Bisnis Telko Bergeser ke Ekonomi Digital
Langkah Telkomsel membentuk satu holding untuk bisnis ekonomi digitalnya, Telkomsel Ekosistem Digital (TED), tidaklah mengejutkan, dan terlihat anak perusahaan PT Telkom itu tidak mau berleha-leha. Mereka tidak mau kehilangan momen, bahkan ketika kompetitornya belum sepenuhnya sadar akan perubahan bisnis yang harusnya segera mereka antisipasi.
Telkomsel sejak jauh hari sudah mulai menyatakan diri sebagai perusahaan telekomunikasi digital, masuk ke peta jalan transformasi digital. Mereka meyakini ekonomi digital akan menjadi sumber pendapatan baru dan sangat besar di kemudian hari, jika digarap sejak awal.
Telkomsel meninggalkan kompetitornya yang masih berkutat dengan cara-cara legacy, menjual jaringan untuk layanan internet, menambah pelanggan, yang makin lama makin tidak lagi signifikan dalam pendapatan. Justru ke depan, bagaimana memanfaatkan jaringan – yang tetap diperluas – untuk peluang lain, ekonomi digital, juga dengan merangkul OTT (over the top).
Kata Ketua Umum Masyarakat Telematika, Mastel, Sarwoto Atmosutarno, secara global operator seluler saat ini sangat khawatir terhadap data yield, yang berhubungan dengan layanan pita lebar bergerak (mobile broadband). Sejak beberapa waktu lalu mereka tidak mampu lagi mengangkat harga dan mendapat untung yang memadai.
Pasar yang sudah jenuh dengan jumlah pelanggan jauh di atas jumlah penduduk dan persaingan antaroperator yang tajam menjadi sebabnya. Operator harus mencari lahan baru untuk pertumbuhan, yang justru ada di OTT, yang tidak punya jaringan tetapi beroperasi di alur seluruh jaringan operator.
“Mereka penguasa platform yang mendapat value, dibanding operator yang pendapatannya hanya berbasis infrastruktur,” ujar mantan Dirut PT Telkomsel itu.
Telkomsel Ekosistem Digital, seperti kata Dirut PT Telkomsel Hendri Mulya Syam (HMS), akan mendorong lebih banyak solusi karya talenta digital lokal, membuka kolaborasi dengan para pelaku bisnis dan perusahaan digital unggul agar kemandirian digital Indonesia semakin matang. “TED diharapkan mampu mengantar Indonesia jadi digital powerhouse di Asia Tenggara,” katanya.
Rp 1.780 triliun
Untuk awalnya, Telkomsel Ekosistem Digital akan fokus sektor industri digital teknologi pendidikan, teknologi kesehatan dan permainan (gaming). Ketiganya berpotensi besar mendorong perekonomian digital nasional dan menjadi bagian dari portofolio bisnis digital yang baru, yang mampu meningkatkan pendapatan perusahaan.
Telkomsel akan memisahkan aplikasi Kuncie, platform yang menyediakan konten video edukasi, dan Fita, aplikasi pendukung gaya hidup sehat. Keduanya akan digabungkan ke TED, memperkuat penetrasi bisnis vertikal di sektor pendidikan (edu-tech) dan kesehatan (health- tech).
Mereka juga akan membentuk usaha patungan dengan perusahaan yang fokus pada penerbitan, untuk meningkatkan kompetensi dan kapabilitas di industri game.
Industri berbasis digital memang makin mendominasi pendapatan operator seluler, yang ujar HMS, pada 2025 diprediksi transaksi ekonomi digital di Indonesia akan mencapai 124 miliar dollar AS, sekitar Rp 1.780 triliun. Menurut studi Google, Temasek dan Bain&Co, sekitar 41,9 persen total transaksi digital di Asia Tenggara berasal dari Indonesia.
Data mereka menyebutkan, nilai ekonomi digital Indonesia pada tahun 2020 yang tumbuh 11 persen dari tahun sebelumnya sudah mencapai 44 miliar dollar AS atau sekitar Rp 635 triliun.
“Ledakan” itu dirasakan oleh Telkomsel yang kontribusi bisnis digitalnya pada pendapatan perusahaan mencapai 77,5 persen, dan yang selama tiga tahun terakhir naik 6 persen. Pendapatan anak perusahaan PT Telkom itu pada triwulan 3 tahun 2021 mencapai Rp 65,14 trilun, sebesar Rp 50,5 trilun di antaranya disumbang bisnis digital.
Selain membentuk TED, menurut Sarwoto, Telkomsel sangat cepat dalam mengantisipasi perkembangan perusahaan di masa depan, mengamankan dan meningkatkan value perusahaan. Mereka mengembangkan bisnis new tech, seperti IoT, Big Data, BlockChain, Robotics, dan turunannya.
Terkini Lainnya
- Sony Aplha 1 II Diumumkan, Kamera Mirrorless dengan AI dan Layar Fleksibel
- Pengguna Threads Instagram Kini Bisa Buat Tab Feed Khusus Sendiri
- Waspada, Ini Bahayanya Menyimpan Password Otomatis di Browser Internet
- Tabel Spesifikasi Oppo Find X8 di Indonesia, Harga Rp 13 Jutaan
- Facebook Messenger Kedatangan Update Besar, Video Call Makin Jernih
- Apakah Aman Main HP Sambil BAB di Toilet? Begini Penjelasannya
- WhatsApp Rilis Fitur Voice Message Transcripts, Ubah Pesan Suara Jadi Teks
- Cara Mencari Akun Facebook yang Lupa E-mail dan Password, Mudah
- ZTE Nubia Z70 Ultra Meluncur, HP Bezel Tipis dengan Tombol Kamera Khusus
- Spesifikasi dan Harga Oppo Find X8 Pro di Indonesia
- Smartphone Vivo Y300 Meluncur, HP dengan "Ring Light" Harga Rp 4 Jutaan
- Oppo Find X8 Pro Punya Dua Kamera "Periskop", Bukan Cuma untuk Fotografi
- Ini Komponen Apple yang Akan Diproduksi di Bandung
- Inikah Bocoran Desain Samsung Galaxy S25 Ultra "Paling Dekat"?
- Jadwal M6 Mobile Legends, Fase Wild Card Hari Kedua
- iOS 15.4 Kedatangan Emoji Baru, Ada Wajah Meleleh dan Simbol Hati dari Tangan
- Vivo V23 5G Sudah Bisa Dibeli di Indonesia, Ini Fitur-fiturnya
- 3 Game Gratis PS Plus Februari 2022, Ada "Planet Coaster Console Edition"
- Sony Gelar Diskon Game PS4 dan PS5 hingga 80 Persen
- Riset IDC: Samsung Vendor Ponsel Nomor Satu Dunia 2021