cpu-data.info

3 Alasan Kita Sering Menonton IG Stories Sendiri Berulang-ulang

Ilustrasi Instagram Stories.
Lihat Foto

- Instagram (IG) Stories kini menjadi salah satu media yang digunakan untuk membagikan kegiatan kita di media sosial.

Namun, pernahkah kalian sadari kalau kita sering menonton Instagram Stories sendiri secara berulang-ulang sebelum hilang setelah 24 jam?

Kalau iya, kalian tidak sendirian. Sejumlah konten kreator kerap menceritakan hobinya menonton Instagram Storiesnya secara terus-menerus sebelum hilang.

Kebiasaan ini ternyata punya penjelasan psikologis yang menarik. Beberapa pakar menyebutnya sebagai self-stalking, yaitu kebiasaan "menguntit" diri sendiri di media sosial.

Lantas, kenapa kita melakukan ini? Berikut tiga alasan utama di balik kebiasaan tersebut.

Baca juga: WhatsApp Status Kini Bisa Ditambahi Musik Seperti IG Stories

1. Melihat diri dari sudut pandang orang lain

Psikoterapis Eloise Skinner menjelaskan bahwa salah satu alasan utama kita hobi menonton ulang IG Stories adalah keinginan untuk memahami bagaimana orang lain melihat kita.

Karena kita tidak bisa langsung mengetahui bagaimana orang lain memandang kita, kita akhirnya membayangkan sendiri sudut pandang mereka melalui konten yang kita unggah di media sosial.

“Keinginan untuk memahami bagaimana kita dipersepsikan oleh orang lain sudah menjadi bagian dari naluri manusia selama beberapa generasi,” kata Skinner.

Dengan menonton ulang Stories, kita berusaha memahami diri sendiri dengan cara yang mirip seperti melihat ke cermin—tapi kali ini, cermin itu adalah media sosial.

Baca juga: Cara Cek Stories Lama di Instagram buat Simpan Momen Tertentu

2. Mencari validasi sosial

Ilustrasi Instagram.Freepik Ilustrasi Instagram.
Menurut psikolog Zoe Mallet, kebiasaan ini juga berhubungan dengan kebutuhan manusia untuk mendapatkan penerimaan dan status sosial. Evolusi telah membentuk kita untuk selalu ingin diterima oleh kelompok sosial.

“Itu adalah upaya bawah sadar untuk meningkatkan kedudukan sosial kita, meningkatkan peluang diterima, dan menciptakan citra diri yang positif,” jelas Mallet.

Sebelum ada media sosial, kita melakukan ini dengan cara memilih pakaian yang kita kenakan atau memperhatikan bagaimana berbicara dalam suatu pertemuan.

Kini, media sosial menjadi sarana baru untuk membangun citra diri yang ingin kita tampilkan ke publik.

Namun, penting juga untuk diingat bahwa tidak semua orang menggunakan media sosial dengan cara yang sama. Sebagian menggunakannya untuk menjaga hubungan atau bersosialisasi.

Sementara bagi sebagian lainnya, media sosial memiliki makna yang lebih dalam, misalnya sebagai perpanjangan dari jati diri mereka.

Baca juga: Trik Upload Feed ke IG Stories, Foto Jadi Background biar Lebih Estetik

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat