cpu-data.info

Elon Musk Borong Saham Twitter Senilai Rp 41 Triliun

ARSIP - Chief Executive Officer Tesla dan SpaceX Elon Musk berbicara di SATELLITE Conference and Exhibition 9 Maret 2020, di Washington.
Lihat Foto

- CEO Tesla sekaligus orang terkaya di dunia, Elon Musk, memborong saham perusahaan jejaring sosial Twitter.

Menurut dokumen yang dirilis Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Securities and Exchange Commission/SEC), Elon Musk membeli 73.486.938 saham Twitter pada 14 Maret 2022.

Setelah memborong lebih dari 73 juta lembar saham ini, Musk resmi memiliki 9,2 persen perusahaan Twitter.

Berdasarkan sesi perdagangan Jumat (1/4/2022), harga saham Twitter ditutup pada 39,3 dollar AS (sekitar Rp 565.620) per lembar saham.

Baca juga: Bos Apple Lanjutkan Tradisi Ramadhan di Twitter

Dengan harga saham tersebut, artinya, saham Twitter yang dibeli Elon Musk bernilai mencapai 2,89 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 41,7 triliun.

Dengan kepemilikan 9,2 persen tersebut, Musk kini menjadi pemegang saham "luar" terbesar di Twitter.

Pertanyakan prinsip kebebasan berbicara di Twitter

Setelah memborong lebih dari 73 juta saham, Elon Musk terpantau mempertanyakan prinsip kebebasan berbicara di jejaring sosial yang 9,2 persen sahamnya kini sudah ia miliki.

"Kebebasan berbicara sangat penting untuk demokrasi. Apakah Anda yakin Twitter secara ketat mematuhi prinsip ini?" tulis Musk sambil melakukan jajak pendapat (polling).

Hasilnya, 70,4 persen pengguna Twitter menyatakan "tidak".

Pada hari terpisah, Musk kembali menulis kicauan berbunyi, "mengingat bahwa Twitter berfungsi sebagai town hall publik secara de facto, kegagalan untuk mematuhi prinsip-prinsip kebebasan berbicara secara fundamental merusak demokrasi".

Ia kemudian bertanya, apa yang harus dilakukannya, apakah media sosial baru dibutuhkan sebagai pengganti Twitter.

Twit tersebut diunggah karena agaknya Musk geram karena cuitannya kerap menjadi objek investigasi regulator AS.

Baca juga: Elon Musk Tantang Duel Vladimir Putin, Taruhannya Ukraina

Misalnya pada November 2021 lalu, CEO Tesla ini dipanggil oleh Komisi Sekuritas dan Bursa AS setelah dia melakukan jajak pendapat (polling) kepada pengikutnya di Twitter terkait apakah dia harus menjual 10 persen saham Tesla atau tidak.

Jauh kilas balik ke belakang, pada 2018, Musk juga sempat dipaksa untuk mendapatkan persetujuan pengacara Tesla terlebih dahulu sebelum nge-tweet apapun terkait dengan perusahaan Tesla, termasuk soal keuangan, penjualan, jumlah pengiriman Tesla dan lainnya.

Selama ini, Musk memang aktif dan vokal di Twitter. Pada salah satu twit, Musk juga menegaskan bahwa dirinya adalah sosok yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Selasa (5/4/2022).

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat