Penambang Bitcoin Beli Pembangkit Listrik Sendiri untuk Mining

- Bukan rahasia lagi bahwa aktivitas penambangan (mining) mata uang kripto atau cryptocurrency membutuhkan listrik yang tidak sedikit sehingga ikut berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan.
Belakangan, untuk memenuhi kebutuhan listriknya, sebuah holding company penambang Bitcoin bernama Stronghold Digital Mining yang berbasis di Pennsylvania, AS, memutuskan untuk membeli pembangkit listrik sendiri.
Pembangkit listrik bernama Scrubgrass Power Plant itu bertenaga uap (PLTU) yang menggunakan bahan bakar berupa limbah batubara. Scrubgrass dibeli oleh Stronghold pada pertengahan 2021. Nilai pembeliannya tidak dirinci.
Baca juga: Berapa Listrik yang Dihabiskan untuk Menambang 1 Keping Bitcoin?
Scrubgrass Power Plant membakar limbah bekas penambangan batu bara sebanyak 600.000 ton per tahun. Listrik yang dihasilkannya saat ini cukup untuk menghidupkan 1.800 komputer mining yang ditempatkan dalam peti-peti kontainer di sebelah pembangkit listrik.
Tak hanya satu, pada Agustus lalu, Stronghold juga telah membeli pembangkit listrik kedua bernama Panther Creek Power Plant yang berada di satu wilayah dengan yang pertama.
Selain itu, mereka juga berencana untuk membeli pembangkit listrik ketiga yang nama dan lokasinya belum diungkapkan. Dengan ketiga pembangkit listrik ini, Stronghold berencana mengoperasikan sebanyak 57.000 komputer penambang Bitcoin pada akhir 2022.
Konsumsi listrik untuk penambangan Bitcoin sendiri sempat disinggung oleh berbagai pihak. Pasalnya, energi lsitrik yang digunakan akan turut meningkatkan emisi karbon di udara, sebagaimana dirangkum KompasTekno dari Mashable, Selasa (28/9/2021).
Baca juga: Seperti Inilah Borosnya Listrik Penambangan Bitcoin
Berdasarkan data Bitcoin Energy Consumption Index dari Digiconomist per September 2021, pemakaian listrik untuk kegiatan penambangan Bitcoin saat ini diperkirakan mencapai 166,40 Terra Watt per jam (TWh) per tahun.
Pemakaian listrik sebesar itu akan turut menghasilkan emisi karbon (CO2) sebesar 79 metrik ton (Mt), dan 22,93 kiloton (kt) limbah elektronik (e-waste).
Terkini Lainnya
- YouTube Shorts Tambah Fitur Editing Video untuk Saingi TikTok
- Apakah Dark Mode Bisa Menghemat Baterai HP? Begini Penjelasannya
- 3 Cara Upload File ke Google Drive dengan Mudah dan Praktis
- 7 Tips Hemat Penyimpanan Akun Google Gratis Tanpa Langganan
- 2 Cara Melihat Password WiFi di HP dengan Mudah dan Praktis
- 10 Cara Mengatasi WhatsApp Web Tidak Bisa Dibuka dengan Mudah, Jangan Panik
- Trump Beri TikTok 75 Hari Lagi, Cari Jodoh atau Blokir?
- iPad Dulu Dicaci, Kini Mendominasi
- AI Google Tertipu oleh April Mop, Tak Bisa Bedakan Artikel Serius dan Guyonan
- iOS 19 Rilis Juni, Ini 26 iPhone yang Kebagian dan 3 iPhone Tidak Dapat Update
- Intel dan TSMC Sepakat Bikin Perusahaan Chip Gabungan di AS
- 10 Bocoran Fitur iPhone 17 Pro, Modul Kamera Belakang Berubah Drastis?
- Cara Melihat Password WiFi di iPhone dengan Mudah dan Cepat
- Kenapa Tiba-tiba Ada SMS Kode Verifikasi di HP? Begini Penyebabnya
- Ketik Kata Ini di Google dan Fakta Menarik yang Jarang Diketahui Bakal Muncul
- Kesan Pertama Menjajal Xiaomi Pad 5, Tablet Android Mirip iPad Pro
- Ponsel Tipis Xiaomi Civi Resmi Meluncur
- Cara Membuat Link Undangan Google Meet di HP Android dan iPhone
- Dikritik, Pengembangan Aplikasi Instagram untuk Anak Ditangguhkan
- Karier Sundar Pichai hingga Jadi CEO Google