cpu-data.info

Ini Calon Direksi dan Komisaris Perusahaan Gabungan Indosat dan Tri

Ilustrasi merger Indosat Ooredoo-Hutchison Tri Indonesia.
Lihat Foto

- Ooredoo Group dan CK Hutchison Holdings Limited resmi menggabungkan bisnis telekomunikasi mereka di Indonesia, yakni PT Indosat Tbk (Indosat Ooredoo) dan PT Hutchison 3 Indoseia (Tri/H3I).

Penggabungan dua perusahaan itu melahirkan entitas bisnis baru bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (Indosat Ooredoo Hutchison). Susunan direksi dan komisaris untuk Indosat Ooredoo Hutchison pun akan dibentuk.

Vikram Sinha yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur dan Kepala Komisioner Indosat Ooredoo, dinominasikan sebagai CEO Indosat Ooredoo Hutchison.

Sedangkan Nicky Lee yang sebelumnya menjabat sebagai Kepala Keuangan CK Hutchison Holdings, dicalonkan sebagai CFO Indosat Ooredoo Hutchison.

Untuk sementara, Ahmad Al-Neama dari Indosat masih akan menjabat sebagai President Director and CEO Indosat Ooredoo. Begitu pula CEO Tri Indonesia, Cliff Woo, yang masih bertugas hingga proses merger selesai.

Baca juga: Indosat dan Tri Merger, Ini Nama Baru Perusahaan

Jika disetujui, Ahmad Al-Neama dan Cliff Woo nantinya akan duduk di Dewan Komisaris Indosat Ooredoo Hutchison, sebagaimana keterangan resmi yang diterima KompasTekno, Kamis (16/9/2021) malam.

Indosat masih terdaftar di BEI

Setelah merger, entitas gabungan akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia, di mana Pemerintah Indonesia akan memegang 9,6 persen saham, sementara PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memiliki 10,8 persen saham, dan pemegang saham publik lain memiliki sekitar 14,0 persen saham.

CK Hutchison akan mendapatkan 50 persen saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8 saham di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33 persen saham di Ooredoo Asia.

Kemudian, CK Hutchison juga akan mendapatkan tambahan 16,7 persen kepemilikan di Ooredoo Group lewat transaksi senilai 387 juta dollar AS (sekitar Rp 5,5 triliun).

Dari transaksi di atas, para pihak masing-masing akan memiliki 50 persen dari saham Ooredoo Asia yang akan berganti nama menjadi Ooredoo Hutchison Asia. Perusahaan akan memiliki 65,5 persen saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison di Indonesia.

Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Butchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison.

Entitas gabungan Indosat Ooredo dan Tri Indonesia digadang akan menjadi perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Indonesia dengan perkiraan revenue hingga 3 miliar dollar AS atau sekitar Rp 42,7 triliun (kurs Rp 14.200).

Baca juga: Nilai Transaksi Merger Indosat dan Tri Capai Rp 85 Triliun

Dengan merger, perusahaan baru disebut akan memiliki skala, kemampuan keuangan, dan keahlian untuk bersaing dengan lebih efektif.

"Penggabungan aset dan produk dari Indosat Ooredoo dan H3I yang saling melengkapi akan mendorong inovasi dan pengembangan jaringan yang akan memungkinkan perusahaan memberikan layanan digital terbaik dan memperluas tawaran produknya bagi pelanggan di berbagai pelosok Indonesia," kata perwakilan kedua perusahaan.

Masing-masing perusahaan berharap merger ini akan saling melengkapi infrastruktur dan aset keduanya sehingga entitas gabungan akan mendapat keuntungan dari sinergi biaya dan modal belanja (CAPEX).

Indosat Ooredoo Hutchison juga disebut akan mendapat manfaat dari Oredoo Group dan CK Hutchison dalam hal jaringam teknologi, produk, serta layanan.

Selain itu, perusahaan juga dikatakan akan mendapat keuntungan atas operasi multinasional Ooredoo Group dan CK Hutchison yang tersebar di pasar Eropa, Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Pasifik.

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat