Saham GoTo Menguat Setelah Resmi Melantai di BEI
- PT GoTo Gojek Tokopedia (GoTo) akhirnya resmi melantai di bursa saham pada hari ini, Senin (11/4/2022). Saham perusahaan tersebut tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode (ticker) "GOTO" dan sudah bisa dibeli investor.
Pantauan KompasTekno di situs IDX.co.id pada pukul 09.55 WIB, tren harga saham GoTo terpantau "hijau" alias naik dari harga awalnya (Rp 338 per lembar saham) setelah resmi diperdagangkan di BEI.
Kenaikan harga terpantau berkisar lebih dari 10 persen, bahkan sempat menyentuh 18 persen ke angka kisaran Rp 380-400 per lembar saham. Harga saham GoTo juga sempat naik ke angka Rp 412 sekitar lima menit setelah diperdagangkan.
Baca juga: GoTo Resmi Melantai di BEI Hari Ini
Namun, harganya saat ini cenderung memiliki tren peningkatan yang cukup stabil di angka Rp 380-400 tanpa turun ke harga awal Rp 338 per lembar saham.
Sebagai informasi, harga saham Bukalapak (BUKA) pada saat pertama kali diperdagangkan meningkat sekitar 24 persen ke angka Rp 1.060 dari harga awal Rp 850 per lembar saham dan nyaris terkena Auto Rejection Atas (ARA).
Harga masih stabil
Terkait ARA, peningkatan harga saham GoTo pun terbilang masih aman.
Berdasarkan Peraturan No. II-A Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas dengan SK Direksi No: KEP-00025/BEI/03-2020, rentang harga saham Rp 200-5.000 akan dikenakan ARA apabila terjadi kenaikan 25 persen dan ARB apabila ada penurunan sebesar 7 persen dalam satu hari.
Baca juga: Usai IPO di BEI, GoTo Pertimbangkan Dual Listing di Bursa AS Akhir 2023
Artinya, harga saham GoTo akan terkena ARA apabila mencapai sekitar Rp 422 per lembar saham atau ARB apabila mencapai sekitar Rp 314 per lembar saham.
Nah, mengacu pada peraturan ini, apabila suatu saham terkena ARA atau ARB, sistem BEI secara otomatis akan menolak perdagangan saham tersebut, baik jual maupun beli.
Namun, perlu dicatat, khusus saham IPO atau saham yang baru tercatat pertama kali di papan bursa, batasan yang berlaku sebesar dua kali dari persentase auto rejection.
Selain itu, saham juga bakal terkena auto rejection apabila ada pembelian saham lebih dari 50.000 lot atau 5 persen dari jumlah efek tercatat, tergantung mana jumlah yang lebih kecil.
Terkini Lainnya
- Daftar Aplikasi Android Terbaik 2024, ShopeePay Nomor 1 di Indonesia
- Instagram Hapus Fitur "Ikuti Hashtag", Ini Alasannya
- 5 Tips Menatap Layar HP yang Aman buat Mata, Penting Diperhatikan
- Aplikasi ChatGPT Kini Hadir untuk Semua Pengguna Windows, Tak Perlu Bayar
- Apa Itu Spam di WhatsApp? Ini Penjelasan dan Ciri-cirinya
- Casio Umumkan Ring Watch, Jam Tangan Cincin Harga Rp 2 Juta
- Cara Menghapus Akun Facebook yang Sudah Tidak Dipakai, Mudah dan Praktis
- HP "Underwater" Realme GT 7 Pro Rilis Global, Ini Spesifikasinya
- Yahoo Mail Kebagian Fitur AI, Bisa Rangkum dan Balas E-mail Langsung
- Perbedaan Chromebook dan Laptop Windows yang Perlu Diketahui
- Oppo Reno 13 Series Meluncur Sebentar Lagi, Ini Tanggal Rilisnya
- Janji Terbaru Apple di Indonesia, Rp 1,5 Triliun untuk Cabut Blokir iPhone 16
- China Pamer Roket yang Bisa Dipakai Ulang, Saingi Roket Elon Musk
- 10 Cara Mengubah Tulisan di WhatsApp Menjadi Unik, Mudah dan Praktis
- Ini Dia, Jadwal Rilis Global dan Daftar HP Xiaomi yang Kebagian HyperOS 2
- GoTo Resmi Melantai di BEI Hari Ini
- Kabar Buruk dari Industri Chipset, Krisis Berlanjut dan Semakin Parah
- Realme 9 4G Meluncur dengan Snapdragon 680 dan Kamera 108 MP
- Migrasi 3G ke 4G dan BTS Baru untuk Kawasan 3T
- Tiket.com Dikabarkan Bakal Merger dengan BliBli