. Qibla Compass – Ramadan 2022 telah diunduh 5 juta pengguna
6. Handcent Next SMS-Text w/MMS telah diunduh 1 juta pengguna
7. Smart Kit 360 telah diunduh 1 juta pengguna
8. Al Quran MP3 – 50 Reciters & Translation Audio telah diunduh 1 juta pengguna
9. Audiosdroid Audio Studio DAW telah diunduh 11 juta pengguna.
Diberikan waktu untuk perbaikan aplikasi
Sebelumnya, Dedy mengatakan pihak Kominfo telah menginstruksikan kepada pengembang 11 aplikasi tersebut untuk melakukan perbaikan sistem, dan sekaligus menutup fitur-fitur yang berpotensi dipakai untuk mencuri data pribadi pengguna.
Instruksi Kominfo tersebut sudah disampaikan melalui surat resmi yang dikirim ke masing-masing pengembang alias Penyelenggara Sistem elektronik (PSE) untuk 11 aplikasi tersebut,
Baca juga: Ini 4 Aplikasi Azan dan Penunjuk Arah Klibat yang Diduga Curi Data Pengguna
Adapun tenggat waktu yang diberikan Kominfo adalah selama tiga hari, terhitung sejak Kamis (23/4/2022) dan berakhir pada Sabtu (23/4/2022) lalu.
"Jadi kami memberikan waktu tiga hari sejak kemarin (Kamis) ya, untuk perbaikan sistem di aplikasi-aplikasi tersebut. Jika tidak dilakukan, maka kami akan melakukan penutupan akses terhadap aplikasi-aplikasi tersebut baik di Google Play Store maupun App Store," kata Dedy.
Tenggat waktu yang dipatok Kominfo sendiri sudah lewat dua hari per Senin hari ini, namun belum diketahui secara pasti apa langkah Kominfo selanjutnya terhadap sembilan aplikasi yang masih diinvestigasi tadi. Kita nantikan saja.
Terkini Lainnya
- Meta Resmi Setop Program Cek Fakta di AS, Ini Gantinya
- Isi E-mail Lamaran Kerja dan Contoh-contohnya secara Lengkap
- Honor 400 Lite Meluncur, Mirip iPhone Pro dengan Dynamic Island
- Saham-saham Perusahaan Teknologi dan Game Berjatuhan Jelang Pemberlakuan Tarif Trump
- Fitur Baru WhatsApp: Matikan Mikrofon sebelum Angkat Telepon
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone ke AS untuk Hindari Dampak Tarif Trump
- Cara Bikin Action Figure ChatGPT dari Foto dengan Mudah, Menarik Dicoba
- Spesifikasi dan Harga Poco M7 Pro 5G di Indonesia
- Harga Bitcoin Anjlok gara-gara Tarif Trump
- Gara-gara Satu Twit X, Pasar Saham AS Terguncang dan Picu "Market Swing" Rp 40.000 Triliun
- Kekayaan Apple Turun Rp 10.718 Triliun akibat Tarif Trump
- Samsung Rilis Real Time Visual AI, Fitur AI yang Lebih Interaktif
- Trump Sebut Elon Musk Akan Mundur dari Pemerintahan
- Rumor Terbaru iPhone 17 Pro: Fanboy Siap-siap Kecewa?
- Ketika Grok AI Jadi Cara Baru Lempar Kritik di X/Twitter...
- Apple Kirim 5 Pesawat Penuh iPhone ke AS untuk Hindari Dampak Tarif Trump
- Cara Buat Kartu Ucapan Lebaran 2022 dengan Jumlah Banyak Menggunakan Mail Merge
- Hasil Akhir PMPL ID Spring 2022, ION Esports Juara, Bawa Hadiah Rp 490 Juta
- Anti-Mati Gaya, Berikut 4 Hal Seru yang Bisa Kamu Lakukan Saat Lebaran dengan Smartphone
- Link Pre-order Vivo T1 5G dan Bonus yang Bisa Didapat, Dibuka Mulai Hari Ini
- Vivo T1 5G dan Vivo T1 Pro 5G Resmi Meluncur di Indonesia, Ini Harganya