cpu-data.info

Xiaomi Disebut Bisa Sensor Informasi yang Dicari Pengguna Mi 10T

Ilustrasi logo Xiaomi di antara dua ponsel Redmi
Lihat Foto

- Eropa menjadi salah satu pasar Xiaomi untuk memasarkan ponsel flagship buatannya. Namun, eksistensi Xiaomi di Eropa agak sedikit terancam setelah mendapat sorotan dari pemerintah Lithuania.

Menteri Pertahanan Lithuania menyebut bahwa ponsel Xiaomi memiliki kemampuan bawaan untuk menyensor informasi.

Dilaporkan Reuters, pemerintah Lithuania menyontohkan beberapa istilah yang disensor, yakni "Free Tibet", "Long live Taiwan Independence", atau "gerakan demokrasi".

Pusat Keamanan Siber Nasional Kementerian Pertahanan Lithuania mengatakan sebenarnya kemampuan sensor di software salah satu ponsel flagship Xiaomi, yakni Mi 10T 5G telah dimatikan.

Baca juga: Spesifikasi Lengkap serta Harga Xiaomi Mi 10T dan Mi 10T Pro di Indonesia

Akan tetapi kemampuan itu bisa diaktifkan oleh Xiaomi dari jarak jauh kapan pun. Ponsel ini juga dipasarkan di Indonesia pada Desember 2020 lalu.

Lebih detail lagi, dalam laporan disebutkan bahwa beberapa aplikasi pre-instal di Mi 10T 5G termasuk Mi Browser, terkadang menerima daftar keyword pencarian yang diblokir oleh pabrikan ponsel.

Dilaporkan Android Authority, daftar blokir tersebut diduga diberi nama "MiAdBlocklist". Kemampuan itu disebut diterapkan pada beberapa aplikasi, seperti Cleaner, penginstal paket, dan Security.

Dari sini muncul dugaan bahwa daftar blokir lebih berkaitan dengan sistem iklan di Xiaomi daripada sistem komunikasi.

Laporan itu juga menyinggung soal data yang dikumpulkan oleh Mi Browser dan pengiriman SMS terenkripsi dari perangkat pengguna saat melakukan registrasi ke penyimpanan awan Xiaomi. Data terenksipsi itu disebut dikirim Xiaomi ke server yang berlokasi di Singapura.

Menurut badan keamanan siber Lithuania, hal ini berisiko menimbulkan kebocoran data pribadi karena tidak ada cara untuk mengetahui apa yang dikirim dalam data terenrkipsi itu.

Xiaomi menanggapi laporan dari pemeritah Lithuania. Perusahaan asal China itu mengatakan bahwa perangkat Xiaomi tidak melakukan sensor komunikasi baik dari maupun kepada pengguna.

Baca juga: Ponsel Mi 10T Pro Sempat Tak Dapat Sinyal, Ini Penjelasan Xiaomi

"Xiaomi tidak pernah dan tidak akan pernah membatasi atau memblokir perilaku pribadi pengguna smartphone kami, seperti pencarian, panggilan, penelusuran web, atau penggunaan software komunikasi pihak ketiga," jelas perwakilan Xiaomi.

Isi kotak penjualan Mi 10T Pro dan unitnya. Selain unit ponsel, pembeli bakal mendapatkan adapter fast charger 33 watt, adapter 3,5 mm audio jack to USB-C, kabel data USB-C, SIM ejector, buku panduan, kartu garansi, serta jelly softcase yang bisa dipakai untuk melindungi ponsel dari benturan. Di samping itu semua, pengguna juga bakal mendapatkan lembaran berisi kata sambutan dan ucapan selamat datang yang disampaikan langsung oleh Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.

/Bill Clinten Isi kotak penjualan Mi 10T Pro dan unitnya. Selain unit ponsel, pembeli bakal mendapatkan adapter fast charger 33 watt, adapter 3,5 mm audio jack to USB-C, kabel data USB-C, SIM ejector, buku panduan, kartu garansi, serta jelly softcase yang bisa dipakai untuk melindungi ponsel dari benturan. Di samping itu semua, pengguna juga bakal mendapatkan lembaran berisi kata sambutan dan ucapan selamat datang yang disampaikan langsung oleh Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.

"Xiaomi menghormati dan melindungi sepenuhnya hak hukum semua pengguna. Xiaomi mematuhi Peraturan Perlindungan Data Umum (GDPR) Uni Eropa," imbuh perwakilan Xiaomi.

Huawei dan OnePlus

Selain Xiaomi, pemerintah Lithuania juga mengklaim menemukan acanaman keamanan di smartphone buatan China lainnya, yakni Huawei P40 5G dan OnePlus 8T.

Di Huawei P40, badan keamanan siber Lithuania menemukan aplikasi Huawei App Gallery mengarahkan pengguna ke respositori pihak ketiga, ketika aplikasi yang dikehendaki tidak ditemukan.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat